Konten dari Pengguna

Rusia yang Tak Hanya Jago Menginvasi Bumi

Waode Nurmuhaemin
Doktor Manajemen Pendidikan , Penulis Artikel dan Buku Pendidikan
14 Agustus 2023 17:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Waode Nurmuhaemin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber :Shutterstcok Foto
zoom-in-whitePerbesar
Sumber :Shutterstcok Foto
ADVERTISEMENT
Di tengah-tengah kesibukan menginvasi Ukraina, Rusia tetap memperlihatkan sebagai salah satu negara yang memilki program antariksa yang belum juga terkalahkan.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, Rusia kembali meluncurkan Luna 25, wahana ruang angkasa yang tujuannya akan didaratkan ke kutub selatan Bulan. Mengutip CNN, pendaratan wahana angkasa Rusia terakhir di Bulan adalah Luna 24 di tahun 1976.
Suksesnya peluncuran misi Rusia ke Bulan tanpa bantuan Eropa. Bahkan, di tengah sanksi Eropa memperlihatkan kedigdayaan Rusia dalam eksplorasi ruang angkasa belum berakhir. Negara ini, memperlihatkan bahwa mereka tidak hanya jago invasi di Bumi namun juga perkasa di ruang angkasa.
Bahkan Alexander Blokhin—pejabat senior Roscosmos, yaitu badan penerbangan dan antariksa Rusia—mengatakan bahwa ini adalah pendaratan misi di Bulan yang pertama yang mengincar kutub selatan Bulan.
Tentu saja Rusia patut berbangga atas capaian ini, meskipun hujan hujatan atas tindakan mereka menginvasi Ukraina akibat pelanggaran HAM tersebut. Namun, Rusia membuktikan bahwa misi mereka harus tetap jalan.
ADVERTISEMENT
Negara-negara maju memang tengah berlomba-lomba meraup keuntungan di ekonomi Bulan. Bahkan, India dan Israel juga Jepang juga sudah meluncurkan misi-misi ke Bulan namun gagal. China sendiri berencana mengirim misi ke Bulan sebelum 2030.
Ilustrasi astronaut. Foto: Shutter Stock
"Perang bintang" bahkan mengemuka di antara negara-negara tersebut. Kemampuan suatu negara menalukkan ruang angkasa membuat negara tersebut memiliki daya tawar di dunia internasional. Bagaimana negara kita?
Dulu sekali, waktu saya masih duduk di bangku SD, saya sangat ingat ada astronaut perempuan Indonesia yang akan ke ruang angkasa bersama misi Amerika. Namun sayang, sebelum misi dilaksanakan pesawat yang menjadi misi pendahuluannya meledak sehingga misi selanjutnya ditangguhkan oleh NASA sampai hari ini.
China, India, dan Amerika adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia secara berurutan diikuti oleh Indonesia. Ketiga negara itu semuanya sudah berhasil menalukkan Bulan. Bahkan China sedang otewe.
ADVERTISEMENT
Indonesia masih saja adem ayem, senyap. Masalah-masalah di Bumi lebih menarik ketimbang di luar angkasa. Malaysia sudah pernah mengirim astronautnya menalukkan ruang angkasa di tahun 2007.
Dia adalah dosen di UKM Malaysia Dr. Sheikh Muszaphar Shukor Al Masrie bin Sheikh Mustapha pada tanggal 10 Oktober 2007 dengan Soyuz TMA-11 yang diluncurkan menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam program kerja sama dengan Rusia.
Di zaman Habibie, teknologi pesawat kita dikagumi negara-negara lain. Bahkan, banyak juga yang memesan pesawat buatan dalam negeri Indonesia.
Namun saat ini semua sudah tidak terdengar lagi. Untuk membangkitkan teknologi, kita perlu orang sekaliber Pak Habibie dan juga presiden visioner seperti Suharto. Semua program teknologi Habibie di dukung habis-habisan.
ADVERTISEMENT
Bahkan ada satu kementerian khusus yaitu Menteri Negara Riset dan Teknologi tanpa gabungan kementerian lain. Yang jelas, kita harus memiliki pemimpin yang punya visi menalukkan ruang angkasa. Tanpa hal itu, mustahil eksplorasi ruang angkasa akan terwujud oleh negara kita.
Rusia sudah memperlihatkan bahwa mereka adalah bangsa yang tidak hanya jago di Bumi, namun juga pemimpin dalam menalukkan ruang angkasa.