Gianluigi Buffon, Maestro (Lain) yang Abadi

Konten dari Pengguna
27 Oktober 2017 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Parda Halomoan Simatupang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Liga Champions terakhir Buffon? (Foto: Phil Noble/Reuters )
zoom-in-whitePerbesar
Liga Champions terakhir Buffon? (Foto: Phil Noble/Reuters )
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musim 2017/2018 mungkin saja akan menjadi musim terakhir kita melihat aksi kiper yang bisa dibilang sangat fenomenal ini.
ADVERTISEMENT
Ya, dialah Gianluigi Buffon. Di usia yang kini menginjak 39 tahun, akhir pekan lalu Buffon memutuskan akan gantung sepatu di akhir musim ini. Kabar yang meski tak terlalu mengejutkan namun tetap hadirkan rasa kesedihan bagi pecinta sepakbola dunia khususnya Juventus.
Namun rencana pensiun ini bisa ditunda selama setahun dengan satu syarat yang boleh dibilang agak berat yakni jika Juventus mampu menjadi juara Liga Champions musim ini. Dengan semakin ketatnya persaingan di klub papan atas Eropa serta kembalinya tim tim Inggris seperti Liverpool dan Chelsea boleh dibilang syarat yang diajukan Buffon sangatlah berat. Namun sebelum peluit panjang dibunyikan, semua bisa terjadi dalam sepakbola. Toh dalam 3 tahun terakhir juga Juventus mampu mencapai babak final Liga Champions walau dikandaskan duo Barcelona & Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Publik mengetahui jika Buffon adalah legenda Juventus serta timnas Italia. Tak ada yang bisa menyangkal jika pencapaian pribadi Buffon cukup mentereng di level klub dan timnas. Sejumlah gelar bergengsi di klub termasuk satu gelar Piala Dunia 2006 serta finalis Euro 2000 dan 2012 pernah Buffon rasakan. Satu-satunya piala yang Buffon belum pernah rasakan hanyalah gelar Liga Champions, sesuatu yang dia idamkan sebelum menutup karirnya yang menakjubkan. Namun andai itu juga tak bisa diwujudkan, tidaklah mengurangi kebesaran namanya yang selalu dikenang sebagai kiper yang kharismatik dan disegani.
Buffon kala muda di Parma. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon kala muda di Parma. (Foto: Wikimedia Commons)
Buffon sudah menantang puluhan atau mungkin ratusan kiper dari beberapa lintas generasi. Mulai dari Oliver Kahn, Dida, Edwin Van Der Sar, Santiago Canizares, Fransesco Toldo, Fabian Barthez sampai era youngster saat ini yang diisi David De Gea, Thibaut Courtouis, Gianluigi Donnaruma dan Manuel Neuer.
ADVERTISEMENT
Neuer dan Buffon pada sebuah laga. (Foto: Vincenzo Pinto/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Neuer dan Buffon pada sebuah laga. (Foto: Vincenzo Pinto/AFP)
Selama dua dekade Buffon menghibur pecinta sepakbola dengan berbagai penyelamatan dan aksi memukau dalam mengamankan gawangnya. Ban kapten yang melekat di lengannya semakin menegaskan betapa pentingnya kehadiran dia didalam tim yang dibelanya.
Kiper di banyak klub dan timnas silih berganti, namun nama Buffon seolah tak pernah bisa diganti. Cukup menyedihkan bagi kiper yang jadi pelapisnya, karena hampir pasti takkan bisa memiliki karir yang cemerlang menantang konsistensi seorang Gianluigi Buffon.
Dan jika memang ini adalah tahun terakhir sang kapten bermain, kita masih punya waktu beberapa bulan lagi untuk menikmati aksinya yang menawan. Maestro yang abadi.