Tantangan Pendidikan TK di Masa Pandemi

Pandu Widarwoko
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
10 November 2021 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandu Widarwoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Murid (Kiri), Guru (Kanan) sedang menggunakan alat peraga. Foto: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Murid (Kiri), Guru (Kanan) sedang menggunakan alat peraga. Foto: Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia pendidikan Indonesia harus mengalami kenyataan yang harus tetap dilaksanakan selama pandemi Covid-19 yang tidak menentu. Aktivitas pembelajaran harus dilakukan dalam jaringan (DARING) mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, bahkan Perguruan Tinggi sekalipun.
ADVERTISEMENT
Dampak dari Covid-19 ini membuat seluruh siswa di Indonesia diharuskan belajar di rumah masing-masing. Para tenaga kependidikan harus mencari alternatif yang sesuai agar kegiatan pembelajaran tetap efektif, terutama proses pebelajaran terhadap anak-anak TK.
Saya berbincang dengan salah seorang guru TK di Piyungan Bantul terkait yang dirasakan selama sistem pembelajaran Daring, seperti hal kendala teknis dan non teknis hingga kini sudah diperbolehkan melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Situasi saat itu baik pendidik dan peserta didik menjadi pihak yang terdampak. Martini (51) guru TK di Piyungan Bantul bercerita, kendala yang dihadapi seperti gagap teknologi, pembentukan karakter, hingga kesibukan orang tua yang harus bekerja menjadi hal yang sangat memprihatinkan. Sekolah ini berdiri di antara Pegunungan sebelah Timur Kabupaten Bantul dan mayoritas Penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani dan jauh dari kata modern.
ADVERTISEMENT
"Kemarin beberapa Wali Murid mengatakan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan HP untuk mengirim tugas yang diberikan, ada juga yang sampai lambat mengirim karena kebanyakan orang tua murid sebagai buruh pabrik dan petani," ungkapnya.
Perihal pembentukan karakter dan keterampilan, kata Martini, "Selama pembelajaran daring orang tua harus mendampingi anak-anak untuk mengerjakan tugas, selain itu hasil keterampilan dari murid seperti tidak murni lagi karena adanya campur tangan orang tua," ucap dia.
Dengan diizinkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas, perlahan pendidikan Indonesia semakin membaik dan efektif. Banyak guru, murid dan orang tua merasa sumringah dengan kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
"Tentunya sangat mendukung sekali dengan adanya PTM ini, karena anak-anak memiliki semangat belajar dan pembelajaran lebih efektif untuk menumbuhkan karakter, dan mengurangi beban Wali Murid, ya besar harapan pendidikan kembali terlaksana melalui pembelajaran tatap muka penuh meskipun tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat," tutup dia.
ADVERTISEMENT
Mungkin dengan adanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sangat berpengaruh, karena pembimbingan kepada siswa akan jadi lebih mudah dan lebih terarah.