Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti Egois dan Karakteristiknya
20 Desember 2023 16:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Egois, sebuah kata yang seringkali dipandang dalam konteks negatif, telah lama menjadi subjek perdebatan di antara para ahli psikologi, filosofi, dan masyarakat pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kajian psikologi sosial, egoisme didefinisikan sebagai perilaku yang mengejar kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain.
Namun, adakah lebih dari sekadar pandangan hitam putih ini? Mari kita telusuri arti sebenarnya dari egoisme serta dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenal Arti Egois dan Konsep Egoisme
Egoisme berasal dari kata Latin "ego," yang berarti "aku". Konsep ini pertama kali diuraikan oleh filsuf-filsuf pada era Renaisans dan telah berkembang menjadi fokus utama dalam psikologi, etika, dan sosiologi.
Para ahli menggambarkan egoisme sebagai sikap yang menempatkan kepentingan diri sendiri di atas segala-galanya, bahkan jika itu berarti mengorbankan kepentingan orang lain.
Sering kali, egoisme disalahartikan sebagai kepercayaan diri yang berlebihan. Namun, penting untuk membedakan kedua konsep ini.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan diri adalah keyakinan pada kemampuan diri sendiri tanpa harus merendahkan atau mengorbankan orang lain. Di sisi lain, egoisme lebih condong pada perilaku yang tidak sensitif terhadap kebutuhan atau pandangan orang lain.
Egoisme tidak selalu bersifat ekstrem. Dalam skala yang lebih kecil, ada egoisme sehat yang menekankan pentingnya merawat diri sendiri tanpa melupakan kebutuhan orang lain.
Namun, ketika egoisme menjadi dominan, itu bisa menjadi masalah. Menurut sumber, perilaku egois yang berlebihan dapat mengarah pada isolasi sosial, konflik interpersonal, dan perasaan kesepian.
Tanda-tanda Orang Egois
Egoisme merupakan karakteristik yang dapat mempengaruhi interaksi sosial seseorang. Seringkali, tanda-tanda perilaku egois tidak terlalu jelas bagi semua orang, namun dengan pemahaman yang lebih dalam, kita bisa mengidentifikasi beberapa ciri yang menandakan sifat egois seseorang.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa tanda yang mungkin menunjukkan bahwa seseorang memiliki kecenderungan egois:
1. Ketidakpedulian terhadap Perasaan Orang Lain
Orang yang egois cenderung kurang memperhatikan atau peduli terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Mereka lebih fokus pada kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampaknya pada orang lain.
2. Selalu Memikirkan Diri Sendiri
Ketika percakapan atau situasi selalu berpusat pada diri mereka sendiri, tanpa memberikan ruang untuk mendengarkan atau memperhatikan orang lain, hal ini bisa menjadi tanda perilaku egois.
3. Kesulitan dalam Berbagi atau Berkolaborasi
Orang yang memiliki sifat egois cenderung enggan berbagi, baik dalam hal materi, pengetahuan, atau perhatian. Mereka mungkin sulit bekerja sama dalam tim dan lebih suka bekerja sendiri demi mempertahankan kepentingan diri sendiri.
4. Menyalahkan Orang Lain atau Kondisi Eksternal
Seorang yang egois cenderung menyalahkan orang lain atau situasi eksternal ketika menghadapi masalah atau kesalahan. Mereka enggan mengakui tanggung jawab pribadi dan lebih suka menjaga citra diri.
ADVERTISEMENT
5. Menunjukkan Kesombongan atau Sikap Superior
Egoisme juga bisa tercermin melalui sikap yang merendahkan orang lain dan menonjolkan diri sendiri. Seringkali, hal ini terlihat dalam sikap sombong atau angkuh terhadap orang lain.
6. Ketidaksensitifan terhadap Kebutuhan Orang Lain
Orang yang egois mungkin kurang peka terhadap kebutuhan orang lain di sekitarnya. Mereka tidak memperhatikan tanda-tanda kebutuhan atau emosi orang lain.
Mengenali tanda-tanda ini bisa membantu dalam memahami perilaku seseorang dan menjaga keseimbangan dalam interaksi sosial. Penting untuk diingat bahwa dalam beberapa kasus, sifat egois mungkin berkaitan dengan masalah yang lebih dalam atau kebutuhan yang tidak terpenuhi secara emosional.
Oleh karena itu, pendekatan yang sensitif dan pengertian adalah kunci dalam menangani situasi semacam ini.
(APS)