Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pengertian Tafsir dan Sejarah Tafsir Al-Quran
5 September 2023 15:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pengertian tafsir berasal dari bahasa Arab , akar katanya adalah fassara, artinya adalah analisa atau diagnosa seorang dokter terhadap air.
ADVERTISEMENT
Biasanya tafsir digunakan untuk memaknai ayat-ayat dalam kitab, termasuk Al-Quran. Yuk, simak penjelasan selengkapnya mengenai tafsir di bawah ini.
Apa yang Dimaksud dengan Tafsir?
Menurut Ibnu Faris, kata fassara menunjukan memberi keterangan dan penjelasan terhadap sesuatu. Kata fassara dan tafsiroh juga berarti analisa atau diagnosa seorang dokter terhadap air, kemudian dokter tersebut memberi penilaian terhadap air tersebut.
Sementara menurut al Raghib al Asfahani, kata fassara berarti idzhar al ma’qul (menampakkan secara nyata apa yang ada dalam pikiran) dan kata tafsir ada juga yang khusus digunakan untuk mengungkapkan kata-kata yang asing.
Itu adalah pengertian tafsir secara etimologi. Sementara secara terminologi, tafsir adalah penjelasan terhadap kalamullah atau menjelaskan lafal Al-Quran dan pemahamannya.
ADVERTISEMENT
Pandangan senada diungkapkan oleh Al Qaththan, bahwa tafsir adalah ilmu untuk memahami kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, menjelaskan makna-maknanya, serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya.
Tafsir Al-Quran hanya boleh dilakukan para ulama dan cendekiawan Muslim yang ahli dalam bahasa Arab dan pengetahuan Islam. Mereka melakukan tafsir dengan menggunakan berbagai sumber referensi, termasuk kitab-kitab hadis, sejarah, dan ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Para ahli tafsir juga memperhatikan konteks sosial, budaya, dan historis dari waktu dan tempat di mana Al-Quran diturunkan.
Sejarah Tafsir Al-Quran
Berikut penjelasan mengenai sejarah tafsir Al-Quran.
1. Tafsir pada Masa Rasulullah Saw.
Pada saat Al-Quran diturunkan, Rasulullah Saw. bertugas sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya tentang arti dan kandungan Al-Quran, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau samar artinya.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena beliau adalah seseorang yang diberikan wahyu, dan didatangkan dari Allah Swt., sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl.
Artinya: "Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan," (QS. An-Nahl: 44)
Maka tentunya, semua penjelasan dan keterangan yang datang dari Rasulullah dengan sanad dan shahih, adalah tidak diragukan lagi, bahwa ia merupakan kebenaran yang wajib menjadi pegangan.
2. Tafsir pada Masa Sahabat
Pada periode ini, para sahabat pada dasarnya telah dapat memahami Al-Quran secara global saja atas dasar pengetahuan mereka terhadap bahasa Arab sebagai bahasa pokok Al-Quran.
Sedang pemahaman mereka secara detail atas makna Al-Quran kiranya masih memerlukan penjelasan. Penafsiran sahabat terhadap Al-Quran senantiasa mengacu kepada inti dan kandungan Al-Quran, mengarah kepada penjelasan makna yang dikehendaki dan hukum-hukum yang terkandung dalam ayat.
ADVERTISEMENT
3. Tafsir pada Masa Tabi'in
Ahli tafsir dari golongan tabi'in jumlahnya amat banyak dibandingkan para sahabat, dimana jumlah mereka hanya sekitar 10 orang saja, sebagaimana yang telah disebutlkan oleh Imam As Suyuthi dalam kitabnya Al Itqan.
Di kalangan tabi'in banyak ahli tafsir dan kemasyhuran mereka semakin bertambah luas, di mana banyak tokoh penting muncul dikalangan mereka yang telah memberikan sumbangan besar dalam menafsirkan al-Qur‟an, sehingga sebagian besar pendapat ahli tafsir adalah hasil tukilan dari mereka.
4. Tafsir pada Masa Modern (kontemporer)
Tafsir kontemporer adalah tafsir atau penjelasan ayat Al-Quran yang disesuaikan dengan kondisi kekinian atau saat ini. Pengertian seperti ini sejalan dengan pengertian tajdid, yakni usaha untuk menyesuaikan ajaran agama dengan kehidupan kontemporer dengan jalan mentakwilkan atau menafsirkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta kondisi sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
(DEL)