Konten dari Pengguna

Jauh dari Keluarga, Lebih Dekat dengan Cita-Cita

Riad Nur Hikmah
Mahasiswa Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta
13 Mei 2022 13:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riad Nur Hikmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang mahasiswa (Foto: Freepik.com/katemangostar)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang mahasiswa (Foto: Freepik.com/katemangostar)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebulan sudah berlalu sejak pemuda berdarah Batak ini meninggalkan tempat yang disebut sebagai rumah. Memutuskan untuk sedikit lebih jauh dari keluarga dan selangkah lebih dekat dengan cita-cita adalah risiko yang diambil pemuda bernama Jackly Parulian.
ADVERTISEMENT
Akrab disapa Jackly, lahir di Bekasi, 17 Januari 2002, tetapi tumbuh dan menikmati masa remaja di Tanah Pasundan atau dikenal Kota Bandung. Pria bertinggi 170 cm ini sekarang merupakan mahasiswa semester 4 di Politeknik Negeri Jember, dengan prodi Rekam Medis. Sempat tertunda karena pandemi Covid-19, tetapi sekarang Jackly telah berada di Jember dan menyandang status sebagai mahasiswa rantau.
Menjadi seseorang yang bekerja di bawah atap bernama ‘kesehatan’, merupakan mimpi yang ia dambakan. Meskipun harus keluar dari zona nyaman dan merasakan hidup mandiri tanpa keluarga tercinta, tetapi itulah pilihan yang ia yakini akan membuatnya lebih dekat dengan cita-cita.
“Sekarang cita-cita saya adalah mejadi perekam medis dan sedang dibangun untuk merealisasikannya, dengan berkuliah di prodi Manajemen Informasi Kesehatan/Rekam Medis,” ujar Jakcly.
ADVERTISEMENT
Pria yang hobi mendengarkan musik ini juga mengatakan bahwa hidup mandiri itu berarti menentukan dan mengatur segalanya sendiri.
“Saya merasa bahwa hidup harus dengan pilihan diri sendiri, harus memikirkan menu makan harian, pengeluaran untuk kos dan makan, biaya tidak terduga dan mencuci pakaian. Komunikasi dengan keluarga juga mungkin sedikit berkurang karena saya juga memiliki kesibukan kuliah, tetapi minimal 1 minggu sekali berkomunikasi melalui VC (video conference) Whatsapp,” ujar pemuda berusia 20 tahun tersebut.
Jackly mengakui bahwa terdapat kesulitan dalam menyerap ilmu perkuliahan selama pandemi berlangsung, tetapi ia memutuskan untuk tidak menyerah begitu saja.
Hal ini ia buktikan pada mata kuliah bahasa pemrograman yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Merasa kurang mengerti, ia memutuskan untuk belajar otodidak melalui Youtube dan berhasil menjadi juara dalam lomba UI/UX desain yang membutuhkan pemahaman bahasa pemrograman yang tidak mudah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tak peduli rintangan apapun yang akan menghadang, ia akan selalu siap menyambutnya dengan penuh rasa optimis dapat melalui hal tersebut. Dengan keyakinan bahwa ia berada pada tempat yang tepat maka pemuda yang mempunyai dua saudara kandung itu memiliki mimpi untuk menjadi lulusan terbaik prodi Rekam Medis di Politeknik Negeri Jember.
Terakhir, ia juga mengatakan harapan dan keyakinannya terhadap diri sendiri dengan kalimat penuh semangat.
“Sekarang, saya menyukai prodi ini dan merasa nyaman dalam menjalani perkuliahan ini. Relasi yang sekarang ini memiliki manfaat bagi diri saya dan saya juga terus meng-improve diri dengan mencoba mendalami hal lain di luar ilmu perkuliahan. Dengan demikian, di masa depan saya akan mencapai segala hal yang diinginkan,” ujar Jackly.
ADVERTISEMENT
(Riad Nur Hikmah/Politeknik Negeri Jakarta)