Musik: Lifeline dan Obat Tak Kasat Mata?

Pascasius Hilaryo Christian Pranata
Siswa 17 SMA Kanisius Jakarta
Konten dari Pengguna
23 Oktober 2022 13:06 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pascasius Hilaryo Christian Pranata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
SPOILER ALERT!!!
"Hatch said that music can reach parts of the brain that words can't." (terjemahan: "Hatch mengatakan bahwa musik dapat menggapai bagian-bagian dari otak yang tidak bisa digapai kata-kata.")
Robin dan Nancy, dua karakter yang mendiskusikan musik sebagai garis hidup bagi korban dari Vecna, antagonis utama dari serial Stranger Things musim 4
Itulah potongan dialog dari serial TV hit "Stranger Things" musim 4, suatu dialog yang menetapkan musik sebagai suatu lifeline atau garis hidup bagi para protagonis dalam melawan musuh yang menyerang melalui pikiran. Namun, adakah kebenaran ilmiah dari dialog ini?
ADVERTISEMENT

Musik dan Otak Manusia

Sebuah artikel yang ditemukan di situs Essex Music Education Hub dengan judul yang mirip dengan dialog di serial tersebut, yaitu "Music Reaches Parts of the Brain Other Things Can't" (terjemahan: "Musik dapat Mencapai Bagian-bagian Otak yang Tidak Bisa Dicapai Hal-hal Lain") memaparkan hal-hal mengenai manfaat musik, terutama manfaat memainkan instrumen atau bahkan menjadi musisi. Judul tersebut dikutip dari penjelasan Caterine Loveday, seorang neuropsikolog dari Universitas Westminister di London, Inggris, yang lanjut beranggapan bahwa musik dapat secara kuat menstimulasi otak karena koneksi emosional kita dengannya. Pada artikel tersebut, tertulis juga beberapa hasil observasi ilmiah yang mengimplikasikan bahwa musik dapat mengubah struktur otak, seperti perbesaran bagian otak yang berperan dalam pergerakan, pendengaran, dan visuospasial pada pemain keyboard professional, perbesaran korpus kalosum (serat saraf yang menghubungkan dan menjembatani otak kanan dan otak kiri) pada para musisi, dsb.
ADVERTISEMENT
Hal penting terakhir yang ditekankan oleh karya tulis tersebut adalah manfaat jangka panjang musik bagi para musisi. Poin ini ditekankan oleh beberapa studi dan observasi yang dicantumkan, salah satunya adalah studi yang menunjukkan bahwa bahkan pelatihan musik yang terbatas di masa kanak-kanak dapat membawa manfaat seperti daya tahan akan penurunan pendengaran yang diakibatkan usia. Pesan yang ingin disampaikan artikel ini sudah jelas, yaitu pelatihan musik membawa banyak manfaat bagi pengembangan otak seseorang.
Namun, bagaimana dengan kita-kita yang tidak pernah dan tidak bisa mendapatkan pelatihan musik tersebut, mungkin karena kesibukan atau finansial? Sebuah tim Spiritual Care and Support dari Northshore University Healthsystem, sebuah organisasi nirlaba yang juga terafiliasi dengan Sekolah Kedokteran Pritzker, Divisi Ilmu Biologi Universitas Chicago, mengkompilasikan 9 manfaat mendengarkan musik di artikelnya yang berjudul "9 Health Benefits of Musik" (terjemahan: "9 Manfaat Kesehatan Musik"). Artikel tersebut memaparkan secara ringkas dan padat bahwa selain dari pengaruh psikis, seperti memperbaiki mood, musik juga memiliki pengaruh terhadap kesehatan manusia, seperti meredakan stress, depresi, dan rasa sakit, memperlancar peredaran darah sehingga menyehatkan jantung, membantu ketahanan dalam berolahraga, dsb. Maka dari itu, organisasi yang berpusat di Rumah Sakit Evanston itu juga menyediakan music therapy atau terapi musik sebagai pelayanan perawatan di berbagai rumah sakitnya.
ADVERTISEMENT

Namun, apa yang dimaksud dengan terapi musik?

