Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Berburu Kuliner dari Kota Seribu Paranormal
8 Maret 2019 16:07 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
Tulisan dari Pipit NF tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berkendara dari Jakarta menuju Surabaya melalui Jalur Pantai Utara, kita akan melalui sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Pati. Berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Rembang di timur, Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan di selatan, serta Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di Barat, Pati yang dikenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani juga dikenal dengan julukan kota seribu paranormal.
ADVERTISEMENT
Julukan tersebut tak lepas dari sejarah panjang pembentukannya yang menjadi tempat kediaman banyak tokoh spiritual sejak jaman Mataram Hindu. Jejak-jejak tersebut masih terlihat hingga kini dengan dikelilinginya Pati oleh makam-makam tokoh spiritual tersohor di Jawa seperti Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, Syekh Jangkung, dan KH. Mutamakin.
Kota Pati sebelumnya merupakan ibu kota dari Karesidenan Pati yang terdiri atas beberapa kabupaten yakni Pati, Rembang, Blora, Kudus, Jepara, dan Grobogan. Namun demikian, kota Pati kemudian kalah berkembang dibandingkan Kudus yang terkenal dengan industri rokok kreteknya.
Secara geografis, Pati merupakan daerah yang terdiri atas gunung, dataran tinggi, dataran rendah, dan laut. Tidak heran, kuliner khas Pati sangat beragam. Berikut adalah beberapa kuliner yang wajib anda coba ketika anda berkunjung ke Pati.
ADVERTISEMENT
1. Sego Gandul atau Nasi gandul
Sego Gandul atau Nasi gandul merupakan makanan khas kota Pati yang berbahan dasar daging sapi. Diolah dengan rempah-rempah seperti jinten, kencur, jahe, terasi, dan gula merah, masakan ini memiliki aroma khas dengan kuah yang manis. Ditambah dengan isi jeroan dan lidah sapi, nasi gandul menjadi makanan yang wajib kami kunjungi ketika pertama kali menjejakkan kaki di kota Pati.
Pada awalnya, konsumen nasi gandul kebanyakan adalah kaum Singkek atau keturunan Tionghoa yang banyak berprofesi sebagai pedagang dan bermukim di Kota Pati. Pada masa tersebut, masakan berbahan dasar daging sapi masih terbilang cukup mahal. Disebut nasi gandul karena awalnya penjual nasi gandul membawa dagangannya dengan pikulan yang bergerak naik turun seirama dengan langkah penjualnya sehingga seperti menggantung (gandul).
ADVERTISEMENT
Salah satu warung nasi gandul yang terkenal di Pati adalah nasi gandul Pak Meled atau warung romantis H.S. Sardi yang terletak di dekat terminal Pati dan hanya buka mulai tengah malam hingga dini hari.
Nasi gandul disajikan di piring dengan alas daun pisang. Berbagai hidangan pelengkap seperti tempe goreng, perkedel, otak goreng, dan berbagai sayuran bersantan juga tersedia disini.
2. Soto Kemiri
Soto Kemiri merupakan soto ayam yang dihidangkan dengan mangkuk kecil seperti layaknya soto kudus. Disajikan dengan campuran tauge, suwiran daging ayam, bawang putih goreng, serta perasan jeruk nipis, soto Kemiri memang mirip seperti soto dari kota tetangga. Namun ada sesuatu yang berbeda dari soto Kudus yakni potongan ayam mini yang gurih. Ayam yang disajikan merupakan ayam yang masih doro atau remaja sehingga memang berukuran kecil. Tapi rasanya yang gurih membuat ketagihan siapa saja yang mencobanya.
ADVERTISEMENT
Jangan salah menilai berdasarkan namanya, Soto Kemiri tidak berbumbu dasar kemiri. Nama Kemiri didapat karena soto ini berasal dari desa Kemiri di Kabupaten Pati. Untuk dapat memuaskan penasaran akan soto Kemiri, datanglah ke desa Kemiri sebelum maghrib atau kita akan kecewa karena kehabisan soto dan hidangan pelengkapnya. Saking gurihnya ayam doro yang disajikan, sepupu saya bahkan pernah menghabiskan hingga 23 potong ayam. Langganan keluarga besar kami adalah warung Pak Lasdi.
