3 Film Indonesia yang Menuai Kontroversi di Tahun 2019

Konten Media Partner
20 Desember 2019 12:36 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
3 Film Indonesia yang menuai kontroversi
zoom-in-whitePerbesar
3 Film Indonesia yang menuai kontroversi
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Sepanjang tahun 2019 ini banyak film-film Indonesia yang berkualitas dirilis, tidak hanya berkualitas namun ada juga yang menuai kontroversi.
ADVERTISEMENT
Hasilnya adalah film-film tersebut menjadi bahan perbincangan publik dan media. Meskipun begitu, tidak sedikit dari film-film tersebut yang menuai prestasi, bahkan ada yang mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.
Berikut ini adalah 3 judul film yang menjadi kontroversi di sepanjang tahun 2019.
Film yang menjadi debut dari sutradara Gina S Noer sempat menjadi kontroversi di tahun ini. Bahkan film tersebut sempat akan diboikot karena khawatir akan mengajak anak muda untuk melakukan hubungan seks.
Meski begitu apabila sudah menonton filmnya justru sama sekali tidak ada ajakan untuk anak muda melakukan hubungan seks. Alih-alih akan diboikot, film yang dibintangi oleh Adhisty Zara dan Angga Yunanda justru disambut positif oleh penonton. Terbukti selama tayang di Indonesia, film tersebut sukses menempati posisi kedua sebagai film yang paling banyak ditonton tahun ini dengan 2.538.473 penonton.
ADVERTISEMENT
Sejumlah penghargaan pun berhasil didapatkan seperti, di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2019 berhasil menyabet 2 piala untuk penulis Skenario Asli Terbaik dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Selain itu di Festival Film Bandung 2019 berhasil menyabet 3 piala untuk Film Bioskop Terpuji, Penulis Skenario Terpuji, dan Penata Artistik Terpuji.
Apabila mengangkat isu LGBT di Indonesia sudah pasti akan menuai kecaman oleh publik. Hal itu juga berlaku di dunia film, dalam hal ini adalah film Kucumbu Tubuh Indahku yang disutradarai oleh Garin Nugroho.
Terbukti film tersebut hanya tayang beberapa hari saja di bioskop, bahkan di beberapa kota menyatakan penolakan film tersebut tayang. Sebelum menyabet 8 penghargaan di Festival Film Indonesia 2019 (Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Penata Musik Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, dan Penata Busana), Kucumbu Tubuh Indahku telah terlebih dahulu mendapatkan sejumlah penghargaan di Internasional, seperti Cultural Diversity under the Patronage of UNESCO di Asia Pacific Screen Awards 2018, Best Film di Festival Des 3 Continents 2018, dan Bisato D’Oro Award Venice Independent Awards.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan banyak penghargaan dan masih banyak peminat yang ingin menontonnya, film Kucumbu Tubuh Indahku sempat tayang kembali pada 12-17 desember kemarin di CGV.
Film horor pertama Titi Kamal ini sempat menuai protes dari warganet karena menilai film tersebut dapat membuat masyarakat untuk takut melakukan salat sendiri karena khawatir akan diganggu oleh jin.
Film Makmum sendiri menceritakan tentang sekelompok penghuni asrama yang kerap diganggu oleh jin, terutama saat mereka sedang melakukan kegiatan salat.
Meski begitu, film Makmum yang disutradarai oleh Hadrah Daeng sukses besar di Malaysia dengan meraup keuntungan 7.15 juta ringgit (sekitar Rp 19.5 miliar) selama 25 hari tayang di sana. Film tersebut sekaligus menjadi film terlaris di Malaysia sepanjang tahun 2018-2019 dan sukses mendapatkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia).
ADVERTISEMENT