news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Harga Anjlok, Petani Bawang Merah Brebes Jual Hasil Panen Rp 9 Ribu per Kg

Konten Media Partner
7 Januari 2021 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani bawang merah Brebes dengan hasil panenannya.
zoom-in-whitePerbesar
Petani bawang merah Brebes dengan hasil panenannya.
ADVERTISEMENT
BREBES - Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes terpaksa menjual hasil panennya dengan harga murah. Hanya sekitar Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per kilogram. Sebab, sejak pertengahan November 2020, harga bawang terus anjlok hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Salah seorang petani di Kelurahan Limbangan Kulon, Brebes, Warni mengaku terpaksa akan menjual hasil panennya dengan harga murah di Pasar Sengon Kecamatan Tanjung karena terdesak kebutuhan. Para petani pun berharap agar pemerintah bisa menaikkan harga bawang merah di tingkat petani.
"Harganya anjlok jadi Rp 10.000 per kilogram. Setengah bulan ini, harganya turun terus yang awalnya Rp 20.000 per Kg," kata Warni, Kamis (7/1/2021).
Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes, Tanti Palupi mengakui saat ini harga bawang merah di tingkat petani mengalami kemerosotan sejak bulan November 2020. Harga saat ini Rp 9.000 - Rp 10.000 per kilogram. Harga tersebut jauh dari harga Break Event Point (BEP) atau harga impas.
ADVERTISEMENT
"BEP-nya itu Rp 12.900 per kilogram. Harga mulai turun sejak satu bulan setengah ini. Yaitu mulai pertengahan November lalu. Awal November, harganya masih Rp 20.000. Kemudian minggu kedua November, turun jadi Rp 17.000. Minggu ketiga November, jadi Rp 14.000 sampai memasuki Desember. Pertengahan Desember turun jadi Rp 9.000," beber dia.
Menurut dia, merosotnya harga bawang merah karena saat ini sedang terjadi panen raya. Tak hanya di Kabupaten Brebes, sejumlah daerah sentra penghasil bawang merah seperti Kendal, Demak, dan NTT juga tengah panen raya bawang merah.
“Panen raya pada musim kali ini maju satu bulan,” ujarnya.
Untuk menstabilkan harga, lanjut dia, pihaknya meminta para petani untuk menunda jual hasil panen dengan menyimpan di gudang. Langkah ini dilakukan agar petani tidak menanggung kerugian sembari menunggu harga bawang merah merangkak naik di bulan Februari.
ADVERTISEMENT
"Cara lain, bisa saja petani yang menyimpan sebagian hasil panennya untuk dijadikan bibit untuk masa tanam selanjutnya," pungkas dia. (*)