Konten Media Partner

5 Hal Esensial Soal Batman, Pahlawan Penuh Kegelapan dan Misteri

28 Februari 2022 12:07 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Batman (Source: IMDB)
zoom-in-whitePerbesar
The Batman (Source: IMDB)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Dalam dua hari, film terbaru Batman akan hadir di bioskop. Kali ini, dengan judul The Batman dan aktor Robert Pattinson menjadi sang manusia kelelawar.
ADVERTISEMENT
Batman, yang memiliki nama asli Bruce Wayne, memang sudah berkali-kali diangkat ke berbagai medium, tak terkecuali tv dan film. Namun, tiap iterasinya memiliki pendekatan yang berbeda dalam mempresentasikan kisah, kepribadian, dan karakteristik sang manusia kelelawar. Ada yang fokus ke sisi heroiknya, ada yang memposisikan Batman sebagai rival Superman, ada juga yang menonjolkan skill deduksinya sebagai detektif.
Nah, walaupun presentasi Batman beragam, ada beberapa karakteristik esensial yang dipertahankan. Kebanyakan adalah hal-hal yang membuat Bruce Wayne sebagai Batman definitif dan sulit digantikan, bahkan oleh mentee-nya.
1. Produk Balas Dendam Atas Kematian Orang Tuanya.
Bruce Wayne sebagai Batman (Source: IMDB)
Bruce Wayne tumbuh besar dengan kerasnya kota Gotham. Kematian kedua orang tuanya, Thomas Wayne dan Martha Wayne, membuat Wayne muda trauma. Semenjak itu, ia bersumpah akan membalaskan kematian orang tuanya dengan 'berjihad', membasmi kejahatan di kota Gotham agar peristiwa pembunuhan orang tuanya tak terulang.
ADVERTISEMENT
Beberapa film atau serial Batman memang memakai identitas yang berbeda-beda untuk pembunuh orang tuanya. Trilogi The Dark Knight, misalnya, memakai karakter Joe Chill yang diangkat langsung dari lembaran komiknya. Walau begitu, esensi bahwa peristiwa itu yang memicu kelahiran Batman tidak pernah diubah, hanya perjalanan pasca pembunuhan yang dibuat variatif.
Pada series Gotham (2014), misalnya, diceritakan bahwa Bruce Wayne muda berusaha memecahkan peristiwa pembunuhan ayah dan ibunya. Penyelidikan ia mengungkap korupsi yang menghancurkan Gotham dan mendapatkan alasan di balik pembunuhan orang tuanya.
Apabila mengacu ke kisah komik, Bruce Wayne mulai berlatih bela diri tak lama setelah kematian orang tuanya. Hal itu menjadi bekal pertamanya sebagai pembasmi kejahatan. Tercatat ada beberapa seni beladiri yang dikuasai Batman mulai dari Taekwondo, Jiu-Jitsu, Savate, Judo, Muay Thai, Kung Fu, dan Karate. Uniknya pada film terbarunya, The Batman, sang manusia kelelawar akan menggunakan gaya bertarung ala Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami menggunakan semuanya sesuai gaya bertarung ala Indonesia di mana kau memakai dua tongkat dan gerakannya disesuaikan dengan itu, dan kemudian kau menghilangkan tongkatnya," ungkap Robert Pattinson, pemeran Batman terbaru, sebagaimana dikutip dari Den of Geek.
2. Kostum Serba Hitam, Gadget Melimpah, dan Kelelawar yang Mencolok.
The Batman (Source: IMDB)
Bagai dua sisi mata uang, Bruce Wayne Menjalankan dua dunia sekaligus. Menjalankan aksinya sebagai Batman serta mengendalikan bisnisnya di Wayne Enterprises. Dalam memberantas kejahatan, Batman akan selalu berkamuflase dengan gelap malamnya. Agar tidak diketahui musuhnya, ia mendesain kostum dan kendaraan (Batmobile) tampak gelap dengan balutan warna hitam.
