Macam-Macam Generasi Z: Menyelami Karakteristik dan Subkelompoknya

Pengetahuan Umum
Menyediakan berbagai informasi seputar Generasi Z.
Konten dari Pengguna
7 September 2023 14:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pengetahuan Umum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Macam-Macam Generasi Z. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Macam-Macam Generasi Z. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi Z menjadi pusat perhatian banyak peneliti, pemasar, dan analis sosial. Namun, seperti generasi sebelumnya, Gen Z bukanlah sebuah kelompok homogen.
ADVERTISEMENT
Mereka memiliki berbagai subkelompok dengan karakteristik khusus berdasarkan pengalaman hidup, budaya, dan teknologi yang mempengaruhi masa remaja mereka. Mari pelajari lebih lanjut tentang beragam subkelompok dalam Gen Z lewat ulasan tersebut.

Digital Natives vs. Digital Innovators

Salah satu pembagian paling mendasar dalam Gen Z adalah antara "Digital Natives" dan "Digital Innovators". Digital Natives adalah mereka yang tumbuh dengan teknologi namun lebih sebagai konsumen.
Mereka menggunakan teknologi untuk sosialisasi, belajar, dan hiburan. Di sisi lain, Digital Innovators lebih fokus pada penciptaan konten, pengembangan aplikasi, atau bahkan mendirikan startup teknologi.

Urban Gen Z vs. Rural Gen Z

Ada perbedaan mendasar dalam pengalaman hidup antara Gen Z yang tumbuh di daerah perkotaan dengan mereka yang tumbuh di daerah pedesaan.
ADVERTISEMENT
Dalam Urban and Rural Youth: A Comparative Study karya Prof. Linda Greene disebutkan bahwa Gen ZGen Z perkotaan cenderung lebih multikultural, lebih terkoneksi dengan tren global dan memiliki akses lebih baik ke teknologi serta pendidikan.
Sementara Gen Z pedesaan mungkin lebih terkoneksi dengan komunitas lokal dan memiliki nilai-nilai yang lebih tradisional.
Ilustrasi Macam-Macam Generasi Z. Foto: Shutterstock

Activist Zs

Seiring dengan meningkatnya kesadaran sosial dan politik, banyak dari Gen Z yang terlibat aktif dalam berbagai isu, mulai dari perubahan iklim hingga hak asasi manusia. Menurut buku Youth Activism in the 21st Century oleh Dr. Jessica Roberts, banyak anggota Gen Z yang menjadi bagian dari gerakan sosial, menggunakan platform media sosial untuk mengadvokasi perubahan serta berpartisipasi dalam aksi langsung.
ADVERTISEMENT

Gen Z Entrepreneurs

Wirausaha muda semakin menjadi tren di kalangan Gen Z. Dengan kemudahan akses informasi dan teknologi, banyak dari mereka yang memulai bisnis di usia muda.
Ketika orang lain melihat sesuatu sebagai tantangan, Gen Z justru menganggapnya sebagai peluang dan sering kali mencari solusi inovatif untuk masalah yang ada.

Gen Z Travelers vs. Homebodies

Bukan rahasia lagi bahwa Generasi Z cenderung memiliki hasrat untuk berkelana. Dengan kemajuan teknologi dan transportasi, serta globalisasi, dunia seolah berada di ujung jari mereka.
Gen Z lebih memilih pengalaman daripada kepemilikan barang. Mereka mencari petualangan, pengalaman belajar, dan kesempatan untuk memahami dunia di luar zona nyaman.
ADVERTISEMENT
Namun, ada juga subkelompok Homebodies, mereka lebih memilih kenyamanan rumah dan menjalani kehidupan yang lebih lokal. Meski demikian, mereka tetap terhubung dengan dunia luar melalui teknologi, memilih untuk menjelajahi dunia virtual daripada dunia nyata.

Gen Z Traditionalists vs. Futurists

Meskipun Generasi Z dikenal sebagai generasi yang paling progresif, ada segmen dari generasi ini yang tetap memegang tradisi kuat. Sebagian Gen Z merasa terhubung dengan warisan budaya dan tradisi mereka serta sering kali memadukan tradisi tersebut dengan aspek modern kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, Futurists adalah mereka yang selalu mencari inovasi terbaru. Seringkali menjadi early adopters teknologi atau tren baru, dan selalu berpikir tentang apa yang ada di cakrawala.
COM-Ilustrasi generasi Z Foto: Shutterstuck

Gen Z Soloists vs. Collaborators

Era digital memungkinkan banyak individu Gen Z untuk mengejar aspirasi mereka secara mandiri. Banyak dari generasi ini yang menjadi freelancer, content creators, atau entrepreneur solo. Mereka mengandalkan keterampilan, kreativitas, dan jaringan online mereka untuk berhasil.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Collaborators percaya pada kekuatan kerja sama. Mereka sering terlibat dalam proyek kelompok, komunitas online, atau inisiatif kolaboratif lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

Kesimpulan

Generasi Z, meskipun sering dilihat sebagai satu kelompok besar, sebenarnya terdiri dari berbagai subkelompok dengan karakteristik unik masing-masing. Pengakuan terhadap keberagaman ini penting, terutama bagi pemasar, pendidik, dan orang tua, untuk memahami dan berinteraksi dengan Gen Z dengan cara yang paling efektif.
Memahami keunikan masing-masing subkelompok ini akan memungkinkan kita untuk lebih menghargai kontribusi Gen Z dalam membangun masa depan yang lebih cerah dan inklusif.