Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
3 Tips Jitu Investasi untuk Pemula
24 Maret 2019 20:53 WIB
Tulisan dari Pangky Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sahabat, apa yang ada di benak kalian ketika berbicara tentang investasi dan literasi keuangan? Mungkin ada di antara kalian yang sudah paham atau familier dengan kata-kata tersebut.
ADVERTISEMENT
Ya, investasi dan literasi keuangan sangat erat kaitannya dengan bagaimana kita melakukan pola manajemen keuangan dari pendapatan yang kita miliki. Jika kita sering mendengar peribahasa “Hemat pangkal sejahtera”, mungkin di era sekarang masih relevan ya. Dan kabar baiknya, pola manajemen keuangan ini tidak identik dengan pernyataan skeptis “Ah itu kan buat mereka saja yang berduit banyak.”
“No, no, tidak seperti itu Fergusso”. Investasi dapat kamu lakukan sejak dini, apalagi di era kecanggihan teknologi informasi saat ini. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia (OJK RI) telah memulai kampanye #Ayosikapiuangmu sejak tahun 2015. Kampanye ini dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat perihal manajemen keuangan, mindset investasi untuk masa depan atau cita-cita yang ingin kamu capai, manajemen risiko investasi, dan pilihan ragam investasi yang kredibel untuk kita masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan kali ini, penulis akan mencoba berbagi informasi dan tips buat kalian yang ingin memulai investasi. Berikut tips-tips jitu untuk investasi bagi pemula menurut penulis, mudah-mudahan berkenan ya.
1. Pola pikir “Investasi adalah pola menabung untuk masa depan yang lebih baik” dan manfaatkan kecanggihan teknologi terkini.
Investasi menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh banyak orang sejak dahulu untuk mewujudkan kebebasan finansial. Apa sih maksudnya? Sobat, investasi dapat diibaratkan seperti proses insan untuk bertumbuh dan dewasa. Diperlukan kesabaran, kegigihan, serta disiplin untuk membuatnya menjadi kuat dan besar.
ADVERTISEMENT
Investasi adalah salah satu jalan seseorang untuk menambah modalitas yang dimiliki. Sayangnya, masih banyak yang beranggapan bahwa investasi harus dimulai dengan modal yang besar, lengkap dengan segala keribetan prosesnya. Pemikiran seperti ini tanpa disadari ternyata telah menghantui kita hingga akhirnya takut untuk memulainya.
Thanks berat buat kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi saat ini, terutama di sektor financial technology di mana semua dapat kamu mulai dan kelola langsung dari gadgetmu. Instrumen investasi kekinian bisa kamu mulai hanya dengan Rp 100 ribu lho. Yang penting bukan besar kecilnya investasi, tetapi pola keberlanjutan atau kontinuitas dalam mengelola pola keuangan kita setiap hari atau setiap bulannya.
Ada banyak instrumen program pengelola investasi untuk pemula yang dapat kamu unduh di gadgetmu. Kamu dapat mengunduh beberapa program dari manajemen investasi yang layak dan kredibel, yang juga telah diawasi oleh OJK RI, seperti contohnya Bareksa (untuk pilihan instrumen investasi reksadana) atau Indopremier (IPOT) untuk pilihan instrument saham. Di sini kamu akan dituntun untuk melakukan pendaftaran secara online, hingga tahapan pembuatan Single Investor Identification (SID) sebagai identitas unik bagi setiap investor di Indonesia.
ADVERTISEMENT
2. Kenali tipologi profil investasi, pilihan instrumen investasi dan risiko.
Nah tips berikutnya yang pastinya penting buat investor pemula adalah mengenali diri sendiri tentang tipologi kita sebagai seorang investor, terutama kaitannya dengan jangka waktu investasi, instrumen investasi yang kita pilih, peruntukkan investasi, serta manajemen risiko atas investasi kita. Sebagai investor, profil risiko dan profil instrumen investasi adalah hal yang wajib diketahui sebelum melakukan investasi. Profil risiko ini akan menentukan pilihan instrumen atau produk investasi yang akan kita pilih.
ADVERTISEMENT
Pada prinsip investasi menurut Warren Buffet, tingkat risiko yang berani diambil akan berbanding lurus dengan potensi returns atau keuntungan yang akan kita dapatkan. Hal ini juga berbanding lurus dengan jangka waktu investasi yang akan dilakukan oleh seorang investor. Semakin besar return yang kita inginkan dalam jangka waktu yang singkat, maka tingkat risiko yang tergambar pun akan semakin tinggi (high risk high returns).
Secara umum ada tiga kelompok tipe investor, yakni:
a. Tipe Konservatif (risk averse): yakni tipologi profil investor yang memilih profil risiko rendah dan menyukai instrumen investasi yang aman dalam jangka waktu yang panjang.
b. Tipe Moderate (sedang): yakni untuk investor yang siap menerima fluktuasi jangka pendek dengan potensi keuntungan yang diharapkan dapat lebih tinggi dari inflasi dan deposito dalam jangka panjang atau menengah.
ADVERTISEMENT
c. Tipe agresif (risk taker): yakni untuk tipologi investor yang siap untuk berinvestasi dalam rentang waktu yang pendek dalam pilihan instrumen investasi yang berisiko tinggi.
