Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Grafiti: Seni atau Vandalisme?
26 April 2025 9:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Pitut Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Grafiti adalah salah satu cabang dari street art, bersama dengan mural dan stencil art. Berbeda dengan mural yang lebih fokus pada gambar besar atau narasi visual, grafiti lebih condong pada artistika huruf dan pengolahan tipografi, menjadikannya bentuk seni yang unik dalam dunia seni jalanan.
ADVERTISEMENT
Sejarah dan Evolusi Grafiti
Grafiti telah ada sejak zaman kuno, dengan jejaknya ditemukan pada dinding gua prasejarah dan reruntuhan kota kuno seperti Pompeii. Namun, bentuk grafiti modern mulai berkembang pada akhir 1960-an di New York, ketika kaum muda menggunakan cat semprot untuk membuat tanda, nama, dan pesan di dinding kota.
Pada era 1970-an dan 1980-an, grafiti berkembang menjadi bentuk seni yang lebih kompleks, dengan teknik seperti wildstyle, yang menampilkan huruf-huruf yang saling bertautan dan sulit dibaca. Seniman mulai membuat mural yang menggambarkan berbagai isu sosial, budaya, dan politik.
Saat ini, grafiti telah bertransformasi menjadi seni jalanan dengan berbagai bentuk, mulai dari sticker art hingga grafiti digital. Banyak kota di dunia, termasuk Berlin, London, dan Melbourne, memberikan ruang legal bagi seniman grafiti untuk berkarya, menunjukkan bahwa grafiti tidak selalu dianggap sebagai tindakan vandalisme.
ADVERTISEMENT
Grafiti sebagai Bentuk Seni Urban
Banyak yang melihat grafiti sebagai bagian dari seni urban, terutama karena mampu menyampaikan pesan sosial, kritik politik, dan ekspresi budaya. Grafiti seringkali memiliki makna mendalam, tidak sekedar coretan sembarangan. Berikut beberapa alasan mengapa graffiti dianggap sebagai seni:
1. Sarana Ekspresi Kreatif
Grafiti adalah bentuk seni visual yang memungkinkan seniman mengungkapkan ide, emosi, dan perspektif mereka terhadap dunia. Seni grafiti seringkali mewakili suara komunitas yang kurang terwakili dalam media konvensional.
2. Meningkatkan Estetika Kota
Mural grafiti yang dibuat dengan baik bisa mengubah dinding kosong menjadi karya seni, mempercantik lingkungan, dan memberikan identitas visual bagi suatu tempat. Banyak kota telah mengadopsi mural sebagai bagian dari desain urban mereka.
ADVERTISEMENT
3. Sarana Kritik Sosial
Grafiti sering digunakan untuk menyampaikan pesan sosial dan politik, seperti isu keadilan sosial, hak asasi manusia, atau perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil. Seniman grafiti terkenal seperti Banksy telah membawa seni jalanan ke tingkat global dengan karya-karya bernilai tinggi yang mengandung kritik sosial mendalam.
Grafiti sebagai Vandalisme
Di sisi lain, grafiti sering dikaitkan dengan tindakan vandalisme, terutama jika dilakukan secara ilegal di ruang publik atau properti pribadi tanpa izin. Berikut beberapa alasan mengapa grafiti dianggap sebagai vandalisme:
1. Merusak Properti dan Lingkungan
Ketika grafiti dibuat tanpa izin, seringkali dianggap sebagai tindakan merusak properti. Pemerintah dan pemilik bangunan sering menghabiskan dana besar untuk membersihkan atau menghapus coretan yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
2. Tidak Semua Grafiti Berkualitas Seni
Tidak semua grafiti memiliki nilai artistik. Banyak coretan di dinding, tiang listrik, dan fasilitas umum hanya berupa tagging, yaitu tanda atau nama tanpa makna artistik. Tagging sering dianggap sebagai gangguan visual yang memperburuk estetika kota.
3. Mengarah pada Ketidaktertiban Sosial
Beberapa studi menunjukkan bahwa kota yang penuh dengan grafiti ilegal cenderung mengalami peningkatan ketidaktertiban sosial, di mana vandalisme lainnya ikut berkembang. Oleh karena itu, banyak kota memiliki kebijakan tegas untuk menghapus grafiti yang dianggap merusak lingkungan.
4. Fenomena di Kota-Kota Kecil dan Berkembang
Di Indonesia, khususnya di kota-kota kecil dan berkembang, grafiti sering kali salah arah dan lebih cenderung mengotori fasilitas publik daripada menjadi karya seni yang bernilai. Banyak coretan yang muncul di tembok umum, halte bus, atau fasilitas sosial tanpa mempertimbangkan estetika maupun izin, sehingga lebih banyak dipandang sebagai tindakan vandalisme daripada ekspresi seni.
ADVERTISEMENT
Upaya Pemberian Ruang Seni Publik
Agar graffiti bisa diakui sebagai seni tanpa merusak lingkungan, banyak kota telah menyediakan ruang legal bagi seniman untuk berkarya. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi perdebatan seni vs. vandalisme ini adalah:
1. Menyediakan dinding legal untuk grafiti, seperti yang dilakukan di Melbourne dan Berlin.
2. Mendukung program seni jalanan, yaitu memberikan wadah untuk grafiti digunakan sebagai bagian dari desain kota yang estetis.
3. Edukasi tentang grafiti, sehingga lebih banyak orang memahami mana yang merupakan seni dan mana yang hanya vandalisme.
4. Kolaborasi dengan komunitas seni untuk menciptakan mural yang memiliki makna dan mempercantik kota.
ADVERTISEMENT
Grafiti, Seni atau Vandalisme?
Pada akhirnya, apakah grafiti adalah seni atau vandalisme bergantung pada konteks dan cara pembuatannya. Jika dilakukan dengan izin dan memiliki nilai artistik, grafiti bisa menjadi bagian dari seni urban yang memperkaya lingkungan. Namun, jika dilakukan tanpa izin dan hanya berupa coretan tanpa makna, grafiti cenderung dianggap sebagai vandalisme.
Di Indonesia, khususnya di kota-kota kecil dan berkembang, edukasi dan penyediaan ruang seni menjadi kunci untuk mengarahkan grafiti agar benar-benar menjadi bagian dari seni urban, bukan sekadar coretan yang mengotori fasilitas publik.
Grafiti adalah suara dari jalanan. Ketika dibuat dengan tujuan, ia menjadi seni, ketika dilakukan tanpa aturan, ia berubah menjadi vandalisme.
ADVERTISEMENT
(Pitut Saputra)
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.