Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Politik Devide et Impera, Dampak, dan Contohnya
22 September 2023 17:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam artikel ini, akan dijabarkan pengertian politik devide et impera, dampaknya dalam politik, serta contoh penggunaan strategi ini di berbagai bagian dunia.
Pengertian Politik Devide et Impera
Pengertian politik devide et impera berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti "membagi dan memerintah." Ini adalah strategi politik untuk memecah belah kelompok masyarakat atau organisasi yang potensial menjadi ancaman terhadap pemerintah atau pihak berkuasa.
Tujuannya adalah menciptakan ketidakstabilan dan konflik internal yang memudahkan pemerintah atau pihak berkuasa untuk menjaga kendali atas situasi.
Politik devide et impera disebut juga sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari masalah utama atau memecah belah oposisi sehingga pemerintah atau pihak berkuasa dapat mempertahankan dominasinya.
ADVERTISEMENT
Dampak Politik Devide et Impera
Penggunaan politik devide et impera dapat berdampak terhadap kondisi politik dan sosial. Berikut dampak yang perlu diperhatikan:
1. Pemecahan dan Fragmentasi Masyarakat
Salah satu dampak utama dari politik devide et impera adalah pemecahan masyarakat. Kelompok-kelompok yang sebelumnya bersatu dapat menjadi terpecah menjadi faksi-faksi yang saling bersaing. Hal ini dapat mengakibatkan konflik internal dan kerusuhan.
2. Konflik dan Ketegangan
Politik devide et impera sering kali menciptakan konflik dan ketegangan dalam masyarakat. Konflik ini bisa bersifat sosial, etnis, agama, atau politik, tergantung pada perbedaan-perbedaan yang dimanipulasi oleh pihak yang berkuasa.
3. Pengalihan Perhatian
Salah satu dampak yang tak kalah penting adalah pengalihan perhatian. Ketika masyarakat terlibat dalam konflik internal, mereka bisa melupakan masalah-masalah yang lebih mendesak, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, atau pelanggaran hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Ini dapat menguntungkan pihak berkuasa yang ingin menghindari sorotan publik terhadap masalah-masalah ini.
Contoh Politik Devide et Impera
Berikut contoh politik devide et impera yang pernah berlangsung di dunia:
1. India (Tahun 1947)
Ketika India meraih kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Inggris pada 1947, negara ini menghadapi tantangan besar dalam mempersatukan berbagai kelompok agama dan etnis yang beragam.
Namun, strategi politik devide et impera telah digunakan berbagai pihak untuk menciptakan ketegangan antar-kelompok. Salah satu contoh konkret adalah pembagian Pakistan dari India yang didasarkan pada perbedaan agama, yaitu Islam dan Hindu.
Menurut penelitian yang diterbitkan di "Journal of South Asian Studies", pembagian India menjadi dua negara, India dan Pakistan, adalah contoh klasik dari politik devide et impera. Ini menciptakan konflik antar-kelompok agama dan memiliki dampak berkepanjangan dalam sejarah India dan Pakistan.
ADVERTISEMENT
2. Rwanda (Tahun 1994)
Genosida di Rwanda pada tahun 1994 adalah contoh yang tragis dari politik devide et impera. Pemerintah Rwanda memanipulasi perbedaan etnis antara suku Hutu dan Tutsi yang selama berabad-abad hidup berdampingan. Tujuannya untuk menciptakan konflik yang mengakibatkan pembantaian massal.
Menurut penelitian yang diterbitkan di "The International Journal of African Historical Studies", genosida di Rwanda adalah contoh nyata bagaimana politik devide et impera dapat memicu konflik mengerikan.
3. Polarisasi Politik di Amerika Serikat
Politik devide et impera tak terbatas pada konflik antar-negara. Di Amerika Serikat, terjadi peningkatan polarisasi politik yang kuat dalam beberapa tahun terakhir.
Politisi dan media sering kali memanipulasi perbedaan antara partai politik, ideologi, dan nilai-nilai sosial untuk memecah belah masyarakat dan menciptakan konflik politik.