Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Arti Bioluminescence dan Fungsinya pada Organisme
4 Agustus 2023 17:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu menyaksikan cahaya berpendar dari dalam laut pada malam hari? Nah, itulah arti bioluminescence.
ADVERTISEMENT
Cahaya itu berasal dari organisme laut, mirip seperti kunang-kunang yang memancarkan cahaya sendiri. Yuk, simak penjelasan selengkapnya mengenai bioluminescence di bawah ini.
Pengertian Bioluminescence
Bioluminescence adalah cahaya yang dihasilkan oleh reaksi kimia dalam organisme hidup. Reaksi kimia yang menghasilkan cahaya tersebut dikenal dengan istilah chemiluminescence.
Bioluminescence adalah "cahaya dingin." Cahaya dingin berarti kurang dari 20% cahaya menghasilkan radiasi termal, atau panas.
Sebagian besar organisme bercahaya ditemukan di lautan. Spesies laut bercahaya ini meliputi ikan, bakteri, dan jeli.
Beberapa organisme bercahaya lainnya yang ada di darat adalah kunang-kunang dan jamur. Hampir tidak ada organisme bercahaya yang berasal dari habitat air tawar.
Adapun warna cahaya bioluminescence sangat bervariasi, tergantung pada habitat organisme tersebut. Sebagian besar bioluminescence laut memiliki spektrum cahaya biru-hijau. Mereka secara fisik tidak dapat memproses warna kuning seperti kunang-kunang, atau warna merah dan ungu.
ADVERTISEMENT
Fungsi Bioluminescence
Mengutip dari SciTechDaily, fungsi bioluminescence pada organisme adalah sebagai berikut.
1. Mekanisme Pertahanan Diri
Salah satu cara paling sederhana untuk pertahanan diri pada hewan adalah dengan mengejutkan atau menakut-nakuti pemangsa melalui semburan cahaya tiba-tiba;
Banyak cumi-cumi yang menunjukkan bioluminescence, baik pada tubuhnya maupun melalui bahan kimia bioluminescence dalam tintanya. Tujuannya adalah untuk menakut-nakuti dan membingungkan predator.
Jadi, saat pemangsa menyerang, cumi-cumi dapat menyemprotkan tinta berwarna untuk mengalihkan perhatian pemangsa sambil berenang menjauh ke tempat yang aman.
Bioluminescence juga bisa menjadi tanda peringatan terhadap predator yang dikenal sebagai aposematisme. Baik kunang-kunang dan kaki seribu menggunakan bentuk pertahanan ini untuk membingungkan pemangsa agar berpikir bahwa mereka berbahaya untuk diserang atau beracun untuk dimakan.
ADVERTISEMENT
2. Menyerang
Ada dua cara predator menggunakan bioluminescence sebagai bentuk serangan, yakni mimikri dan iluminasi.
Jenis mimikri bercahaya yang paling terkenal adalah dari ikan sungut ganda (angler fish). Lampu kecil, atau esca, yang menjuntai di depan kepala ikan sungut ganda memikat hewan-hewan kecil untuk mendekat lalu diserang.
Contoh lainnya adalah adalah hiu pemotong (cookie-cutter shark), yang menggunakan iluminasi berlawanan untuk meniru sekumpulan ikan kecil, membodohi ikan di bawahnya dengan berpikir bahwa mangsa tersedia. Kemudian, saat ikan kecil berada dalam jarak serang, hiu pemotong akan menyerang.
3. Komunikasi
Kunang-kunang menarik pasangan menggunakan bioluminescence. Tergantung pada spesiesnya, ada dua cara yang bisa terjadi.
Pada beberapa spesies, betina memancarkan cahaya yang menarik jantan, Sementara pada spesies lain, jantan memancarkan sinyal cahaya untuk berkomunikasi dengan betina.
ADVERTISEMENT
Bentuk komunikasi lain yang menggunakan bioluminescence ada di pyrosom. Pyrosom bukanlah organisme tunggal tetapi koloni plankton, yang disebut zooid.
Setiap zooid memiliki struktur luminescent yang dapat distimulasi oleh cahaya, memungkinkan setiap koloni merespons cahaya yang dihasilkan oleh zooid lain dan sumber cahaya eksternal.
Itulah penjelasan mengenai bioluminescence yang sering ditemukan pada organisme laut. Semoga bermanfaat, ya!
(DEL)