Penulis sendiri dalam berinvestasi sekarang ini, memilih instrumen investasi dengan tingkat risiko yang jauh berkurang jika dibandingkan dua tahun yang lalu. Jika sebelumnya penulis cenderung agresif dalam memilih instrumen investasi jangka pendek, namun setelah berkeluarga profil instrumen investasi yang penulis pilih adalah profil instrumen investasi dengan profil fundamen yang kuat dalam jangka panjang serta yang penting membuat penulis tetap tidur nyenyak. (heuheu)
Oiya sobat, hati-hati ya dengan tawaran menggiurkan yang biasanya lekat dengan investasi “bodong” dengan berbasiskan money game atau skema Ponzi. Ciri-ciri tawaran investasi bodong biasanya adalah menjanjikan keuntungan yang signifikan (biasanya sekitar 40-60 persen) dalam waktu yang singkat, jika dibandingkan dengan dana investasi yang diminta.
ADVERTISEMENT
Pola investasi dengan skema money game atau skema Ponzi ini mengandalkan setoran dari investor baru untuk membayar para pendahulunya, dan biasanya tidak ada informasi yang jelas tentang lokasi kantor maupun informasi produk yang ditawarkan.
Wajib hukumnya bagi kita para investor pemula untuk selalu check and recheck apakah sebuah perusahaan investasi telah terdaftar di OJK, meminta informasi fundamental tertulis sebuah perusahaan terkait kinerja investasi dan operasionalnya, serta informasi terkait rencana kinerja perusahaan ke depan. Apabila tidak ada informasi yang jelas, plus ditambah dengan gencarnya rayuan keuntungan yang besar dalam waktu singkat, sebaiknya hindari yah. Alih-alih untung, malah nanti jadinya buntung atau merugi lho.
3. Mulai dengan menabung instrumen reksadana
Nah tips ini adalah hal yang penulis lakukan pada saat memulai pola investasi. Kamu dapat memupuk investasi rutin dan berkalamu dengan mencoba pilihan investasi reksadana. Berinvestasi di reksadana ini dapat kamu lakukan dengan menyisihkan secara tetap dan kontinu penghasilanmu setiap bulan. Misalnya penulis menyisihkan nominal sejumlah Rp 500 ribu setiap bulannya untuk jenis investasi ini.
ADVERTISEMENT
Pilihan instrumen reksadana ini adalah dengan memilih ragam portofolio manajer investasi dengan mempertimbangkan rekam kinerja dan data fundamental perusahaan manajemen investasi. Ada empat jenis reksadana secara umum, yakni reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Sekali lagi thanks to kemajuan teknologi terkini, kamu dapat memilih dan melihat langsung rekam jejak, data fundamental, serta trend pergerakan harga unit link reksadana yang kamu pilih dan tabung secara rutin.
Nah, menurut Richard “Chadsky” (31), sahabat penulis yang juga merupakan salah seorang pegiat handal di dunia investasi, pilihan atas reksadana juga mengandung risiko yang mesti diketahui oleh investor pemula. Untuk itu, yang perlu dipastikan adalah mengenali profil kita sebagai investor terkait manajemen risiko yang ada di setiap instrumen investasi dengan mengacu pada tujuan dari mengapa kita berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, apabila fungsi reksadana adalah untuk menggantikan deposito dengan suku bunga return yang lebih besar dari deposito, serta dapat dicairkan setiap saat, Chadsky menyarankan agar investor pemula dapat memilih kombinasi reksadana pendapatan tetap (lingkaran merah) dan reksadana pasar uang (lingkaran biru) dengan pembagian 70:30 dari jumlah alokasi investasi yang kita tetapkan secara rutin.
Sedangkan apabila kita ingin melakukan combo untuk reksadana investasi jangka panjang guna tabungan pendidikan anak misalnya, kita dapat melakukan kombinasi reksadana campuran (highlight kuning) dan reksadana pendapatan tetap (lingkaran merah) dengan pembagian 70:30 dari jumlah alokasi investasi rutin kita.
ADVERTISEMENT
Saat uang jajan atau gaji masuk ke rekening, usahakan agar kita membuat rencana keuangan sesuai skala prioritas. Untuk penghitungannya, rumus 40-30-20-10 dalam rencana keuangan. 40 persen adalah anggaran untuk keperluan sehari-hari, 30 persen untuk kebutuhan utang, 20 persen untuk investasi dan tabungan, serta 10 persen untuk keperluan sosial.
Tabungan, investasi, asuransi kesehatan, dan jaminan pensiun merupakan empat hal wajib yang harus masuk ke dalam rencana keuangan jangka panjang kita. Harga barang dan kebutuhan yang semakin meningkat membuat empat hal tersebut menjadi penting untuk kalian miliki sejak dini. Tentunya asik banget ya kalau kita bisa bergaul dan hangout serta merasa aman memiliki masa depan yang terjamin?
Saat sahabat sudah mulai investasi, poin pentingnya adalah sabar, karena ibarat tanaman investasi juga memerlukan proses. Sejatinya, investasi ini niscaya akan menjamin kebebasan finansial kita di masa depan.
ADVERTISEMENT
So, yuk mari sikapi uangmu secara bijak dengan berinvestasi mulai dari sekarang! Salam sehat selalu.
Live Update