Pesugihan Siluman Harimau Pembawa Kekayaan

Konten dari Pengguna
6 Agustus 2020 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pesugihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi harimau. Foto : JOE KLAMAR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi harimau. Foto : JOE KLAMAR/AFP
ADVERTISEMENT
Bambang adalah seorang lelaki miskin yang tinggal di pinggir kota Yogyakarta. Semenjak masuk kuliah dua tahun yang lalu, keminderannya makin bertambah. Lantaran kawan-kawan sepergaulannya memiliki barang-barang mewah nan kinclong yang selalu membuatnya tergiur.
ADVERTISEMENT
Meski anak petani miskin, kawan-kawannya toh tidak mempermasalahkannya. Malah Bambang selalu mereka traktir dan dibelikan barang-barang tiap dirinya ulang tahun. Tapi Bambang kerap kali menolak lantaran tak enak hati.
Di ulang tahunnya yang ke 21, geng pertemanannya memberikan sebuah sepeda motor Vespa berwarna teal yang menjadi impiannya. Bambang pun menangis tersedu-sedu betapa baiknya ketiga sahabatnya itu.
“Terima kasih sekali… Aku tidak tahu harus berkata apa lagi kepada kalian. Tetapi cukup sudah, aku tidak mau merepotkan kalian lagi. Aku sudah banyak sekali menerima pemberian hadiah dari kalian. Mulai saat ini aku berjanji untuk tidak merepotkan kalian lagi” tuturnya sembari menangis tersedu-sedu.
Ilustrasi peluit berkepala macan. Foto : ebay.ca
Meskipun berucap demikian, tetapi Bambang sendiri juga tak yakin bagaimana ia bakal keluar dari kemiskinan. Ia tak memiliki cukup modal untuk memulai usahanya dan tak memiliki cukup kepiawaian untuk menjadi seorang karyawan.
ADVERTISEMENT
Sore itu setelah mendapatkan kejutan, Bambang menjajal motor barunya. Ia berkendara menuju ke desa neneknya di pedalaman Gunung Kidul. Setelah ditinggal mati sang Ibu, Bambang memang dekat dengan sang nenek. Ia biasanya datang dua minggu sekali dan menceritakan kehidupannya ke sang nenek.
Assalamualaikum nek” tuturnya sembari memasuki rumah limasan itu.
Mlebu nak” jawabnya dalam bahasa jawa.
Setelah menyeruput secangkir teh buatan sang nenek, Bambang lantas bercerita. Dirinya menceritakan kado dari kawan-kawannya itu. Ia juga menceritakan kegelisahannya tentang tak memiliki uang dan bingung bagaimana cara mendapatkannya.
Sang nenek hanya tersenyum mendengar ceritanya. Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun dan justru meninggalkan Bambang seorang. Nenek malah masuk ke kamarnya. Ia menutup pintu kayu jati itu dengan kencang.
ADVERTISEMENT
Bambang kebingungan dibuatnya. Ia takut bila ternyata dirinya berucap kata yang salah dan menyakiti sang nenek. Tetapi tak seperti biasanya, jika nenek marah dirinya sudah pasti terkena semprotan kemarahan. Namun kali ini sang nenek hanya diam.
Takut tak sengaja melontarkan kata tak pantas, Bambang bersiap diri untuk minta maaf meski dirinya juga tak tahu kesalahan apa yang ia perbuat. Ia meneguk tehnya sampai habis dan menghela napas.
Namun saat Bambang bangun dari duduknya, sang nenek justru keluar dengan sebuah kotak merah. Bambang bingung. Ditambah sang nenek juga menyeringai, membuat Bambang tambah khawatir.
“Ada apa sih nek? Bambang salah ngomong, nggih?” tanyanya hati-hati.
“Hahaha.. bukan Bang, sudah waktunya kamu memiliki ini” tuturnya sembari memamerkan kotak beludru itu.
ADVERTISEMENT
Sang nenek membuka kotak beludru merah itu. Di dalamnya terdapat sebuah peluit yang berbentuk kepala harimau. Sebelum Bambang sempat bertanya, nenek sudah menjelaskan. Ia menerangkan bahwa peluit itu adalah alat untuk memanggil Mbah Shane si Harimau.
“Peluit ini adalah hadiah ulang tahunmu dari nenek dan alm kakek. Hanya keturunan laki-laki keluarga kita yang boleh membawa peluit ini” tuturnya.
Nenek kemudian menjelaskan siapa itu Mbah Shane. Menurutnya Mbah Shane adalah leluhur yang sudah menjaga keluarganya turun temurun. Mbah Shane juga dapat mendatangkan kekayaan bagi keluarganya. Tetapi hanya bila dipanggil oleh keturunan laki-laki.
“Pantas saja ibu-dan ayahku hidup miskin. Karena ibu adalah perempuan dan aku masih belum cukup umur waktu itu” kata Bambang.
ADVERTISEMENT
Sang nenek pun membenarkan. Peluit hanya bisa digunakan ketika laki-laki sudah matang yakni di usia 21 tahun. Menurut sang nenek, praktik pesugihan ini sudah turun temurun dilakukan keluarganya. Tetapi praktik ini akan berhenti ketika si pemegang peluit meninggal. Pesugihan baru berlanjut ketika laki-laki keturunan keluarganya sudah cukup umur.
Tetapi ada harga yang harus dibayar. Mbah Shane akan menunjukkan dirinya sebagai Harimau dan harus dipelihara sang pemegang peluit sampai ia meninggal. Selain itu, pemegang peluit juga akan diberikan tanda oleh Mbah Shane berupa goresan cakar di punggungnya.
Bambang pun menyetujuinya. Ia gembira bukan kepayang akan menanti kehadiran kekayaan, meski harus merawat harimau dan memiliki luka cakar. Yang penting hidup tidak susah, begitu pikirnya.
ADVERTISEMENT
Malam harinya, Bambang segera melakukan pemanggilan. Ia ditemani sang nenek meniupkan peluit di belakang rumah nenek yang berbatasan dengan hutan. Peluit itu tidak dapat didengar manusia, hanya bisa didengar oleh harimau. Tiga kali ia meniup peluit, dan muncullah seekor harimau.
**
Tiga bulan kemudian, Bambang pergi ke kampus dengan menggunakan Mini Cooper terbaru miliknya. Tag Heuer juga melingkar di tangannya sebagai penunjuk waktu. Tampilannya kini serba kinclong dan necis.
Kawan-kawan gengnya pun heran Bambang dapat memiliki kekayaannya dengan singkat. Bila ditanya mengenai hartanya, ia akan menjawab bahwa dirinya mendapatkan perusahaan dari wasiat alm sang ibu.
Selain tampil mewah, Bambang kini dikenal dengan memiliki peliharaan harimau yang eksotis. Rekan-rekan hanya mengetahui harimau itu sebagai hewan biasa. Tapi nyatanya tidak, harimau itu merupakan harimau gaib.
ADVERTISEMENT
Bambang pun membuatkan kandang harimau super megah di samping rumahnya. Tak lupa, dirinya juga mem-branding dirinya sebagai pemuda pecinta hewan dengan memiliki akun instagram untuk sang harimau.
Tulisan ini hanya rekayasa. Kesamaan nama dan tempat hanyalah kebetulan belaka.