Upaya Hidupkan Kembali Folklor di Jogja, TBY akan Arsipkan dalam Bentuk Cerpen

Konten Media Partner
1 Juli 2024 16:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dari kiri ke kanan: Host Podcast TBY, Alya Mirza; Juri Sayembara Tutur Tumurun, Joni Ariadinata; dan Kurator Sayembara Tutur Tumurun, Latief S. Nugraha. Foto: Dok. Taman Budaya Yogyakarta
zoom-in-whitePerbesar
Dari kiri ke kanan: Host Podcast TBY, Alya Mirza; Juri Sayembara Tutur Tumurun, Joni Ariadinata; dan Kurator Sayembara Tutur Tumurun, Latief S. Nugraha. Foto: Dok. Taman Budaya Yogyakarta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taman Budaya Yogyakarta (TBY) tengah berupaya hidupkan kembali folklor di Jogja dengan cara pengarsipan warisan cerita rakyat dalam bentuk cerita pendek (cerpen) sebagai proses sosialisasi kreatif tentang kebudayaan dan adat istiadat Jogja.
ADVERTISEMENT
Pihak TBY mencoba merealisasikan upaya itu dengan mengadakan Sayembara Cerpen Tutur Tumurun. Perihal sayembara yang digelar mulai 20 Mei hingga 19 Juni ini, Kurator Sayembara Cerpen Tutur Tumurun, Latief S. Nugraha menjelaskan bahwa cerita-cerita di Jogja yang sudah tertutupi oleh perubahan zaman perlu ditumbuhkan kembali.
“Folklor yang harapannya diolah bukanlah narasi-narasi besar yang sudah terkenal. Tetapi, cerita kecil yang sudah tersisih, tertindih, atau sengaja ditindih oleh peradaban zaman yang baru,” papar Latief saat dihubungi Pandangan Jogja, Senin (1/7).
Sastrawan dan akademisi, Ramayda Akmal, saat acara Bincang Cipta Cerpen sebagai rangkaian acara menuju Sayembara Cerpen Tutur Tumurun. Foto: Dok. Taman Budaya Yogyakarta
Adapun bentuk cerpen dipilih agar proses sosialisasi folklor bisa menjadi lebih kreatif dan dapat diminati masyarakat secara meluas. Jadi, masyarakat tidak hanya melihat folklor dalam satu perspektif, namun ada pengolahan dari sudut pandang yang berbeda oleh para peserta yang merupakan masyarakat Jogja.
ADVERTISEMENT
“Bukan menulis ulang folklor, tetapi mengambil masalah dari suatu folklor yang tersebar di DIY untuk dijadikan cerpen. Suatu upaya untuk membumikan wawasan generasi muda yang melangit terbang di antara fantasi negeri asing dan dunia maya, supaya bisa saling silang pengetahuan tentang kekayaan budaya tiap-tiap kawasan di DIY,” jelas Latief.
Para peserta dalam acara Bincang Cipta Cerpen yang merupakan rangkaian acara menuju Sayembara Cerpen Tutur Tumurun. Foto: Dok. Taman Budaya Yogyakarta
Sayembara ini diikuti oleh 70 peserta yang berdomisili di DIY. Saat ini, proses penjurian sedang berlangsung dan dinilai oleh para sastrawan, yaitu Joni Ariadinata, Satmoko Budi Santoso, dan Naomi Srikandi. Nantinya, akan ada 20 karya cerpen yang dibukukan, terdiri dari 5 karya pemenang serta 15 cerpen terpilih.
Pada 8 Juli mendatang akan ditentukan 10 nominasi untuk menentukan 5 karya pemenang. Kemudian, 10 nominasi itu akan dipresentasikan pada tanggal 15 atau 16 Juli. Pengumuman pemenang dan peluncuran buku akan digelar acara Pesta Cerita pada 20 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT