Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Arti Pungli, Contoh, dan Dampaknya dalam Berbagai Hal
6 Desember 2023 21:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Praktik ini melibatkan pemerasan atau pengambilan tak sah dalam bentuk uang atau barang dengan dalih untuk memberikan layanan atau kemudahan tertentu yang seharusnya disediakan tanpa biaya tambahan.
Arti Pungli
Menurut sebuah artikel yang dipublikasikan di "Journal of Governance and Regulation," pungutan liar dapat didefinisikan sebagai segala bentuk penerimaan yang tak sah oleh para pejabat atau pihak terkait dalam lingkungan transaksi yang seharusnya tidak memerlukan biaya tambahan.
Pungli sering kali terjadi dalam berbagai sektor, mulai dari pelayanan publik seperti pengurusan perizinan, layanan kesehatan, pendidikan, hingga dalam lingkungan bisnis seperti pengadaan barang atau jasa.
Biasanya, pungutan liar ini dilakukan dengan memanfaatkan posisi atau kewenangan tertentu untuk memaksa orang lain agar membayar atau memberikan sesuatu untuk mendapatkan layanan atau keuntungan tertentu.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Mengenal Arti Rasuah dan Jenis-Jenisnya
Contoh Pungli
Pungutan liar (pungli) bisa terjadi dalam berbagai situasi dan lingkungan. Berikut contoh nyata dari praktik pungli:
1. Pungutan di Instansi Pelayanan Publik
Di berbagai negara, pungli sering terjadi di instansi pemerintah yang menyediakan layanan publik seperti kantor pelayanan administrasi kependudukan, perizinan, atau kantor pajak.
Contohnya, seorang warga yang ingin mengurus dokumen resmi sering kali diminta membayar lebih atau memberikan uang ke petugas agar prosesnya dipercepat.
2. Sektor Pendidikan
Praktik pungli juga terjadi di dunia pendidikan. Misalnya, ketika seorang siswa atau mahasiswa diminta membayar uang tambahan ke pihak sekolah atau universitas agar mendapatkan fasilitas atau pelayanan tertentu yang seharusnya termasuk dalam biaya pendidikan mereka.
3. Bisnis dan Pengadaan Barang
Dalam lingkup bisnis, pungli dapat terjadi dalam pengadaan barang atau jasa. Misalnya, sebuah perusahaan yang mengikuti proses tender untuk mendapatkan kontrak proyek sering kali diminta untuk memberikan suap ke pihak yang berwenang agar proyek tersebut diberikan padanya.
ADVERTISEMENT
4. Pungli di Lingkungan Masyarakat
Pungutan liar juga dapat terjadi dalam lingkungan masyarakat sehari-hari. Contohnya, seorang pedagang atau pemilik usaha kecil bisa diperas oknum tertentu untuk memberi sejumlah uang atau barang agar bisa beroperasi tanpa masalah atau gangguan dari pihak yang mengatur.
5. Korupsi di Lembaga Pemerintahan
Tingkat pungli yang lebih tinggi juga terjadi dalam skala korupsi di tingkat lembaga pemerintahan yang lebih tinggi, seperti anggota parlemen atau pejabat pemerintah yang memanfaatkan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi dengan menerima suap atau imbalan lainnya.
Dampak Pungli
Praktik pungutan liar (pungli) memiliki dampak yang merugikan secara luas, baik bagi individu maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Berikut dampak yang sering terkait dengan praktik pungli:
1. Merugikan Individu dan Perusahaan
a. Kerugian Finansial
Individu atau perusahaan yang terkena pungli akan mengalami beban finansial tambahan yang seharusnya tak mereka tanggung. Ini dapat memengaruhi kestabilan keuangan mereka.
ADVERTISEMENT
b. Keterhambatan Akses Layanan
Orang yang tak mampu atau enggan membayar pungli mungkin terhalang untuk mendapatkan layanan atau fasilitas yang seharusnya mereka dapatkan tanpa hambatan.
2. Merusak Integritas dan Kepentingan Publik
a. Pengurangan Kepercayaan Terhadap Institusi
Praktik pungli dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap lembaga atau institusi yang seharusnya melayani kepentingan publik dengan adil dan transparan.
b. Pertumbuhan Ekonomi yang Terganggu
Korupsi, termasuk pungli, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena menghasilkan biaya tambahan yang tak diperlukan dan merusak iklim bisnis yang sehat.
3. Merusak Moral dan Etika
a. Mengancam Integritas Sosial
Praktik pungli bisa mengubah norma sosial dan etika, membiasakan orang untuk memberikan atau menerima suap yang pada gilirannya merusak integritas sosial.
4. Menimbulkan Kesenjangan dan Ketidakadilan
a. Kesenjangan Sosial
Pungli bisa meningkatkan kesenjangan sosial, karena mereka yang mampu membayar pungli mungkin mendapatkan akses yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tak mampu membayar.
ADVERTISEMENT
5. Menghambat Pembangunan dan Kemajuan
a. Ketidakadilan dalam Pembangunan
Pungli menghambat proses pembangunan, baik itu di bidang infrastruktur, layanan kesehatan, atau pendidikan, karena dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dialihkan atau hilang karena praktik pungli.
6. Mendorong Budaya Ketidakadilan
a. Memperkuat Budaya Korupsi
Jika pungli dibiarkan terus berlangsung tanpa sanksi yang tegas, hal ini bisa memperkuat budaya korupsi dan menurunkan hambatan moral dalam masyarakat.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 12:00 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini