Konten dari Pengguna

Apa itu Arkeologi? Ini Pengertian dan Sejarah Perkembangannya

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
21 Oktober 2024 20:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Apa itu arkeologi. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Vasanth
zoom-in-whitePerbesar
Apa itu arkeologi. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Vasanth
ADVERTISEMENT
Majunya perkembang teknologi saat ini, membuat orang tidak tahu apa itu arkeologi. Arkeologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan manusia di masa lalu melalui analisis sisa-sisa material yang ditinggalkan, seperti artefak, struktur, dan fosil.
ADVERTISEMENT
Dengan pendekatan pendekatan tertentu, arkeolog memanfaatkan ilmu sejarah, antropologi, geologi, dan biologi. Hal tersebut dilakukan untuk menarik kesimpulan yang lebih komprehensif tentang kehidupan manusia di masa lalu.

Apa itu Arkeologi? Ini Pengertian beserta Sejarah Perkembangannya

Apa itu arkeologi. Foto hanya ilustrasi, bukan yang sebenarnya. Sumber: Pexels/Sharath G.
Mengutip dari buku Arkeologi Islam Nusantara, Uka Tjandrasasmita, (2009), arkeologi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda yang disebut artefak dan feature guna menyusun kembali sejarah kehidupan masyarakat masa lampau.
Tujuan utama arkeologi adalah untuk memahami dan merekonstruksi kebudayaan serta perilaku manusia berdasarkan bukti fisik yang ditemukan di lapangan. Arkeologi bukan hanya berkutat pada penggalian benda-benda kuno, tetapi juga mencakup analisis sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang pernah ada.
Sejarah perkembangan arkeologi dapat ditelusuri kembali ke zaman prasejarah, ketika manusia mulai mengumpulkan dan mempelajari barang-barang antik.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-19, arkeologi memasuki periode penting yang dikenal dengan istilah "purbawanisme", di mana peneliti mulai mengklasifikasikan artefak dan meneliti hubungan temporal antara artefak tersebut.
Christian Jurgensen Thomsen, seorang arkeolog Denmark, memperkenalkan sistem tiga zaman, yaitu Zaman Batu, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Sistem ini menjadi landasan bagi pengembangan arkeologi modern.
Memasuki abad ke-20, arkeologi mengalami transformasi dengan penerapan metode ilmiah dalam penggalian dan analisis. Era ini ditandai dengan penggunaan teknik stratigrafi dan fotografi untuk mendokumentasikan hasil penggalian.
Penemuan-penemuan besar, seperti makam Raja Tutankhamun di Mesir, memperkuat arkeologi sebagai ilmu yang dapat mengungkap misteri masa lalu. Di pertengahan abad ke-20, muncul "Arkeologi Baru" yang menekankan teoritis dan sistematis dalam penelitian.
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini dipelopori oleh tokoh seperti Lewis Binford, yang mendorong penggunaan metode kuantitatif dan hipotesis dalam analisis arkeologis. Di Indonesia, arkeologi memiliki peran penting dalam memahami berbagai periode sejarah, dari prasejarah.
Tokoh-tokoh seperti R. Soekmono dan R.P. Soejono berkontribusi besar dalam penggalian dan pemugaran candi-candi kuno, seperti Borobudur dan Prambanan.
Dengan penjelasan tersebut dapat menjawab mengenai apa itu arkeologi dan perkembangannya. Arkeologi tidak hanya mengungkap sejarah, tetapi juga untuk melestarikan warisan budaya dan memberikan pemahaman tentang perkembangan peradaban manusia. (RIZ)