Kisah Pesugihan: Cerita Kuswanto Hampir Tewas Karena Curi Tali Pocong

Konten dari Pengguna
23 November 2020 19:02 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pocong (Foto: Pinterest)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pocong (Foto: Pinterest)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mencuri barang mewah memang dapat membuat kaya mendadak. Namun, ada yang lebih membuat kaya dari sekadar mencuri mewah, yakni mencuri tali pocong.
ADVERTISEMENT
Katanya, tali pocong dapat membuat seseorang terus kedatangan rezeki yanh tiada berhenti. Apalagi, kalau tali pocong yang dicuri adalah tali pocong perawan. Itu lebih manjur.
Setidaknya demikian yang dikatakan oleh Mbah Madi, dukun yang didatangi oleh Kuswanto tempo hari. Kuswanto yang serakah, berniat mencuri tali pocong usai mendatangi Mbah Madi.
"Akan ku beli semua omongan orang-orang itu. Kalau aku sudah kaya, biar ku beri mereka pelajaran."
Kuswanto jatuh miskin usai ketahuan menggelapkan uang togel milik para tetangganya. Rumahnya ia jual untuk mengganti utangnya itu. Bahkan, ia sampai cerai dengan sang istri karena terus melakukan kekerasan.
Barangkali Kuswanto melepas stress nya karena bangkrut kepada sang istri. Namun, tetap saja itu bukan tindakan yang benar. Alhasil, ia tinggal di sebuah gubuk di belakang bekas rumahnya.
ADVERTISEMENT
Selama rumah itu belum ditinggali, Kuswanto diperbolehkan tinggal di gubuk itu. Namun, hari-hari Kuswanto selalu penuh dengan cacian para tetangga.
Ia bahkan pernah mencekik seorang ibu-ibu karena tak tahan terus dihina. Karena kelakuannya itu, Kuswanto sampai harus mendekam di dalam sel selama satu minggu.
Kini, ia merasa percaya diri karena mendapatkan "nasihat" dari Mbah Madi untuk mencuri tali pocong dan menjadikannya jimat untuk mendatangkan rezeki.
Entah apa yang ada dalam pikiran Kuswanto sampai rela melakukan hal-hal tak wajar demi kekayaan. Harta terakhirnya, satu unit sepeda motor, ia serahkan kepada Mbah Madi sebagai mahar.
"Tak apa modal motor, nanti juga akan kembali dalam jumlah yang berlipat-lipat."
Begitulah yang dipikirkan oleh Kuswanto. Ia begitu yakin dengan keberhasilan pencuriannya. Meskipun tampak mustahil, Kuswanto akan tetap nekat melakukan niat jahatnya.
ADVERTISEMENT
***
Sebuah cangkul telah ia tenteng. Dengan mengenakan pakaian serba hitam, lengkap dengan make up hitam yang menutupi seluruh wajahnya, Kuswanto mengendap datang ke sebuah tempat pemakaman umum.
Kuburan itu lebat dengan pepohonan kamboja dan beringin. Pohon-pohon itu membuat pemandangan di kuburan itu tampak gelap meski pada siang hari. Apalagi jika malam.
Pemakaman itu memang cocok untuk dijadikan sasaran Kuswanto. Gelap, rindang, dan tentu saja sepi. Ia merasa akan dengan tenang mencangkul kuburan yang akan jadi target curiannya.
Singkat cerita, satu kuburan target telah ia datangi. Ia sudah berdiri di atas kuburan tersebut dan menaruh cangkul untuk sejenak merapalkan mantra agar, katanya, tak bisa dilihat oleh orang.
Dengan diawali sebuah tarikan nafas, sejurus kemudian Kuswanto menggali kuburan itu. Jantungnya berdegup kencang meskipun ia sudah berusaha merasa tenang.
ADVERTISEMENT
Selama kurang lebih 1 jam ia menggali, papan-papan penutup mayat mulai terlihat. Sejam kemudian Kuswanto mulai bisa menyentuh mayat buruannya. Itu mayat seorang perawan yang baru saja dikuburkan tiga hari silam.
Dengan santainya, Kuswanto membuka tali pocong yang dikenakan mayat. Ia bahkan menyanyikan lagu kesukaannya kala melakukan itu. Mungkin, itu membuatnya lebih santai.
Saat tali pocong itu mulai lepas, Kuswanto duduk sejenak di hadapan mayat yang bersemayam di sana. Ia memasukkan tali pocong itu ke dalam tasnya dan bersiap naik kembali ke atas.
Namun, betapa kagetnya ketika ia melihat sang mayat ujug-ujug bangun dan memelototinya. Kuswanto teriak begitu kencang saking takutnya. Ia buru-buru beranjak ke atas demi menyelamatkan diri.
Namun, kakinya tiba-tiba keram dan tak bisa digerakkan. Teriakan Kuswanto semakin kencang meminta pertolongan. Tak lama, sekitar dua orang penjaga makam mendatangi kuburan itu dan menyorotkan lampu senter ke arah Kuswanto.
ADVERTISEMENT
"Sedang apa kau? Pesugihan ya? Sialan!"
Seketika dua orang bertubuh gempal itu menarik Kuswanto dari bawah kuburan dan menggelandangnya ke tengah kampung. Dua orang penjaga makam itu bahkan meneriakinya maling.
"Maling tali pocong nih. Sikat habis saja. Sikat!"
Warga kemudian berdatangan di tengah malam sepi itu. Pukulan demi pukulan mendarat ke tubuh Kuswanto. Ia habis dipukuli oleh warga yang marah atas kelakuannya.
Untung saja polisi segera datang. Kalau tidak, bisa-bisa Kuswanto tewas diamuk massa karena mencuri tali pocong perawan.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Kesamaan nama tokoh dan latar hanyalah kebetulan.