Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Arti Tirakat dalam Islam dan Contoh Kegiatannya
18 Agustus 2023 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Arti tirakat menurut KBBI adalah menahan hawa nafsu (seperti berpuasa, berpantang). Selain itu, tirakat juga diartikan mengasingkan diri ke tempat yang sunyi (di gunung dan sebagainya).
ADVERTISEMENT
Sementara dalam khazanah pesantren, tirakat diserap dari kata thariqah yang berarti jalan. Thariqah mempunyai arti tata cara atau jalan untuk mendekatkan diri pada Allah swt. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Tirakat
Mengutip buku Nasihat-Nasihat Hikmah Para Sesepuh Ulama Nusantara karya Imam Muhtar, tirakat adalah sebuah jalan untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki.
Seorang Muslim yang menempuh jalan tirakat rela meninggalkan gemerlap dunia yang sementara untuk mencapai tujuan yang kekal, yakni akhirat.
Di Indonesia sendiri, tirakat sangat kental dengan nuansa budaya. Contoh tirakat antara lain adalah patigeni, ngebleg, ngrowot, dan mutih.
Praktik tirakat sendiri sudah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad saw. Para sahabat sering menghabiskan waktu siangnya dengan puasa dan malamnya untuk bermunajat kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Pada hakikatnya, tarikat adalah sikap untuk mengekang hawa nafsu dari dunia demi mendapat ridha Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Isra ayat 29.
"Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal."
Ayat di atas menjelaskan bahwa umat Islam dilarang menuruti hawa nafsu. Jangan biarkan nafsu itu menyengsarakan dan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Cara Tirakat dalam Islam
Berpuasa adalah cara tirakat dalam Islam. Puasa merupakan senjata dan benteng yang sangat ampuh untuk mengendalikan semua bentuk hawa nafsu dan kemaksiatan.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad saw. dengan tegas menyatakan:
عَنْ عَبْدِاللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ: قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ؛ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya, “Dari Abdullah bin Mas'ud: “Rasulullah saw mengatakan kepada kami: ‘Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mempunyai kemampuan untuk menikah maka menikahlah, karena sesungguhnya menikah lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih membentengi kemaluan; dan barangsiapa tidak mempunyai kemampuan untuk menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa menjadi benteng bagi dirinya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Contoh Tirakat Lainnya
Tirakat tidak selalu berhubungan dengan sesuatu yang berat. Jika kamu tidak bisa berpuasa, kamu bisa menempuh jalan sederhana seperti yang dilakukan K.H. Arwani Amin.
ADVERTISEMENT
Dalam usahanya untuk bisa menghafal Al-Quran, Kiai Arwani menjalani tirakat datang satu jam lebih awal sebelum masa setor hafalan.
Dengan cara itulah, Kiai Arwani diberikan kemudahan dan berkah dalam menghafal. Terbukti, kini Kiai Arwani dapat mengembangkan pondok pesantren dan terkenal hingga seantero dunia.
Itulah penjelasan mengenai tirakat dalam Islam. Semoga bermanfaat, ya!
(DEL)