3. Mangut Ndas Manyung
Terletak di pesisir pantai utara, jangan heran jika salah satu makanan kas kota Pati adalah ikan. Salah satu makanan yang terkenal adalah Mangut Ndas Manyung. Mangut kepala manyung berciri khas kuah santan berwarna kuning yang rasanya pedas hingga ke ubun-ubun. Ndas manyung merupakan kepala ikan manyung (sejenis ikan berjenis Ariidae, semacam sembilang yang juga biasa diolah menjadi ikan asin jambal roti). Kepala ikan ini kemudian diasap sebelum diolah menjadi mangut sehingga menghasilkan aroma dan rasa yang khas.
ADVERTISEMENT
Makanan ini dapat dengan mudah dijumpai di wilayah Pati bagian Timur yakni Juwana dan Batangan yang juga merupakan daerah asal Bandeng Presto Juwana, oleh-oleh terkenal dari Semarang.
Tidak hanya bagian kepala, bagian kantung udara serta telur ikan manyung juga diolah menjadi sajian sedap seperti pepes. Selain ndas manyung, kepala ikan pari juga menjadi salah satu bahan dasar utama untuk masakan mangut.
Daerah ini juga terkenal dengan sajian kepiting tambak serta udang windu berukuran jumbo. Daerah Juwana memang terkenal dengan hasil lautnya dan merupakan salah satu pusat tambak udang dan bandeng di kawasan Kabupaten Pati.
Salah satu warung Mangut yang harus anda kunjungi adalah Rumah Makan Pak Bodong atau yang sebelumnya bernama rumah makan Mbah Modin.
ADVERTISEMENT
4. Petis Kambing Runting
Puas mencicipi masakan khas berbahan dasar sapi, ayam, dan ikan, berikutnya adalah makanan berbahan dasar kambing yang dikenal dengan nama Petis Kambing Runting. Dinamakan runting karena berasal dari desa Runting Tambaharjo, wilayah Pati bagian utara. Sementara nama petis tidak ada hubungannya sama sekali dengan petis ikan atau terasi.
Petis kambing runting ini berbeda dengan gulai kambing pada umumnya. Dengan kuah yang lebih kental dan gelap, masakan berbahan dasar sumsum tulang kambing atau yang dikenal dengan sebutan balungan, daging iga kambing, dan dicampur dengan jeroan. Petis kambing runting memiliki cita rasa yang sangat gurih
5. Jangan Merico atau Sayur Merica
Untuk mereka yang lebih menyukai masakan ikan, selain mangut ndas manyung, kota pati juga terkenal dengan sajian Jangan Merico atau Sayur Merica. Berbahan dasar kakap, kerapu, ikan ekor kuning atau manyung, sayur ini bercita rasa segar dengan kuah pedas merica, cabai, dan asam dari tomat atau asam jawa. Salah satu yang khas dari masakan ini adalah adanya daun singkil sebagai penyedap penghilang aroma amis. Daun singkil banyak tumbuh di wilayah pesisir Pati.
ADVERTISEMENT
Masakan ini dapat kita temui di daerah Pati bagian Timur yakni Juwana, Batangan dan perbatasan kaliori.
6. Jangan Tewel (sayur nangka muda) dan Jangan Tempe Pedes
Bagi para vegetarian, kota Pati juga tidak akan kalah memanjakan lidah anda. Di kota ini anda akan mendapati sajian Jangan Tewel atau sayur nangka muda yang disajikan hangat dengan pelengkap tempe goreng di atas piring beralas daun jati. Alas daun jati menambah harum dan rasa tersendiri terhadap masakannya.
Bagi pendamping yang bukan vegetarian, jangan tewel juga bisa dilengkapi dengan ati ampela, keripik udang, dan telur dadar. Masakan ini bisa kita temukan di desa Tambakromo di wilayah Pati bagian selatan.
ADVERTISEMENT
Kota Pati juga terkenal sebagai penghasil tempe semangit atau tempe busuk. Di bagian utara Pati, tepatnya di desa Bongsri dan Jontro, kita dapat menemukan masakan khas yang terbuat dari tempe semangit. Masakan dengan kuah santan kental ini sangat pedas dengan dominasi rasa ketumbar, cabai dan merica.
Puas menikmati kuliner Pati, jangan lupa berkunjung ke Desa Bakaran yang terkenal dengan batik Bakarannya yang unik, berbagai macam penganan kacang dari Kacang Dua Kelinci atau Kacang Garuda, serta ke Desa Batangan Batursari untuk membeli oleh-oleh telur asap lurik yang sedap. Jangan lupa pula untuk menikmati tempat-tempat wisata alam dan sejarah yang banyak tersebar di sekitar Pati.