Konten Media Partner

Telan Rp 814 M, Jembatan Pandansimo Penghubung Bantul-Kulon Progo Mulai Dibangun

11 Desember 2023 19:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses groundbreaking pembangunan Jembatan Pandansimo penghubung Bantul-Kulon Progo. Foto: Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Proses groundbreaking pembangunan Jembatan Pandansimo penghubung Bantul-Kulon Progo. Foto: Pemda DIY
ADVERTISEMENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, melakukan groundbreaking proyek pembangunan jembatan Pandansimo pada Senin (11/12).
ADVERTISEMENT
Jembatan sepanjang 1.900 meter yang menjadi bagian Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan menghubungkan wilayah Bantul dan Kulon Progo di sisi selatan.
Nantinya, jembatan tersebut akan dibangun dari Kapanewon Srandakan, Bantul di sisi timur dan Kapanewon Galur, Kulon Progo di sisi barat.
Harapannya, Jembatan Pandansimo akan menjadi sarana pendukung mobilitas dan memperkuat konektivitas wilayah selatan DIY, serta memperkuat konektivitas Jawa bagian Selatan, yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur.
Sultan meminta supaya momentum groundbreaking bukan hanya seremoni, tapi juga sebagai starting point terobosan ide-ide kreatif-inovatif, sekaligus menjadi simbol “Binanguning Marga-Pambukaning Praja”. Maknanya, pembangunan Jembatan Pandansimo menjadi jalan pembuka kesejahteraan, bagi masyarakat Bantul, dengan semangat Projotamansari, juga bagi Kulon Progo dengan semangat Binangun-nya.
ADVERTISEMENT
“Saya optimis, hadirnya jembatan Pandansimo, tidak hanya menjadi modal mobilitas transportasi, tetapi juga menjadi konektor pengembangan sektor ekonomi, logistik, dan memacu pertumbuhan multi-sektor lainnya, di wilayah Bantul dan Kulonprogo,” kata Sri Sultan HB X, Senin (11/12).
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, dalam groundbreaking Jembatan Pandansimo. Foto: Pemda DIY
Nantinya, jembatan Pandansimo diharapkan dapat menjadi ikon inovasi dan eksplorasi potensi pariwisata Kawasan Pantai Selatan DIY. Selain itu juga menjadi bagian dari strategi, untuk meretas berbagai tantangan pembangunan, dan merintis jalan baru, dalam menciptakan perubahan dan nilai yang signifikan.
“Saya mengajak seluruh pihak untuk turut mengawal setiap tahapan pembangunan jembatan Pandansimo. Mari turut memastikan setiap tahapan pembangunan, harus dicermati secara seksama. Agar proses pembangunan dapat berjalan lancar, tepat waktu, dan menghasilkan kualitas pekerjaan sesuai standar safety dan quality yang telah ditentukan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga berharap pembangunan Jembatan Pandansimo dapat pula melibatkan tenaga-tenaga produktif di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo.
Sementara itu Kepala BBPJN Jateng-DIY, Rien Marlia dalam laporannya mengatakan proses penyiapan pembangunan Jembatan Pandansimo sudah berlangsung sejak lama. Tahun 2013 hingga 2015, telah dilakukan pembebasan lahan oleh Pemda DIY, serta penyiapan dokumen Amdal. Sementara, review DED dilakukan pada tahun 2022.
Pembangunan jembatan Pandansimo masuk pada paket kegiatan Inpres Jalan Daerah Tahap 1 yang merupakan bagian dari rangkaian jalur Trans Selatan Jawa.
Proses pembangunan Jembatan Pandansimo penghubung Bantul-Kulon Progo. Foto: Pemda DIY
Jembatan Pandansimo akan memiliki panjang 1.900 meter, yang terdiri dari jalan pendekat sepanjang 625 meter, slab on pile sepanjang 690, dan jembatan utama dengan bentang 675 meter.
Nilai kontrak sebesar Rp 814,8 miliar dan dilaksanakan oleh PT Adikarya Persero, PT Sumber Wijaya Sakti. Kerja Sama Operasi selama 408 hari kalender dengan Rencana Final Hand Over (PHO) di tanggal 31 Desember 2024.
ADVERTISEMENT
Lokasi jembatan Pandansimo yang berada pada karakteristik tanah yang berpasir dan muka air tanah dangkal. Lokasi ini dekat dengan sumber gempa sesar opak dengan radius kurang dari 10 km, menyebabkan jembatan Pandansimo memiliki kerentanan terhadap potensi likuifaksi.
“Jembatan Pandansimo akan menggunakan teknologi LRB atau Lead Rubber Bearing pada struktur bawah jembatan yang fungsinya untuk meredam gempa. LRB ini mampu mengembalikan struktur yang ditopangnya pada posisi semula setelah gempa berakhir. Jembatan Pandansimo juga nantinya akan dipercantik dengan pemasangan ornamen yang mengusung kearifan budaya lokal,” kata Rien.
Dengan begitu, Jembatan Pandansimo tidak hanya menjadi penghubung antarwilayah tetapi juga menjadi ikon baru kebanggaan masyarakat pesisir selatan DIY. Selaij itu juga bisa menjadi wadah berkumpulnya masyarakat lintas sosial sehingga terjadi interaksi sosial yang intens.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, dengan tersedianya ruang terbuka hijau dan pedestrian dapat membentuk budaya sehat bagi masyarakat dengan memberikan ruang kegiatan olahraga maupun kegiatan sosial lainnya.