Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Agar Tak Jadi Toxic Sustainable
11 Februari 2023 15:25 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah tidak bisa berpaling dari suatu masalah? Banyak yang pernah. Mengapa itu terjadi? Kebanyakan karena mereka menyimpan masalah tersebut di hati dan pikiran. Masalah akan terus ada selama kita masih hidup. Sehingga berharap masalah habis adalah tidak tepat. Apa pun barang yang kita miliki, interaksi dengan orang bahkan kadang-kadang udara yang kita hirup juga bermasalah.
ADVERTISEMENT
Semua benda yang ada di sekeliling kita akan berpotensi menyimpan masalah. Hal itu pun terjadi terhadap benda favorit manusia yang namanya uang yang dianggap sebagai solusi berbagai macam masalah justru menjadi pangkal banyak masalah-masalah berbahaya.
Banyak rumah sakit jiwa diisi oleh orang-orang depresi yang tidak bisa memenej masalah dengan baik. Angka bunuh diri yang tinggi juga karena orang yang didera masalah memutuskan menyerah. Kelabilan jiwa manusia modern yang hidup di dunia digital semakin pelik. Pertengkaran dan perkelahian tidak lagi terjadi di dunia nyata saja namun kerap kali di dunia maya. Update status yang dilakukan juga kerap kali membuat masalah yang merundung hidup kita. Bagaimana bisa terjadi? Sederhana saja, tidak semua teman kita di dunia maya menyukai status yang kita posting. Sehingga kerap kali komen-komen yang membuat telinga panas pun terlontar.
ADVERTISEMENT
Jika ini terjadi, kita tidak boleh marah, karena seperti yang saya katakan diawal, semua yang kita miliki berpotensi mengandung masalah. Sederhananya begini. Contoh kecil, ketika kita membeli sebotol air mineral, begitu airnya kita habiskan maka botol air itu akan menjadi masalah ketika tidak segera kita buang di tong sampah. Mungkin saja, ketika kita dengan cueknya membuang botol itu di lantai, kita bisa jatuh ketika tergelincir menginjak botol air mineral itu.
Sehingga kalau ada yang komen buruk akan postingan kita di medsos tidak usah diambil pusing. Itulah konsekuensi kita memposting status sehingga kita tidak stres karena hal-hal kecil. Begitu juga ketika kita men-chat orang di Whatsapp atau IG, Twitter bahkan SMS. Kalau tidak dibaca atau digoreng berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun maka itu adalah hal biasa. Konsekuensi men-chat orang adalah hanya dua, dibaca atau tidak dibalas. Kalau saya sudah tidak lagi mengambil pusing akan dunia chat-menchat yang membuat banyak orang patah hati.
ADVERTISEMENT
Menyadari dengan cepat bahwa manusia memiliki karakter yang unik-unik akan membuat kita sedikit lebih santai menghadapi hidup. Terlebih saat ini, kehidupan untuk terus survive menuntut banyak keahlian, dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga saya men-chat orang-orang yang penting dan pasti membalas chat saya.
Berlebai-lebai dalam semua masalah hanya akan mengganggu produktivitas. Kalau kita pernah terbenam dan terjebak dalam hubungan-hubungan toxic di dunia maya dan dunia nyata, segera move on dengan sempurna. Move on dengan sempurna adalah sudah tidak terluka ataupun keinginan untuk kembali ke masalah-masalah tersebut lagi dan lagi. Menerima kenyataan adalah salah satu cara agar terhindar dari stress yang berlarut-larut. Biar saja segala sesuatu berjalan semestinya.
Untuk apa jungkir balik membuktikan bahwa kita orang baik? Cukup menjadi baik di hadapan Allah tanpa pembuktian kepada manusia. Sebab manusia itu punya standar sempurna dan kita tidak akan pernah tidak memiliki kekurangan di mata manusia. Sebaik apa pun kamu, peribahasa panas setahun hujan sehari akan menjadi standar manusia dalam memperlakukanmu.
ADVERTISEMENT
Banyaknya kasus-kasus mahasiswa yang menerjunkan diri dari gedung tinggi untuk mengakhiri hidup adalah karena ketidakmampuan berdamai dengan kenyataan bahwa semua yang berinteraksi dengan kita pasti memiliki potensi masalah, walaupun itu adalah manusia. Sehingga ketika kita berhadapan dengan masalah yang diakibatkan oleh segala hal di sekitar kita jangan berlama-lama jatuhnya. Move on dengan sempurna dan jangan lagi mengikuti perasaan dan pikiran untuk terjebak dan terkunkung di masalah tersebut sehingga makan menjadi tidak enak dan tidur pun tidak nyenyak.
Kamu akan terus di situ jika memperturutkan perasaan. Yang rugi kamu, orang lain akan terus beraktifitas, happy-happy berjalan-jalan ke sana dan kemari. Tanpa mau tau kondisimu. Sehingga kamu rugi sendiri. Terus isi waktumu dengan kebaikan, sebab dunia hanyalah persinggahan.
ADVERTISEMENT
Manusia adalah pemilik hati yang paling rapuh, sehingga menyadarkan kepentingan kita kepada manusia sangat tidak tepat. Kembalikan semua persoalan kepada Allah sehingga kita tahu bahwa yang maha kuasa membantu kita. Bukan manusia. Manusia adalah makhluk paling ahli mencuekan orang sehingga berburu ridho Allah sangat dianjurkan ketimbang mengemis-ngemis kepada manusia ketika tertimpa masalah. Apa yang kita harap dari makhluk yang bahkan perasaannya sendiri berubah-ubah dalam hitungan menit? makhluk yang suka marah ketimbang memaafkan.
Orang-orang yang bunuh diri kebanyakan karena hubungannya yang tidak harmonis dengan manusia lain dalam bentuk apa pun lantas kecewa dan menganggap kalau dia mati, akan ada yang menyesal dengan kematiannya. Pertanyaannya siapa yang akan menyesal ? dan berapa lama orang akan menyesali? Satu minggu peristiwa bunuh diri orang-orang kurang berpikir panjang itu dikenang selebihnya lewat.
ADVERTISEMENT
Sehingga masalah apa pun, seharusnya tidak perlu terlalu diambil hati bukankah semua benda yang interaksi dengan kita akan membawa masalah. Kuncinya hanya satu, menjadikan Allah sebagai sumber jalan keluar pemecahan masalah adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan saat ini. Move on and be productive.
Live Update