Konten Media Partner

3 Film untuk Merayakan Hari Peduli Sampah Nasional

21 Februari 2019 11:21 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tumpukan sampah dari film Wall-E (Sumber: Disney Pixar)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tumpukan sampah dari film Wall-E (Sumber: Disney Pixar)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Tepat pada hari ini (21/2), Indonesia merayakan Hari Peduli Sampah Nasional 2019. Play Stop Rewatch ingin mengingatkan kenapa kita harus peduli dengan sampah, lewat film yang akan kami rekomendasikan untuk meningkatkan kepedulian kita dalam mencintai lingkungan.
ADVERTISEMENT

Garbage Dream (2009)

Film dokumenter ini menceritakan 3 orang anak laki-laki yang hidup pada komunitas bernama Zaballeen (bahasa arab untuk 'tukang sampah' atau 'pemulung') di pinggiran Kairo, Mesir. Zaballeen mendaur ulang 80 persen dari sampah yang mereka kumpulkan dan mengekspornya ke negara lain. Akan tetapi, hidup mereka terancam ketika akhirnya perusahaan besar ikut campur dalam perdagangan sampah di Kairo.
Walaupun fokus dari film ini adalah kisah perjuangan bertahan hidup di era globalisasi, film ini menyadarkan kita bahwa betapa pentingnya seorang 'Zaballeen' dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mereka bertugas mengumpulkan dan mendaur ulang sampah-sampah yang kita produksi agar sampah tersebut tidak merusak lingkungan. Kita hanya bisa membantu dengan memisahkan jenis-jenis sampah agar tugas mereka lebih mudah.
ADVERTISEMENT
Garbage Dream meraih penghargaan pada kategori Best Documentary Film di Hollywood Film Festival, Lone Star Film Festival, Landlocked Film Festival, Bermuda International Film Festival, Vail Film Festival, dan Ashland Independent Film Festival.

Trashed (2012)

Film dokumenter ini merupakan kisah Jeremy Irons yang melakukan perjalanan keliling dunia untuk menyelidiki kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tumpukan sampah bervolume besar yang diproduksi oleh manusia.
Trashed mengungkapkan fakta mengerikan tentang bahaya yang kita hadapi karena cara kita yang salah dalam membuang sampah. Metode pembuangan limbah yang sering dilakukan kita pada umumnya menimbulkan resiko terhadap lingkungan.
Para pembuat film ini mengunjungi beberapa tempat yang bisa menjadi contoh dalam buruknya pengelolaan limbah di beberapa situs, salah satunya adalah di Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa hal tersebut bisa berdampak kepada saluran air dan masyarakat.
ADVERTISEMENT

Wall-E (2008)

Disney Pixar membuat film Wall-E untuk memberikan kritik sosial kepada konsumerisme masyarakat yang terlalu berlebihan. Wall-E dikemas dalam bentuk film animasi agar anak-anak dapat menikmatinya sembari mengajarkan nilai akan kepedulian lingkungan.
Filmnya bercerita tentang robot yang bertugas untuk membereskan sampah yang ditinggalkan manusia di bumi. Rutinitasnya berubah ketika ia menemukan tumbuhan yang bisa bertahan hidup di bumi dan memiliki tujuan untuk memberitahu kepada manusia yang sudah dievakuasi terlebih dahulu ke Axiom.
Banyak nilai moral kemanusiaan yang bisa diambil dalam film ini terutama betapa teknologi yang membantu manusia malah menyebabkan kemalasan. Maka dari itu, hidup konsumtif harus dihindari karena kita memproduksi sampah yang berlebihan sehingga tidak bisa mengontrol kerusakan lingkungan akibat dari sampah tersebut.
ADVERTISEMENT
Penulis: Andri