Ilustrasi keluarga bermain alat musik dan bernyanyi. Foto: Pakorn Khantiyaporn/Shutterstock
Dilansir dari situs web utama institusi Cleveland Clinic Ohio, Amerika Serikat, terapi musik didefinisikan sebagai cara pengobatan berbasis bukti yang menggunakan musik sebagai sarana. Terapi musik dapat membantu berbagai macam kondisi kesehatan dan kejiwaaan, seperti kondisi jantung, depresi, autisme, Alzheimer, kecanduan, dsb. Selain itu, terapi musik juga dapat memperkuat ingatan, merendahkan tekanan darah, mengurangi stress, membantu ekspresi diri dan penghargaan diri, dsb. Terapi musik umumnya melibatkan aktivitas-aktivitas seperti mendengarkan, menyanyikan, memainkan, atau mengarang musik. Meski demikian, tidak dibutuhkan latar belakang, pengalaman, atau bakat musikal untuk berpartisipasi.
Dari semua hal yang telah dibahas di paragraf-paragraf sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa musik bukanlah sekadar hiburan belaka yang tidak ada manfaatnya. Bagaikan seseorang yang melatih tubuh dan membentuk otot di gym, atau seseorang yang mengasah otak di sekolah, musik dapat membantu melatih sesuatu yang tidak kalah penting, yaitu perasaan (walau dari yang disebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya, kita juga mempelajari bahwa musik juga dapat membantu dalam pelatihan fisik dan otak). Tentu tidak bisa ditantang bahwa tubuh yang kuat dan pikiran yang cerdas sangatlah esensial dalam kehidupan modern, namun kita tidak boleh melupakan identitas kita sebagai manusia yang memiliki kemampuan untuk merasa. Dilansir dari situs utama La Trobe University, EQ (Emotional Quotient) atau kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan untuk mengenali dan juga mengatur emosi seseorang. EQ yang tinggi dapat membantu kita dalam menjalin relasi, bekerja di tim, mengatasi konflik, juga meningkatkan kepuasan dalam pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Dalam hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti wawancara pekerjaan, teamwork, atau entrepreneurship, dapat dilihat bahwa kecerdasan emosional memegang peran yang sangat penting. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontribusi EQ dua kali lebih besar dari IQ (Intelligence Quotient) atau kecerdasan intelektual di dalam dunia pekerjaan, karena dalam dunia tersebut kita akan menghadapi kehidupan sosial yang penuh dengan interaksi dengan orang lain, yang mana interaksi tersebut dapat menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan.
Maka, sangatlah ideal bagi para orang tua untuk melibatkan musik dalam kehidupan anak-anaknya, entah melalui perkenalan dengan musisi-musisi dan karya-karya mereka, melalui alat musik dan pelatihannya, dsb. Juga bagi orang dewasa yang beranggapan bahwa mendengarkan podcast jauh lebih bermanfaat dibanding mendengarkan musik. Mungkin kedepannya, musik akan diimplementasikan lebih dalam sistem pendidikan, tidak hanya melalui pianika dan rekorder, melainkan melalui hal-hal lain yang dapat membuat anak bergairah mengenai musik.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk sekarang, dengarkanlah lagu-lagu yang Anda sukai dan nyanyikanlah lagu-lagu tersebut sesuka hati (tentu saja, dengan memperhatikan social setting dimana Anda berada). Mainkanlah gitar, piano, keyboard, atau apapun alat musik yang Anda punyai. Tulislah lagu-lagu mengenai apapun yang Anda alami, entah itu mengenai pengalaman sehari-hari, buku atau film yang menyentuh hati, orang yang Anda sukai, mantan, keluarga, atau apapun yang sedang Anda pikirkan atau rasakan. Lakukanlah hal-hal tersebut bukan hanya sebagai hiburan, ekspresi diri, atau pelampiasan, melainkan juga sebagai sesuatu yang sudah terbukti berguna dalam melatih pikiran dan perasaan Anda.
Sumber:
https://www.essexmusichub.org.uk/site/music-reaches-parts-of-the-brain-that-other-things-cant/#:~:text=%E2%80%9CMusic%20reaches%20parts%20of%20the,and%20language%20is%20very%20robust.%E2%80%9D
https://www.northshore.org/healthy-you/9-health-benefits-of-music/
https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/8817-music-therapy
https://www.latrobe.edu.au/nest/why-emotional-intelligence-makes-you-more-successful/#:~:text=But%20what%20is%20EI%20and,conflict%20and%20improve%20job%20satisfaction.