Konten dari Pengguna

Arti Retorika dan Macam-macam Tekniknya

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
6 Desember 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arti retorika. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arti retorika. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Retorika, sebuah kata yang sering kali terdengar dalam konteks pidato, penulisan, atau seni berbicara. Namun, apa sebenarnya arti dari retorika? Apakah itu hanya sekadar keterampilan berbicara yang baik atau lebih dari itu?
ADVERTISEMENT
Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi makna, sejarah, dan relevansi retorika dalam kehidupan sehari-hari.

Pengenalan Arti Retorika

Retorika berasal dari bahasa Yunani kuno, "rhetorike techne," yang artinya "seni berbicara atau menulis". Foto: Portrait Image Asia/Shutterstock
Retorika berasal dari bahasa Yunani kuno, "rhetorike techne," yang artinya "seni berbicara atau menulis". Di zaman kuno, retorika diajarkan sebagai suatu keahlian penting bagi para pemimpin, orator, dan politisi untuk mempengaruhi pendapat orang lain melalui kata-kata.
Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, mempertimbangkan retorika sebagai seni persuasi yang mencakup tiga elemen kunci: ethos, pathos, dan logos.
Ethos merujuk pada karakter atau kepercayaan seseorang. Dalam konteks retorika, hal ini menekankan pada pembicaraan yang meyakinkan dan kredibel.
Pathos mengacu pada emosi atau perasaan. Pembicara menggunakan pathos untuk menghubungkan secara emosional dengan audiensnya.
Logos adalah kekuatan dari argumen dan logika yang digunakan oleh pembicara untuk meyakinkan audiens.
ADVERTISEMENT
Retorika tidak hanya sebatas pada keahlian berbicara, tetapi juga tentang bagaimana kita mempengaruhi, menyampaikan pesan, serta menulis dengan efektif. Ini menjadi keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam berbagai profesi dan interaksi sosial.

Sejarah dan Perkembangannya

Retorika memiliki sejarah yang panjang dan luas, mulai dari zaman kuno hingga saat ini. Di Yunani kuno, para orator seperti Demosthenes dan Cicero adalah contoh utama dari para ahli retorika yang memengaruhi banyak orang dengan keahlian berbicara mereka.
Di kemudian hari, pengaruh retorika merambah ke dalam bidang politik, hukum, bahkan hingga ke dunia bisnis dan media.
Dalam perkembangannya, retorika juga mengalami transformasi seiring dengan perkembangan teknologi dan media. Di era modern, retorika tidak hanya terbatas pada pidato publik, tetapi juga terkait dengan penulisan konten online, presentasi multimedia, dan strategi pemasaran.
ADVERTISEMENT

Macam-macam Teknik Retorika

Ilustrasi Pria India sedang berbicara Foto: Shutter Stock
Teknik retorika adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan pengaruh yang kuat dalam komunikasi, baik lisan maupun tertulis. Berikut adalah beberapa teknik retorika yang sering digunakan:

1. Repetisi (Anaphora)

Mengulang kata atau frasa di awal kalimat untuk meningkatkan penekanan dan membuat pesan lebih kuat. Contohnya adalah pidato Martin Luther King Jr. dengan frasa "I have a dream" yang diulang-ulang untuk menyoroti aspirasi dan harapannya.

2. Metafora

Menggunakan perbandingan atau analogi untuk menjelaskan suatu konsep dengan lebih jelas. Misalnya, "Hidup adalah seperti perjalanan, dengan banyak tikungan dan rintangan di sepanjang jalan."

3. Simile

Mirip dengan metafora, simile menggunakan kata "seperti" atau "bagai" untuk membandingkan dua hal yang berbeda. Contohnya, "Dia kuat seperti singa."

4. Hiperbola

Penggunaan penyajian yang berlebihan untuk menekankan suatu ide. Contohnya, "Saya sudah memberitahukanmu ini sejuta kali!"
ADVERTISEMENT

5. Klimaks dan Antiklimaks

Klimaks adalah penataan kata atau kalimat secara bertahap untuk mencapai puncak ketegangan atau dramatisasi. Sebaliknya, antiklimaks adalah urutan yang mengarah pada penurunan dramatis atau kejutan. Kedua teknik ini mempengaruhi perasaan audiens.

6. Eufemisme

Menggunakan kata-kata yang lebih halus atau bersifat menyenangkan untuk menggantikan kata-kata yang lebih kasar atau tidak nyaman. Contoh, mengganti "meninggal" dengan "berpulang."

7. Ironi

Menggunakan kata-kata yang sebenarnya menyiratkan makna yang berlawanan dengan makna yang sebenarnya. Ironi seringkali digunakan untuk menyampaikan kritik atau menyoroti ketidaksesuaian dalam suatu situasi.

8. Paralelisme

Mengulang struktur kalimat atau frasa yang sama untuk mencapai efek ritmis dan memberikan penekanan pada ide yang sama. "Belajar dengan giat, bekerja dengan keras, dan meraih kesuksesan."

9. Rhetorical Question (Pertanyaan Retoris)

Pertanyaan yang diajukan untuk efek dramatis, bukan untuk mendapatkan jawaban. Pertanyaan ini membawa audiens untuk memikirkan jawaban sendiri. Contohnya, "Apakah kita tidak semua ingin hidup dalam perdamaian?"
ADVERTISEMENT

10. Allusi (Allusion)

Merujuk pada sesuatu yang terkenal, seperti tokoh sejarah, mitologi, atau peristiwa penting, untuk menambahkan kedalaman pada pesan yang disampaikan.
Teknik-teknik ini membantu dalam memperkuat pesan dan mempengaruhi audiens dengan cara yang beragam. Ketika digunakan dengan bijaksana, mereka dapat meningkatkan daya tarik dan kekuatan komunikasi secara signifikan.