Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Gempuran Judi Online di Website Kampus dan Sekolah
15 September 2023 14:47 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tahun 2018, judi slot di Inggris mengakibatkan sekitar 250 sampai 650 orang pecandu judi berusia muda melakukan tindakan bunuh diri. Kecanduan judi online memang tidak gampang untuk disembuhkan.
ADVERTISEMENT
Bahkan banyak dari korban judi online ini berakhir dirumah sakit jiwa karena kehilangan banyak uang, namun tidak bisa berhenti dengan mudah untuk melepaskan diri dari permainan yang merusak akal sehat ini.
Fenomena judi online pun tidak hanya menyasar masyarakat umum, namun juga pelajar dan mahasiswa. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut sejak 2018 hingga 10 Mei 2022 pihaknya telah memutus 886 akses konten perjudian di berbagai platform digital.
Sebagaimana dikutip dari kumparanNEWS, tercatat ada 320 tautan judi online yang masuk di website sekolah. Bahkan saya mendapatkan bukan hanya website sekolah, tetapi juga sudah menyusup ke website kampus.
Secara iseng saya mengetikkan judi slot dan situs pendidikan maka sangat mengerikan iklan-iklan judi slot atau judi online menyusupi website sekolah dan kampus. Tentu saja hal ini sangat meresahkan.
ADVERTISEMENT
Hampir bisa dipastikan bahwa pelajar yang masih duduk di sekolah dan mahasiswa memiliki ponsel. Jumlah pelajar yang mencapai angka 44 juta dan jumlah mahasiswa yang sebanyak 6.349.941 juta adalah pasar potensial untuk sasaran empuk judi online.
Para mafia judi online ini memang pintar melihat peluang. Mereka menyasar situs-situs sekolah dan kampus karena saat ini, hampir semua sekolah dan kampus memiliki website.
Mereka pun gencar menginvasi situs pendidikan tersebut dengan asumsi bahwa pelajar dan mahasiswa pasti mengakses situs sekolah dan kampus mereka sehingga bisa saja mereka terpikat untuk membuka situs haram tersebut.
Para mafia judi digital tersebut menciptakan model permainan judi namun dikemas dalam bentuk game. Dengan begitu orang akan terlena dan terbawa dalam permainan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pelajar dan mahasiswa yang berpikiran labil tidak menyadari bahwa judi online ini, sudah dirancang sedemikian untuk membuat mereka ketagihan dengan sistem yang sangat berbeda dengan judi tradisional.
Kalau judi tradisional, terlihat kasat mata siapa lawannya karena mereka berhadapan langsung. Namun, judi online menggunakan teknologi untuk memanipulasi pelaku judi.
Dengan cara memberikan kemenangan di awal permainan dengan mudah. Dan, sang korban akan ketagihan berharap akan menang dan menang sehingga tanpa disadari mereka sudah kecanduan sehingga sulit untuk berhenti.
Kalau pada permainan judi tradisional, maka kecerdasan dan pengalaman di arena judi akan sangat banyak membantu mengalahkan lawan bermain judi.
Namun, pada sistem judi online, korban akan dipermainkan dengan model yang sudah dibuat dengan algoritma tentu saja, di mana selihai apapun pemain judi online hanya akan menang diawal, satu atau dua kali.
ADVERTISEMENT
Untuk seterusnya mereka tidak akan pernah menang. Kecanduan judi online terjadi karena para pemain menghabiskan begitu banyak durasi waktu. Bahkan, terkadang sampai lebih dari 10 jam dalam memainkan judi online ini.
Pencipta judi online sudah merancang dengan detail perangkap-perangkap yang memukau agar para penjudi online betah berlama-lama nongkrong di aplikasi judi tersebut.
Tentu saja hal ini akan sangat berbahaya. Yang pertama, pelajar dan mahasiswa akan terlibat tindakan kriminal. Banyak keluarga bersaksi bagaimana para penjudi online bukan saja mempertaruhkan uang pribadi, namun juga ngutang kiri-kanan pada keluarga dan kerabat.
Bahkan, ketika gelap mata, mereka akan mengutang di aplikasi pinjaman online ilegal yang memberikan begitu banyak kemudahan. Kalau sudah tidak dapat pinjaman, mereka akan menjual barang apa saja yang mereka miliki ataupun milik keluarga. Maklum saja, judi online ini seperti memilik semacam zat adiksi yang membuat seseorang kecanduan dan sulit lepas dari pengaruhnya.
Yang kedua, korban judi online akan berpotensi terkena gangguan jiwa. Judi online juga mengakibatkan para pecandunya banyak yang dirawat di rumah sakit jiwa. Hal ini sangat beralasan , bahwa ketika mereka sudah tidak memiliki uang namun sudah kecanduan tentu saja akan mengganggu pikiran di mana mereka harus bermain agar merasa tenang.
ADVERTISEMENT
Yang ketiga seperti yang saya kemukakan di awal tulisan bahwa pecandu judi online akan gampang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Kasus-kasus bunuh diri akibat judi online bukan hanya ramai terjadi di luar negeri, namun dalam negeri pun tidak kalah menyedihkan.
Tentu saja pihak sekolah dan kampus harus rajin mengecek situs website mereka. Keteledoran dan menganggap remeh iklan-iklan judi online yang menyusup bisa berakibat fatal. Jangan sampai awalnya pelajar dan mahasiswa hanya sekadar mencoba mengakses namun pada akhirnya terperangkap dalam labirin judi digital tersebut.
Upaya protektif secara dini harus segera dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal buruk di kemudian hari. Website sekolah dan kampus harus jadi arena steril dari hal-hal berbahaya. Guru perlu mengingatkan secara masif akan bahaya judi online.
ADVERTISEMENT
Kalau perlu, salah satu program OSIS di sekolah adalah menjadikan sekolah dan pelajar bebas dari cengkeraman judi online. Masa depan generasi muda sangat penting untuk dipertaruhkan menuju Indonesia emas di tahun 2045.
Masuknya situs judi online ke website pendidikan adalah alarm bahaya yang patut di waspadai, bahwa predator judi digital tersebut serius dan tidak main-main menyasar generasi muda sebagai sasarannya.
Peran pemerintah tentu saja sangat besar, dengan memblokir semua situs judi online di negeri ini. Setiap tahun perputaran uang di judi online sangat besar. Bahkan ada yang sampai Rp 27 triliun satu tahun. Bayangkan ada berapa juta situs judi online yang mengeruk uang rakyat dengan cara licik. Saatnya untuk membasmi hingga ke akar-akarnya.
ADVERTISEMENT