Konten dari Pengguna

Arti Wiraswasta, Unsur-unsur dan Contohnya

Pengertian dan Istilah
Artikel yang menjelaskan pengertian dari sebuah istilah.
20 Juli 2023 16:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Arti Wiraswasta. Foto: Pexels.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Arti Wiraswasta. Foto: Pexels.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wiraswata merupakan suatu pekerjaan yang sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Lantas, apa sebenarnya arti wiraswasta itu?
ADVERTISEMENT
Wiraswasta dapat diartikan sebagai jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara mandiri tanpa bergantung pada institusi atau pemerintahan.
Untuk memahami mengenai wiraswasta lebih lanjut, simak unsur-unsur wiraswasata dan contohnya dalam artikel di bawah sini.

Apa Arti Wiraswasta?

Ilustrasi Arti Wiraswasta. Foto: Pexels.
Secara etimologi wiraswasta berasal dari dua kata yakni “wira” dan “swastra”. Wira artinya berani, utama, atau perkasa. Sedangkan swasta adalah perpaduan dari dua kata, “swa” berarti sendiri dan “ta” artinya berdiri.
Arti wiraswasta secara luas adalah keberanian, keutamaan, dan keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan dan memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wiraswasta merupakan orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Buku Ajar Pengantar Bisnis oleh Sattar, keuntungan berwiraswasta adalah adanya kemungkinan untuk mengatur tingkat keuntungan yang diharapkan, melatih ketajaman intuisi bisnis, meningkatkan sifat tanggung jawab terhadap diri sendiri, dan memiliki wewenang untuk memerintah dan mengelola karyawannya.
Sedangkan kerugian berwiraswasta adalah memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keberlangsungan usaha, harus menjaga relasi baik dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka mempertahankan keberlangsungan hidup usaha, menanggung beban akibat kerugian perusahaan, pencurahan waktu kerja, dan pengorbanan lainnya yang berkaitan dengan keluarga.

Unsur-Unsur Wiraswasta

Ilustrasi Unsur-Unsur Wiraswasta. Foto: Pexels.
Dalam berwiraswasta ada beberapa unsur penting yang saling berkaitan, yakni:

Unsur Pengetahuan

Unsur pengetahuan dapat dicirikan dari tingkat penalaran yang dimiliki seseorang. Pada umumnya, unsur ini ditentukan oleh tingkat pendidikan orang tersebut.
ADVERTISEMENT

Unsur Keterampilan

Unsur keterampilan dapat diperoleh dari latihan dan pengalaman kerja nyata. Wiraswastawan yang dilengkapi keterampilan tinggi akan memiliki keberhasilan yang lebih tinggi.

Unsur Kewasapadaan

Unsur kewaspadaan adalah unsur pengetahuan dan sikap mental dalam mengahdapi keadaan yang akan datang. Kewaspadaan berkaitan dengan pemikiran atau rencana tindakan untuk menghadapi sesuatu yang mungkin terjadi atau diduga akan dialami.

Unsur Sikap Mental

Unsur sikap mental menggambarkan reaksi sikap dan mental seseorang saat menghadapi suatu situasi. Secara umum dituntut memiliki sikap mental yang fleksibel, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan keadaan, dinamis, kreatif, dan penuh inisiatif.

Contoh Wiraswasta

Ilustrasi Contoh Wiraswasta. Foto: Pexels.
Wiraswasta merupakan pekerjaan yang segala kegiatannya berasal dari modal mandiri. Adapun beberapa contoh pekerjaan wiraswasta adalah:
ADVERTISEMENT

Menjual Jasa

Contoh pekerjaan yang menjual jasa adalah jasa fotografi, jasa penerjemah, jasa menulis artikel, jasa mengedit video, jasa seni (bernyanyi, menari, bermain musik), jasa desain baju, jasa pembuatan website, jasa laundry, dan lainnya.

Menjual Barang

Menjual barang bisa beraneka macam, misalnya mulai dari memproduksi makanan, minuman, mebel, skincare, dan lain sebagainya.

Peternak

Usaha beternak juga menjadi salah satu bentuk berwiraswasta. Beternak bisa dimulai dengan membeli hewan yang masih kecil, kemudian merawatnya sampai usia produktif, dan menjual hasil produknya. Misalnya, beternak ayam petelur dan sapi perah.
Ada bentuk produk lain yang bisa dijual, yakni menjual hewan yang sudah dirawat dan memberikan nilai tambah. Seperti beternak sapi pedaging atau kambing untuk keperluan Idul Adha.
(SNS)