Konten Media Partner

Thailand-Vietnam Diduga Main Sabun, Pakar: Jika di Posisi Itu Mungkin Kita Sama

11 Juli 2022 14:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi pemain Timnas Indonesia U-19 usai gagal Lolos ke Semifinal Piala AFF U-19 2022. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi pemain Timnas Indonesia U-19 usai gagal Lolos ke Semifinal Piala AFF U-19 2022. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Lolosnya Thailand dan Vietnam ke semi final Piala AFF menyisakan kontroversi, pasalnya kedua tim dianggap sudah ‘main sabun’ karena tidak bermain secara fair. Dorongan untuk mengajukan protes ke AFF dari masyarakat Indonesia pun muncul, terutama di media sosial karena menganggap hal tersebut sangat merugikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tapi, jika terbukti bahwa Thailand dan Vietnam melanggar fair play, mungkinkah hasil laga antara kedua tim semalam dibatalkan sebagai bentuk sanksi sekaligus membatalkan lolosnya mereka ke semifinal?
Dosen Permainan Sepak Bola dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Komarudin, menjelaskan bahwa fair play merupakan sebuah etika, norma, atau nilai luhur yang mestinya dipertontonkan dalam pertandingan olahraga apapun termasuk sepak bola. Namun, tim yang tidak menjunjung fair play, menurut dia tidak bisa serta merta bisa dibatalkan kemenangannya atau dikenai sanksi.
“Analoginya jika ada pemain cedera terus permainan tetap diteruskan oleh tim lawan terus terjadi gol, maka gol itu tetap sah meskipun pemain atau tim tersebut sudah bertindak tidak fair,” kata Komarudin kepada Pandangan Jogja @Kumparan, Senin (11/7).
Dosen Permainan Sepakbola FIK UNY, Komarudin. Foto: PSS Sleman
Indikasi ‘main sabun’ dalam pertandingan antara Thailand dan Vietnam semalam menurut dia juga baru berupa asumsi dari masyarakat Indonesia sebagai pendukung Timnas. Hal itu membuat pembuktian parameter ‘main sabun’ tersebut menjadi agak sulit untuk dibuktikan.
ADVERTISEMENT
“Bisa jadi kita akan melakukan hal yang sama jika menemukan situasi seperti semalam, kita menganggap itu strategi tapi lawan kita yang tidak lolos akan menganggap itu ‘main sabun’,” ujarnya.
Sebelumnya, Thailand dan Vietnam berhasil lolos ke semifinal Piala AFF setelah berhasil meraih hasil imbang 1-1. Karena aturan head to head, kedua tim memang cukup meraih hasil imbang selain 0-0 untuk bisa lolos ke semifinal.
Namun, kedua tim dinilai bermain tidak fair dan diduga ‘main sabun’ karena setelah mencapai hasil imbang 1-1, keduanya hanya bermain-main di daerah pertahanannya sendiri, sedangkan tim lawan seperti tak ada keinginan untuk merebut bola. Hal itu membuat Timnas Indonesia gagal melaju ke semifinal, meski menjadi pemuncak klasemen di grup besar dengan jumlah gol terbanyak.
Shin Tae-yong dan Mochamad Iriawan dalam konferensi pers usai pertandingan Timnas U-19 vs Myanmar di Piala AFF U-19, Sabtu (10/7). Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
Banyak kalangan kecewa dengan aturan AFF tersebut dan cara Thailand dan Vietnam bermain, mulai dari suporter, PSSI, sampai pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY). STY menilai, kedua tim tidak menjunjung tinggi fair play dalam laga pamungkas semalam.
ADVERTISEMENT
“Kami tidak lolos dan ini tak masuk akal. Harusnya pesaing kami main fair play, tapi nyatanya tidak seperti itu,” kata STY pasca-laga semalam seperti dikutip dari Kumparan, Senin (11/7).
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule juga telah menyampaikan niatnya untuk mengajukan protes kepada AFF karena merasa dirugikan dengan permainan Thailand dan Vietnam yang dianggap tidak fair.
“Kami akan memutar kembali video pertandingan dan menganalisisnya dengan beberapa pihak termasuk direktur teknik sebelum memastikan apakah kami akan mengajukan protes,” kata Iwan Bule.