UMKM di Mulyodadi, Bantul, Praktik Editing Foto Produk di Pelatihan E-Business

Konten Media Partner
23 April 2024 9:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku UMKM di Mulyodadi, Bantul sedang praktik foto produk dengan pemanfaatan cahaya. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku UMKM di Mulyodadi, Bantul sedang praktik foto produk dengan pemanfaatan cahaya. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekitar 30-an pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalurahan Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, mengikuti program Pelatihan E-Business yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (22/4).
ADVERTISEMENT
Pelatihan yang diadakan di Kantor Kalurahan Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul, menurut penyelenggara bertujuan untuk menaikkan kelas UMKM, yang secara keseluruhan memaparkan tema digital marketing kepada para pelaku UMKM. Pembicara yang hadir adalah Tenaga Ahli Fraksi DPRD DIY, Oni Wantara. Kemudian, Pendiri Alterasi Indonesia, Sunaji Zamroni. Terakhir, Owner Studio Sajiwa Mitra, Wisnu Nugroho.
Suasana Pelatihan E-Business di Kantor Kalurahan Mulyodadi, Bantul. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Salah satu materi yang diuraikan saat pelatihan digital marketing itu adalah soal editing foto produk, yang disampaikan oleh Wisnu Nugroho. Dia mengajarkan pelaku UMKM cara mengemas foto produk mereka agar menjadi lebih menarik saat ada di marketplace internet dan media sosial sehingga menarik minat konsumen.
Topik editing foto yang dijelaskan oleh Wisnu adalah soal exposure atau pencahayaan foto, dan juga soal remove background atau penghapusan latar belakang. Baginya, dua hal itu penting untuk promosi produk UMKM.
Owner Studio Sajiwa Mitra, Wisnu Nugroho saat menyampaikan materi editing foto. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
“Sebagian besar masyarakat kan punya smartphone sehingga bisa dimanfaatkan untuk bikin konten. Nah, exposure itu adalah bagian dalam membuat konten foto. Sedangkan remove background itu bisa dimanfaatkan untuk membuat katalog produk yang selaras,” kata Wisnu, Senin (22/4).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya teori, Wisnu kemudian mengajak para pelaku UMKM untuk praktik fotografi secara bergantian. Mulai dari pengambilan gambar produk, sampai dengan editing background foto. Para UMKM tampak antusias saat melakukan praktik.
Wisnu Nugroho sedang melatih pelaku UMKM Mulyodadi, Bantul, untuk editing foto lewat smartphone. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Terkait program ini, Pranata Humas Muda Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo DIY, Wiwik Lestariningrum, menyampaikan harapannya atas praktik yang telah dilaksanakan oleh para pelaku UMKM di Kalurahan Mulyodadi, Bantul. Ia berharap agar kemudian produk UMKM mereka mampu menembus pasar yang lebih luas lagi.
“Harapan kami ke depannya, UMKM di Kalurahan Mulyodadi ini bisa semakin sejahtera, meningkat usahanya, pendapatannya berkembang, ekonomi semakin maju, khususnya pemasaran secara online-nya lebih bagus lagi sampai ke luar wilayah DIY,” kata Wiwik.
Pranata Muda Humas Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo DIY, Wiwik Lestariningrum. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Salah satu pelaku UMKM di Kalurahan Mulyodadi yang hadir di acara ini adalah Doni, pemilik bisnis Warung Kopi Mimik. Ia menyampaikan kalau acara ini memberikannya wawasan terkait pengembangan bisnis secara digital.
ADVERTISEMENT
"Dari narasumber tadi, bisa mengembangkan potensi UMKM untuk mengembangkan potensi usahanya. Semoga nantinya bisa diterapkan dalam berbisnis, cara mendapatkan, mengolah, dan pemasaran. Bisa promosi," ungkap Doni.

BUMKal DIY Harus Memerankan Wajah Ekonomi dan Sosial Sekaligus

Peneliti Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) sekaligus Pendiri Alterasi Indonesia, Sunaji Zamroni saat menyampaikan materi. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Adapun Peneliti Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) sekaligus Pendiri Alterasi Indonesia, Sunaji Zamroni, dalam paparannya mengatakan Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) seharusnya memainkan dua peran dalam menyejahterakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di DIY. Dua peran itu adalah wajah ekonomi dan wajah sosial.
Menurut Sunaji, BUMKal saat ini masih fokus di wajah ekonomi, di mana mereka baru ada pada titik menyediakan fasilitas untuk para UMKM. Sunaji menyatakan bahwa seharusnya BUMKal juga terlibat dalam penyajian data sosial, seperti survei pasar sampai pengendalian komoditas.
ADVERTISEMENT
“BUMKal harusnya tidak hanya jadi penyedia fasilitas saja, namun juga mendorong aktivitas seperti survei pasar, analisis data, analisis produk, memperpendek rantai pasok, komoditas, dan seterusnya,” jelas Sunaji, Senin (22/4).
Antusias pelaku UMKM saat mengantre untuk praktik foto dan editing gambar produk. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Baginya, masyarakat sudah berkembang terkait produksi. Namun, tantangan utama UMKM saat ini adalah sinergi mereka dengan BUMKal terkait tata kelola niaga. Bagi Sunaji, masyarakat bukan hanya memerlukan fasilitas, sarana, atau moda, melainkan juga data soal tren konsumen yang dapat membantu mereka menguraikan masalah.
“Tempo hari di Bantul ada gagal panen. Siapa yang mau bertanggung jawab? Kalau misalnya BUMKal main di sektor pertanian, kemudian bisa menyediakan bibit yang berkualitas, bekerja sama dengan Dinas Pertanian, mengadakan pelatihan, maka masalah-masalah itu bisa terurai,” jelas Sunaji.
ADVERTISEMENT
“Jadi bagaimana BUMKal itu bisa memerankan wajah ekonomi dan sosial? Mereka sebagai unit bisnis bisa memperoleh keuntungan, itu adalah wajah ekonomi, tapi wajah sosial adalah bagaimana persoalan-persoalan sosial yang ada di desa bisa terurai,” sambungnya.