Pengertian Adat Istiadat dan 5 Contohnya

Pengertian Adat Istiadat. Foto: Pexels

Pengertian adat istiadat secara etimologi diambil dari bahasa Arab, artinya kebiasaan. Dengan kata lain, adat istiadat adalah perbuatan yang dilakukan secara berulang, sehingga menjadi kebiasaan dan dihormati orang.

Adat istiadat seringkali berkaitan dengan norma dan kelakuan masyarakat. Oleh karena itu, jika adat istiadat dilanggar, maka akan mendapatkan sanksi dari masyarakat, misalnya sanksi sosial.

Untuk memahami adat istiadat lebih baik, simak penjelasan selengkapnya dari sudut pandang para ahli berikut ini.

Arti Adat Istiadat Menurut Ahli

Arti Adat Istiadat Menurut Ahli. Foto: Unsplash

Menurut para ahli, berikut pengertian adat istiadat yang mesti dipahami.

1. Soekanto

Menurut Soekanto, adat istiadat memiliki pengaruh dan ikatan kuat dalam masyarakat. Ikatan ini bergantung dan mendukung kebiasaan dalam masyarakat.

2. Raden Soepomo

Menurut Raden Soepomo, adat istiadat merupakan hukum adat atau sinonim dari hukum tidak tertulis. Hukum sebagai konvensi di badan hukum negara, dan hidup menjadi peraturan kebiasaan pada kehidupan kota dan desa.

3. Harjito Notopuro

Menururt Harjito, hukum adat adalah hukum tidak tertulis. Masyarakat menganggap adat istiadat menjadi pedoman hidup untuk keadilan dan kesejahteraan.

4. Jalaludin Tunsam

Adat istiadat berasal dari bahasa Arab, yakni 'adah' yang berarti kebiasaan atau cara. Menurut Jalaludin, adat istiadat adalah suatu gagasan yang mengandung nilai kebudayaan, kebiasaan, norma, dan hukum di suatu daerah. Ada sanksi tertulis dan tidak tertulis jika hukum adat tidak dipatuhi.

5. Koen Cakraningrat

Adat adalah bentuk perwujudan dari kebudayaan atau gambaran sebagai tata kelakuan. Adat adalah norma atau aturan yang tidak tertulis, tetapi keberadaannya mengikat. Seseorang yang melanggar akan dikenai sanksi.

Baca Juga: Jenis dan Contoh Norma-Norma yang Berlaku di Masyarakat

Contoh Adat Istiadat

Contoh Adat Istiadat. Foto: Unsplash

Berikut beberapa contoh adat istiadat yang bisa membuatmu semakin paham.

1. Sekaten (Yogyakarta)

Sekaten adalah upacara keagamaan yang dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Sekaten diselenggarakan di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta.

Ada iring-iringan dan pawai makanan dalam bentuk gunung hasil masyarakat sekitar. Makanan tersebut kemudian diarak oleh abdi dalem dan prajurit keraton.

2. Ngobeng (Palembang)

Ngobeng adalah tradisi menjamu tamu yang dilakukan masyarakat Palembang, Sumatera Selatan. Ngobeng diadakan untuk acara pernikahan, syukuran, khitanan, dan perayaan hari keagamaan. Tradisi ini adalah makan bersama memakai tangan sambil duduk bersila.

3. Ngaben (Bali)

Ngaben adalah salah satu bentuk upacara yang ada di Bali. Ngaben adalah proses penyucian roh dengan cara membakarnya menggunakan api agar bisa kembali ke Sang Pencipta.

Tujuan upacara ngaben adalah mempercepat raga sarira agar dapat kembali ke asalnya. Secara khusus ngaben dilaksanakan karena wujud cinta kepada para leluhur dan bakti anak kepada orang tuanya.

4. Tradisi Potong Jari (Papua)

Potong jari merupakan bentuk adat istiadat Suku Dani yang ada di Papua. Tradisi potong jari dilakukan ketika ada sanak saudara yang meninggal dunia.

Potong jari hanya dilakukan oleh wanita Suku Dani. Bagi pria, mereka melakukan potong telinga.

5. Tradisi Kamomose (Buton Tengah)

Tradisi kamomose merupakan tradisi turun temurun mencari jodoh di kecamatan Lakudo, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.

Kamomose diikuti anak gadis yang belum baligh dengan didampingi anak gadis yang sudah dewasa dan belum menikah sebagai pemandu.

(DEL)