Konten dari Pengguna

Newcastle Upon Tyne: Seulas Cerita di Kota Asa Utara Inggris

Pangky Saputra
A devoted father, esport and coffee holic.. "Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil", Aku Cinta Indonesia
24 Februari 2019 23:37 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pangky Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Caption: Millenium Bridge of Newcastle upon Tyne (Christopher Teasdale 2017)
zoom-in-whitePerbesar
Caption: Millenium Bridge of Newcastle upon Tyne (Christopher Teasdale 2017)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sahabat, masih ingat dengan film “Goal: the Dream Begins” yang rilis di tahun 2005? Ya, film tersebut merupakan salah satu film sepak bola yang berkisah tentang perjalanan hidup sang protagonis, Santiago Munez (Kuno Becker), seorang anak Meksiko yang bermigrasi ke Amerika Serikat. Ia dan keluarganya lalu hidup dengan status sebagai imigran di perkampungan kecil di Los Angeles. Sejak masa kanak-kanak, Santiago memiliki kecintaan yang besar kepada sepak bola, dan terus memimpikan untuk menjadi pesepak bola sukses. Keterbatasan hidup di tengah keluarga yang sederhana, tidak serta-merta membuatnya menyerah dan mengubur mimpinya. Hingga pada suatu kesempatan, roda kehidupan tersenyum lebar kepada Santiago, yang membawanya bertemu dengan Glen Foy (Stephen Dillane), seorang mantan pemain sepak bola Inggris, yang terpikat dengan bakat pemuda ini dan mengajaknya bergabung dengan salah satu klub sepak bola Inggris, Newcastle United, yang bermarkas di kota Newcastle upon Tyne, Inggris. Singkat cerita, di film tersebut digambarkan proses jatuh bangun sang protagonist untuk menembus tim utama Newcastle United, lengkap dengan penampilan deretan pemain sepak bola professional Liga Inggris yang menjadi cameo dalam film tersebut (sebut saja legenda Newcastle United Alan Shearer, Jermain Jenas, dan legenda Manchester United David Beckham), serta tentu saja gambaran indah dari sudut-sudut kota Newcastle upon Tyne, seperti dalam trailernya berikut ini:
ADVERTISEMENT
https://youtu.be/JC5oaVR9QYA?t=4
Sahabat tercinta, perjalanan waktu membawa penulis berkesempatan untuk melanjutkan studi sekaligus merasakan atmosfer kota Newcastle, seperti yang digambarkan dalam film “Goal” tersebut. Newcastle upon Tyne (dibaca: “Nyukazel” oleh dialek penduduk local) adalah sebuah kota yang berada di distrik Tyne and Wear, Northumberland di bagian timur laut Inggris, tidak jauh dari perbatasan darat Skotlandia. Dengan luasan 114 km2 dan populasi sejumlah 295,800 pada tahun 2018 (sumber data: www.newcastle.gov.uk), Newcastle merupakan kota metropolitan ketiga di Inggris setelah London dan Manchester, dan merupakan destinasi wisata papan atas di Inggris untuk wisata sejarah, dan gerlap wisata malam se Inggris menurut data dari Tripadvisor Travellers’ Choice Destination Awards for European Heritage City di tahun 2017. Bagi penulis, impresi indah yang penulis rasakan tentang kota ini adalah rasa aman dan nyaman serta indahnya pemandangan-pemandangan cantik arsitektur kota ini. Oiya, menyusuri kota Newcastle rasanya tidak jauh lo, bagi kamu yang gemar berjalan kaki (bagus lo sobat untuk kesehatan..) menyusuri kota setiap sudut kota Newcastle dapat kamu tempuh dalam waktu sekitar 40 menit.
ADVERTISEMENT
Caption: Pemandangan Grey Street Newcastle Upon Tyne (Source http://www.thejournal.co.uk/news/north-east-news/new-york-times-article-praises-7240974)
Bagi para sahabat yang senang menikmati keindahan arsitektur khas jaman medieval, mungkin Newcastle adalah salah satu kota yang wajib dipertimbangkan untuk kamu kunjungi. Spot keindahan yang pastinya akan membuatmu berdecak kagum adalah deretan gedung dan arsitek indah di sepanjang Grey Street, menyusur ke arah timur ke daerah Quayside hingga melewati Millenium Bridge yang merupakan salah satu ikon cantik nan modern kota ini. Tak lupa, sempatkan juga kalian untuk mengunjungi “The Angel of the North” yang juga merupakan ikonik khas kota ini. Atau, buat kalian penikmat theatre kontemporer dan penikmat live music,Theatre Royal adalah pilihan yang wajib dicoba. Ssst...buat kalian yang menyukai wisata di malam hari, tentunya deretan kafe dan bar yang sangat ramai di sepanjang Collingwood street dan Bigg Market sayang untuk kalian lewatkan lo.
