Konten dari Pengguna

Surga dalam Warung Kopi

Asman Budiman
Nama Asman dilahirkan di pelosok desa Provinsi Sulawesi tenggara. kehidupan sebagai anak Desa membuat saya harus berpikir ekstra agar tidak menjadi seorang yang tidak memiliki cita-cita. saat ini sedang menjalani profesi sebagai mahasiswa UAD Yogya
15 Maret 2021 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asman Budiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber Google.
zoom-in-whitePerbesar
sumber Google.
ADVERTISEMENT
Warung kopi adalah tempat yang penuh inspirasi, tak jarang orang banyak berdiskusi di warung kopi untuk membangun gagasan serta mencari inspirasi yang bisa membuat perubahan. Warung kopi sering kali di sebut sebagai surga, karena di tempat itu banyak orang yang bertemu menjalin kasih dan berbahagia, membangun persepsi yang sama dalam segala bidang. Begitupun dengan sebuah buku novel yang berjudul "Surga di Warung Kopi" karya Sidik Nugroho. Novel ini merupakan buku fiksi yang ia ciptakan di warung kopi di Kota Pontianak.
ADVERTISEMENT
Novel ini, tentunya walaupun sifatnya fiksi, namun beberapa cerita merupakan cerita asli dan benar-benar terjadi di kehidupan Sidik Nugroho. Novel ini bercerita bagaimana di warung kopi biasa tercipta surga yang begitu indah. Sebab dikatakan sebagai surga, karena orang-orang yang sudah lama meninggal dunia kembali berkumpul di warung kopi untuk saling memberikan keceriaan dan kebahagiaan.
"Di warung kopi, semua orang datang dan pergi. Di warung kopi, orang bisa tampak lega, santai, dan gembira. Di warung kopi tidak sedikit manusia yang menciptakan surga kecil barang sesaat untuk dirinya."
Tokoh Iwan dalam Novel ini, mencoba membuat kisahnya setelah dirinya mengalami kecelakaan yang serius yang membuat ia koma selama seminggu dan di rawat di rumah sakit selama berbulan-bulan. Dalam komanya ia banyak bermimpi dan bertemu dengan orang-orang yang ia cintai di warung kopi dan akhirnya di warung kopi itu pula tempat bertemu dan berpisah dengan orang-orang dicintainya.
ADVERTISEMENT
Novel ini, selain membicarakan warung kopi yang memiliki sejuta inspirasi, novel ini juga banyak berbicara soal bagaimana seseorang yang mengingat mati. Di mana surga masing-masing agama menggambarkan dengan berbeda-beda sehingga membuat bingung para penganutnya. Kematian bisa juga di anggap dari bentuk lain dari tidur. Dalam mimpi kita bisa bertemu dengan siapa saja, mengibaratkan surga yang di dalam mimpi menjadi kekal atau kenyataan, maka itulah keindahan surga dalam mimpi. Namun sayang surga adalah hal yang kekal dan sudah diwacanakan oleh seluruh agama.
Di warung kopi, kita akan bertemu dengan banyak orang, dan akan mendengar banyak cerita tentang kehidupan. Dan di warung kopi pula kita bisa menciptakan suasana yang begitu indah. Di warung kopi pula orang datang dan pergi dan tak sedikit pula orang menciptakan surga kecil bagi dirinya sendiri. Novel ini sangat cocok di baca bagi kaum yang menganggap dirinya sedang tidak termotivasi. Maka sebaiknya cobalah anda berjalan dan menuju ke warung kopi. Ciptakan surga kecilmu di warung kopi.
Ilustrasi coffee ice cube. Foto: Shutterstock