Konten dari Pengguna

Arti Broken Home dan Dampaknya pada Perkembangan Anak

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
22 September 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arti Broken Home. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Arti Broken Home. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Istilah broken home sering digunakan untuk menggambarkan sebuah keluarga yang tak utuh. Dalam bahasa gaul, arti broken home lebih luas lagi. Biasanya digunakan untuk menjelaskan keluarga yang tidak harmonis meski masih utuh.
ADVERTISEMENT
Untuk memahami arti broken home dengan baik, kamu bisa simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Broken Home?

Apa itu Broken Home. Foto: Pexels
Menurut Merriam Webster, arti broken home adalah istilah yang menggambarkan perpisahan seorang ibu dan ayah dalam sebuah rumah tangga.
Sementara dalam buku Antara Broken Home dan Konsumerisme oleh Yuni Retnowati, arti broken home adalah keluarga yang retak. Broken home merupakan kondisi hilangnya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua yang disebabkan oleh beberapa hal, bisa karena perceraian, sehingga anak hanya tinggal bersama satu orang tua kandung.

Dampak Broken Home pada Perkembangan Anak

Dampak Broken Home pada Perkembangan Anak. Foto: Pexels
Broken home dapat berdampak negatif pada semua aspek perkembangan anak. Dampaknya bergantung pada banyak faktor, termasuk usia anak pada saat orang tuanya berpisah.
ADVERTISEMENT
Bayi dan anak kecil mungkin hanya mengalami sedikit dampak negatif. Sementara anak yang lebih besar dan remaja mungkin mengalami beberapa masalah dalam fungsi sosial, emosional, dan pendidikan mereka.
Mengutip dari The News, berikut penjelasan selengkapnya.

1. Emosional

Setelah perceraian, anak-anak dari usia pra-sekolah hingga remaja akhir dapat mengalami defisit dalam perkembangan emosi. Anak-anak mungkin akan menangis atau depresi, dan ini merupakan kondisi yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Selain itu, beberapa anak yang lebih dewasa mungkin hanya menunjukkan sedikit reaksi emosional terhadap perceraian orang tuanya.
Namun, beberapa anak yang menunjukkan sedikit respons emosional justru memendam perasaan negatifnya. Penekanan emosi ini menyulitkan orang tua, guru, dan terapis untuk membantu anak memproses perasaannya dan menyesuaikan dengan perkembangannya.
ADVERTISEMENT

2. Pendidikan

Perkembangan akademis yang melambat adalah dampak umum lainnya dari perpisahan orang tua terhadap anak-anak. Hal ini dapat dipengaruhi dari sejumlah faktor, termasuk ketidakstabilan di lingkungan rumah, sumber daya keuangan yang tidak memadai, dan rutinitas yang tidak konsisten.

3. Sosial

Perceraian mempengaruhi hubungan sosial anak-anak. Beberapa anak menunjukkan rasa gelisah mereka terhadap keluarga broken home dengan bertindak agresif dan melakukan perilaku intimidasi.
Anak-anak lain mungkin mengalami kecemasan, yang menyulitkan mereka untuk mencari interaksi sosial yang positif dan terlibat dalam aktivitas yang bermanfaat bagi perkembangan.
Remaja dari keluarga yang berantakan mungkin mengembangkan sikap sinis terhadap hubungan dan memendam perasaan tidak percaya, baik terhadap orang tua maupun calon pasangannya, jelas psikolog Carl Pickhardt dalam artikel ‘Parental Divorce and Adolescents’ yang diterbitkan di Psychology Today.
ADVERTISEMENT

4. Dinamika keluarga

Pada hakikatnya, perceraian tidak hanya mengubah struktur keluarga tetapi juga dinamikanya. Bahkan jika orang tua bercerai secara damai, ini tetap mengubah interaksi dan peran keluarga.
Berdasarkan pengaturan tempat tinggal yang baru, anak-anak mungkin perlu melakukan lebih banyak pekerjaan rumah dan mengambil peran tambahan dalam fungsi dasar rumah tangga baru.
Selain itu, dalam beberapa keluarga yang berantakan, anak-anak yang lebih tua mungkin mengambil peran sebagai orang tua ketika berinteraksi dengan adik-adiknya.
(DEL)