Tiap Hari Ratusan Pembeli Kopi Klotok Tak Bayar, Manajer: Niatnya Latihan Jujur

Konten Media Partner
1 Agustus 2023 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
57
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Tapi sepertinya masih banyak yang kurang jujur,” kata Manajer Warung Kopi Klotok, Prita Damayanti.
Pengunjung Warung Kopi Klotok Jogja. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Warung Kopi Klotok di Jalan Kaliurang Km 16 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ramai diperbincangkan di media sosial Twitter pada Senin (31/7). Pasalnya, tiap hari ada ratusan pembeli di Warung Kopi Klotok tidak membayar makanan dan minumannya.
ADVERTISEMENT
Hal itu ramai setelah diunggah oleh akun Twitter @jogmfs, yang menampilkan daftar ratusan makanan di Warung Kopi Klotok yang tidak dibayar oleh pembeli.
Banyaknya pembeli yang tidak membayar juga diamini oleh Manajer Warung Kopi Klotok, Prita Damayanti. Saat ditemui di Warung Kopi Klotok, Prita mengatakan bahwa hal itu telah terjadi sejak lama dan diketahui oleh manajemen Warung Kopi Klotok.
“Memang situasinya seperti itu. Misalnya kalau saya pesan tempe itu sampai 1.500, kadang-kadang yang masuk ke kasir cuma 800, 500 seperti itu,” kata Prita Damayanti, Selasa (1/8).
Manajer Warung Kopi Klotok, Prita Damayanti. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Artinya, dalam sehari ada sekitar 700 sampai 1.000 tempe goreng yang tidak dibayar oleh pembeli. Hal sama juga terjadi pada telur krispi, setiap hari jumlah telur dadar krispi yang tidak dibayar bisa mencapai 500 lebih.
ADVERTISEMENT
Padahal, harga satu tempe goreng di Warung Kopi Klotok mencapai Rp 2.500, dan telur dadar krispi Rp 7.500. Itu belum dihitung berapa nasi, kopi, atau makanan dan minuman lain yang juga banyak tak dibayar oleh pembeli.
Meski begitu, manajemen Warung Kopi Klotok tak terlalu ambil pusing masalah tersebut. Mereka menurutnya juga tak pernah menghitung berapa kerugian yang dialami akibat banyaknya pembeli yang tidak jujur. Bahkan, mereka juga tidak melakukan pendataan omzet secara detail.
“Yang penting kami masih bisa menggaji dan memberi bonus 87 karyawan,” ujarnya.
Papan nama Warung Kopi Klotok Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Banyaknya pembeli yang tidak jujur menurut Prita karena metode pembayaran di Warung Kopi Klotok yang makan dulu baru bayar. Jadi, pembeli melakukan pembayaran di kasir setelah selesai makan.
ADVERTISEMENT
Metode ini menurutnya dimaksudkan untuk melatih kejujuran serta menumbuhkan kepercayaan baik kepada pembeli maupun antar karyawan di Warung Kopi Klotok.
“Tapi sepertinya masih banyak yang kurang jujur,” ujarnya sembari tertawa.
Potensi masalah ini bukan tanpa disadari oleh manajemen warung. Sejak awal, manajemen menurutnya juga sudah memperhitungkan masalah tersebut. Manajemen juga mencoba berbagai metoda cara bayar.
“Kita tidak memaksa orang untuk langsung bayar. Tapi menumbuhkan rasa malu sendiri kalau tidak bayar. Karena membiarkan orang berbuat salah kan salah juga,” ujarnya.