Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Arti Tempuling dalam Tradisi Masyarakat Lamalera, NTT
1 November 2024 20:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tempuling merupakan bagian dari budaya di Lamalera, Nusa Tenggara Timur (NTT). Arti tempuling bagi masyarakat Lamalera sangat penting dalam mempertahankan tradisi yang sudah turun temurun.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Lamalera tinggal di desa nelayan bernama Lamalera. Lokasinya terletak di pesisir pantai selatan Pulau Lembata, NTT, dengan menghadap Laut Sawu.
Arti Tempuling yang Menarik Diketahui
Masyarakat Lamalera masih mempertahankan ritual adat berburu paus yang dilakukan leluhurnya. Arti tempuling berkaitan dengan alat yang digunakan dalam adat tradisi tersebut.
Tempuling adalah tombak besi berukuran 40 cm yang digunakan untuk menikam atau menombak paus. Terdapat kait pada tempuling yang digunakan untuk menikam paus buruan.
Berdasarkan buku Sastra Maritim, Novi Anoegrajekti (2022:375), karena bentuknya berkait, begitu kena badan paus, tempuling itu tidak terlepas lagi sampai paus itu tidak berdaya dan mati. Tempuling yang terkena badan paus ditandai dengan memerahnya laut di sekitar paus.
ADVERTISEMENT
Ritual Perburuan dalam Penangkapan Ikan Paus
Dikutip dari buku Matematika Dalam Budaya, Andy Rudhito (2019:188), berikut adalah ritual perburuan sebelum penangkapan ikan paus di masyarakat Lamalera.
1. Tobu Nama Fatta
Tobu nama fatta berarti duduk, berkumpul di pasir tepi pantai. Semua warga, baik di desa atas maupun desa bawah ikut berkumpul di upacara ini.
Upacara ini ibarat musyawarah umum yang membicarakan segala hal yang berhubungan dengan laut. Pada tobu nama fatta, diadakan kegiatan evaluasi perburuan paus tahun lalu, serta aturan yang disepakati sebagai pedoman pelaksanaan perburuan paus esoknya.
2. Ritual Adat oleh Tuan Tanah
Dalam ritual ini, tuan tanah melakukan ritual adat menaiki gunung. Di atas gunung terdapat lima tempat perhentian yang berbeda.
Kelima tempat ini diyakini sebagai tempat persinggahan leluhur masyarakat Lamalera. Pada setiap tempat dilakukan persembahan kepada leluhur, dengan maksud agar dalam proses perburuan ikan paus mereka dilindungi.
ADVERTISEMENT
3. Ritual Adat Lyegerek
Ritual adat lyegerek melambangkan penggunaan tempuling dan gong sebagai simbol mereka. Tempuling dan gong dilakukan di darat untuk memanggil ikan-ikan di laut.
4. Misa Arwah
Misa arwah adalah bentuk penghormatan dan pengakuan pada arwah leluhur. Misa arwah dilakukan satu hari sebelum perburuan.
Penyelenggaraan misa arwah dilakukan dengan mengunjungi makam leluhur, serta membakar lilin di atas pusara. Misa arwah dilakukan pada sore hari di pantai.
5. Misa Lefa
Misa lefa merupakan puncak acara pembukaan musim berburu ikan paus di Lamalera. Setelah selesai misa lefa, pastor melakukan pemberkatan pada semua peledang atau perahu milik masyarakat.
Tempuling merupakan salah satu peralatan yang digunakan dalam tradisi perburuan paus di Lamalera, NTT . Arti tempuling adalah tombak besi berkait tajam berukuran 40 cm untuk menikam paus.(DK)
ADVERTISEMENT