Menggagas Crowfunding, Mencegah Bunuh Diri

Waode Nurmuhaemin
Doktor Manajemen Pendidikan , Penulis Artikel dan Buku Pendidikan
Konten dari Pengguna
13 Maret 2024 20:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memutus mata rantai bunuh diri. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memutus mata rantai bunuh diri. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, kita sering terperangah dan menarik napas dalam-dalam. Tragedi seringkali menyenggol kita dalam kemasan berita yang seolah-olah menunjukan trend "bunuh diri satu keluarga" makin kerap dipertontonkan. Tentu saja kita tidak bisa berkomentar banyak.
ADVERTISEMENT
Bunuh diri adalah hal yang diibaratkan sudah menemui jalan buntu atas masalah yang terjadi. Kebanyakan kelaurga yang melakukan bunuh diri berjamaah berlatar belakang masalah ekonomi.
Yang terjadi kemarin , pasutri dan dua anaknya yan melompat mengakhiri hidup adalah dicurigai karena faktor ekonomi. Konon tetangga seapartemnya pernah memberikan uang 8 juta untuk biaya hidup keluarga tersebut.
Pasalnya sang kepala keluarga terkena PHK sejak pandemi dan sejak saat itu mereka banyak menggantungkan hidup dari pinjol.
Saya sendiri sempat melihat vidio detik-detik mereka menuju atap gedung. Di dalam lift, sang kepala keluarga mencium dahi istri dan kedua anaknya mungkin ucapan perpisahan. Tragisnya lagi mereka terjun dengan terlilit tali yang artinya kesepakatan sudah dibuat dan niat tidak boleh lagi diurungkan.
ADVERTISEMENT
Menurut pakar forensik kejadian ini adalah tindakan bunuh diri dan membunuh. Pasalnya ada anak-anak dalam peristiwa itu. Mereka adalah pihak lemah yang tidak memiliki kekuatan untuk menolak.
Tentu saja kita semua menyesalkan kejadian ini, Kedua anak itu seharusnya masih memiliki masa depan. Mungkin saja kedua orang tuanya tidak tega meninggalkan anak mereka di dunia yang sedemikian keras ini.
Mau menitipkan kepada keluarga juga tidaklah sesederhana itu. Saat ini segala kebutuhan hidup mahal tentu saja akan menambah beban keluarga mereka. Lain halnya jika keluarga mereka berlatar belakang miliarder, masalah keuangan mungkin tidaklah berat.
Kesulitan ekonomi adalah bentuk apes seapesnya-apesnya bagi siapa pun yang mengalaminya. Mau minta tolong kepada siapa? Semua orang juga kesulitan sehingga kadang-kadang berhutang dikisaran ratusan ribu pun sangat susah. Mau menoleh ke pinjol juga sama saja.
ADVERTISEMENT
Mau pinjam ke bank, bunganya juga minta ampun. Setiap bulan kita membayar bunga yang sama dengan pokok pinjaman. Sehingga bagi yang sudah tidak melihat jalan keluar maka yang dipilih adalah bunuh diri. Meskipun untuk yang tidak berada di posisi mereka yang dituduhkan adalah kurang iman, namun faktanya keluarga yang melompat kemarin dikenal religius.
Meskipun demikian, peristiwa ini mengajarkan banyak hal kepada kita bahwa bantulah orang yang sedang betul butuh bantuan dan kita dalam kondisi yang sangat lapang. Saya sendiri akhir-akhir merasa bahwa harga-harga begitu tinggi.
Uang 500 ribu hanya bisa untuk beli beras 5 kilo dan sedikit lauk pauk. Sehingga alangkah bingungnya jika saja disaat-saat ini ada yang di PHK dan sebagainya. Orang harus makan, mau meminta terus juga tidak mungkin. Mencari pekerjaan di negara ini tdak gampang. Begitu memasuki usia 30 maka sudah tidak masuk skala prioritas.
ADVERTISEMENT
Mungkin saatnya menyiapkan bantuan-bantuan darurat dari dana urun rembuk atau dikenal sebagai crowfunding dari masyarakat yang bisa diakses siapa saja yang membutuhkan. Cukup dengan memberikan bukti bahwa untuk makanpun sudah sangat susah sehingga bisa diberi bantuan pangan sampai mendapatkan pekerjaan.
Atau bahkan akalu bisa dibayarkan utang-utang mereka yang sangat membutuhkan itu. Dan kalau bisa juga dikasih modal usaha dimana mreka yang meminjam akan megembalikan setiap bulan namun tanpa bunga. Yang sungguh memberatkan pinjaman apapun saat ini adalah bunga.
Badan Crowfunding bisa didirikan disemua propinsi dan kabupaten kota. Semua bisa menyumbang berapapun melalui tranfer direkening yang telah ditentukan.
Ada 270 juta masyarakat Indonesia. Akan terkumpul dana yang sangat besar meskipun sesorang hanya menyumbang 5 ribu rupiah. Hal ini mendesak dilakukan mengingat banyaknya kasus-kasus bunuh diri yang terus saja terulang karena masalah ekonomi.
ADVERTISEMENT