ADVERTISEMENT
Caption: Quayside of Newcastle (Copyright Banuaji Setiawan, 2013)
Caption: Millenium Bridge dan Sungai Tyne (Source: Banuaji Setiawan, 2013)
Caption: Potret Kemeriahan kehidupan Newcastle di malam hari (Source: https://www.lastnightoffreedom.co.uk/ideas/an-insiders-guide-to-newcastle-nightlife/)
Para sahabat, hal menarik berikutnya dari Newcastle tentu saja keramah tamahan dan “the Friendliness of Geordie”. Geordie (dibaca:Jhoordei dengan dialek setempat) adalah sebutan khas yang ditujukan bagi penduduk setempat yang tinggal di Newcastle. Bagi penulis, keramahan penduduk kota ini langsung penulis rasakan saat pertama kali penulis menginjakkan kaki di kota ini. Senyum dan keceriaan adalah pemandangan yang jamak ditemukan di setiap sudut kota ini. Lebih lanjut, “Geordie’s Spirit” akan selalu diidentikkan dengan semangat tolong menolong dan membantu (persis lo dengan nilai-nilai keluhuran Indonesia) antar seluruh insan, tak peduli darimana dirimu berasal. Yep, bagi Geordie, salah satu esensi dalam kehidupan adalah prinsip humanisme transendental (transcendental humanity) yang ditunjukkan dalam semangat saling berbagi dalam setiap fase kehidupan manusia. Layak lo, dalam beberapa tahun terakhir Newcastle masuk ke dalam daftar "The best places in UK to raise family and happiest place to live in the UK” menurut versi Country Living Magazine (sumber: www.countryliving.com). Biaya hidup sehari-hari di Newcastle relatif murah jika dibandingkan dengan beberapa kota di Inggris, seperti London dan Manchester.
ADVERTISEMENT
Caption: St James Park Stadium, Newcastle United Homebase (Source: https://www.newcastlegateshead.com)
Dan tentunya, hal terbaik dari kota Newcastle tentu saja klub sepak bola pujaan penduduk kota ini, Newcastle United yang sering disebut The Magpies merujuk dari kostum berwarna hitam putih yang menjadi seragam kebanggaan klub ini. Seperti layaknya klub-klub sepakbola yang berlaga di Liga Inggris, dimana klub sepak bola merupakan identitas kebanggaan dan denyut nadi kegairahan sebuah kota, Geordie sangat mencintai klub kesayangannya ini. Antusiasme seluruh penduduk kota Newcastle tentunya akan sangat kentara, apalagi bila Newcastle memainkan partandingan kandangnya di theatre sakral mereka, Stadion St-James Park. Pemandangan kota berubah menjadi putih-hitam karena meluapnya antusiasme supporter klub ini di setiap sudut kota. Dari aspek sejarah, tercatat klub ini pernah melahirkan legenda-legenda besar sepak bola liga Inggris, seperti contohnya David Ginola, Jermaine Jenas, Kevin Keegan, dan tentunya Alan Shearer “Sang Malaikat dari Utara”. The Magpies memang bukanlah sebuah klub yang bertabur bintang seperti layaknya tetangga Manchester United, Liverpool, Chelsea, Arsenal ataupun Manchester City. Klub ini masih mempertahankan kemurnian dari sentuhan masuknya modalitas global dan sangat percaya dengan ketangguhan daya dukung supporter sejatinya. Satu hal yang pasti, supporter sejati Newcastle United tak lelah memberikan energi dan dukungan terbaiknya kepada klub, baik dalam suka maupun duka. Hal ini dibuktikan saat klub ini sempat terdegradasi ke Liga Championship Inggris di tahun 2015-2016, dukungan dan kepercayaan supporter pada sang nahkoda Rafael Benitez, dan para pemainnya tak pernah surut. Dukungan tanpa lelah inilah yang membuat para pemain Newcastle United untuk tetap bersemangat hingga pada akhirnya mereka pun kembali ke kasta teratas Liga Premier Inggris dan bertahan hingga hari ini.
ADVERTISEMENT
Caption: Pemandangan Foto Ruang Ganti Pemain Newcastle United (Source Rangga Yudha Negara, 2013)
Caption: Suasana Laizes Stand, St James Park (Copyright: Dan Kay, 2014)
Caption: Tribute untuk Indonesia Toon Army (Source: Rangga Yudha Nagara, 2012)
Akhir kata, penulis ingin persembahkan tulisan ini untuk pecinta The Magpies, khususnya Indo Toon Army, yang selalu setia menjaga semangat persahabatan dan persaudaraan yang kokoh. Semoga “the Spirit of Geordie” akan selalu menginspirasi dan tentunya yakinlah akan hal ini menjadi modalitas besar bagi kita sekalian untuk ikut serta menjaga dan merawat teenun kebangsaan Indonesia ini. Howay Lads!!