Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Arti Tantrum dan Cara Mengatasinya pada Anak
22 September 2023 15:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernah melihat anak kecil menangis dan meraung di tempat umum? Itulah arti tantrum.
ADVERTISEMENT
Tantrum merupakan perilaku yang normal pada anak-anak. Tantrum adalah satu bentuk ekspresi emosional yang meledak-ledak dan mesti disikapi dengan bijak oleh orang dewasa.
Yuk, simak penjelasan selengkapnya mengenai tantrum pada anak berikut ini.
Pengertian Tantrum
Mengutip dari situs Kemenkes, seorang pakar pengasuhan anak, Rudolph Dreukurs, menekankan bahwa alasan utama yang menyebabkan anak-anak berperilaku tantrum ialah keputusasaan.
Anak-anak yang putus asa seringkali menuntut perhatian yang tidak semestinya, dan orang tua biasanya menanggapinya dengan mencoba memaksakan kehendak mereka terhadap anak-anak.
Semakin orang tua memaksakan kehendak, semakin tantrum anak-anak. Hal ini menyebabkan orang tua terkadang terjebak dalam siklus tersebut, lalu benar-benar menghukum anaknya atas perilaku tantrum.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Tips Cegah Tantrum pada Anak
Cara Mengatasi Tantrum pada Anak
Alih-alih menghukum anak karena tantrum, lakukan cara yang dirangkum dari situs Parents berikut ini untuk mengatasi tantrum pada anak.
1. Segera tangani perilaku agresif
Jika anak menjadi agresif ketika sedang marah, seperti memukul, menendang, menggigit, atau melempar barang, segera hentikan mereka dan singkirkan mereka dari situasi tersebut.
Ingatkan dengan tenang menggunakan kalimat semacam, "Boleh saja marah padaku, tapi tidak boleh memukul atau melempar barang." Atau: "Menara balokmu roboh dan kamu marah. Tidak apa-apa. Tapi melempar balokmu tidak boleh."
2. Menahan diri untuk tidak berteriak
Ingat, anak akan mencontoh orang tua dalam menangani amarahnya. Jika orang tua berteriak, mereka akan menyamakan volume suaranya karena mereka ingin terlibat dan terhubung dengan orang tua.
ADVERTISEMENT
3. Biarkan anak marah
"Terkadang seorang anak hanya perlu melampiaskan amarahnya. Jadi biarkan saja!" kata Linda Pearson, R.N., seorang praktisi perawat keluarga yang berbasis di Denver dan penulis The Discipline Miracle.
Namun, pastikan kemarahan anak tidak merugikan orang di sekitarnya. Jangan lupa untuk tetap dekat dengan anak untuk memberi mereka dukungan dan ketenangan.
4. Gunakan perintah singkat
Amukan sering kali dapat dielakkan dengan perintah yang singkat, sederhana, dan langsung pada sasaran. Semakin spesifik, semakin baik. Contohnya, "Jangan pukul kucingnya."
Jangan gunakan kalimat yang samar seperti "Jadilah anak yang baik", atau "Anak pintar jangan begitu".
5. Alihkan perhatian mereka
Anak-anak memiliki rentang perhatian yang cukup pendek, artinya mereka biasanya mudah dialihkan. Jika anak sedang marah, coba alihkan perhatiannya dengan hal yang ia suka, seperti es krim atau cokelat.
ADVERTISEMENT
6. Peluk mereka
Pelukan dapat benar-benar membantu anak yang tantrum agar tenang. Lakukan pelukan yang erat dan jangan mengucapkan sepatah kata pun.
Pelukan membuat anak-anak merasa aman dan beri tahu mereka bahwa kamu peduli terhadap mereka, meskipun kamu tidak setuju dengan perilaku mereka.
7. Jangan sakit hati karena anak tantrum
Jangan biarkan dirimu merasa bersalah atau lepas kendali karena anak mengalami tantrum. Meskipun ketika anak berteriak "Aku benci kamu" bisa terasa menyakitkan, penting untuk diingat bahwa tindakan anak tidak terlalu serius, melainkan menunjukkan rasa frustrasinya.
Tantrum akan berlalu dan semuanya akan segera menjadi kenangan bagi anak. Pastikan orang tua tidak memendam perasaan sakit hati.
(DEL)