Di awal kemunculannya, Bruce Wayne muda menggunakan kostum merah dan kuning. Kostum ini jugalah yang nantinya akan dipakai Robin sebagai partner Batman. Fakta tersebut terungkap pada ‘Detective Comics’ #226 keluaran 1955 dan The Untold Legend of the Batman.
ADVERTISEMENT
Kostum kelelawar baru dipakai Bruce Wayne setelah ia melihat makhluk nocturnal itu memasuki rumahnya. Bruce kecil pernah takut akan kelelawar dan hal itu menginspirasinya untuk menjadikan kelelawar sebagai 'simbol' untuk menakuti musuh-musuhnya. Di film Batman Begins (2005), Bruce mengatakan bahwa dengan dirinya menjadi 'simbol', maka dirinya akan menjadi sosok yang incorruptible.
Salah satu esensi dari kostum Batman, selain topeng yang menyerupai kepala kelelawar dan jubah, adalah simbol kelelawar di bagian dada. Simbol itu ada bukan sekedar untuk menegaskan penampilan Bruce sebagai Batman, tetapi juga untuk mengalihkan perhatian musuh dari bagian yang tidak terlindungi yaitu mulutnya ke bagian yang paling terlindungi, dadanya.
Selain kostum, Batman juga dikenal memiliki gadget melimpah untuk menunjang kerjanya. Segala gadget itu ia simpan di Batcave, goa kelelawar yang tak jauh dari rumahnya, Wayne Mansion. Di sana, Bruce menciptakan kostum Batman dan berbagai gadget penunjang mulai dari Batarang, Bat-taser, Bat-grapple, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
3. Detektif Terbaik di Dunia, Bak Sherlock Holmes.
The Batman (Source: IMDB)
Batman memiliki berbagai julukan dan salah satu yang terkenal adalah The World Greatest Detective. Bagaimana tidak, ia dikenal kerap berhasil membuat deduksi dan analisis yang jitu untuk menangkap para 'penghuni' rogue gallerynya. Bahkan, ia berhasil menganalisis seluruh anggota Justice League dan membuat rencana untuk melumpuhkan mereka apabila diperlukan suatu hari nanti.
Terpengaruh kisah Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle, Bruce Wayne memang ingin memperdalam kemampuan sebagai detektif. Menurutnya, hal itu juga modal penting untuk menjadi pembasmi kejahatan yang efektif.
Bruce memiliki berbagai mentor yang membentuk skill detektifnya. Pada awalnya, ia dimentori oleh Harvey Harris. Selain itu, Bruce juga dimentori oleh Dan Mallory, detektif swasta yang memberi pelajaran tentang detektif. Dalam Detective Comics #734, Bruce juga dilatih oleh David Cain yang lebih dikenal sebagai ayah Batgirl (New Earth), Cassandra Cain.
ADVERTISEMENT
Walau memiliki berbagai mentor, Bruce tak lupa belajar sendiri. Pada komik The Batman Chronicles #6 tahun 1996, Wayne muda juga dikisahkan belajar pengetahuan mengenai alat dagang dan penegakan hukum secara otodidak.
Sisi Batman sebagai detektif relatif jarang dijadikan hal yang menonjol di film-filmnya, bahkan di trilogi The Dark Knight yang 'agung' itu. Hal itu yang akan diubah sutrada Matt Reeves di The Batman. Matt Reeves mengkonfirmasi dalam Movie Maker akan menjadikan The Batman sebagai film detektif terhebat. Pengkisahan ini perlu dilakukan, untuk pengembangan awal karakter.
Ia menjelaskan cerita yang akan disampaikan berdasarkan referensi komik Detective Comics’ #27 pada Mei 1939. "Gagasan mengenai (Gotham) tempat yang korup, Anda mencoba melawan arus untuk melawannya dan membuat perbedaan," tegas Reeves.
ADVERTISEMENT
4. To Kill Or Not To Kill? Itu Pertanyaan Besarnya.
Batman dan Catwoman (Source: IMDB)
Salah satu karakteristik dasar Batman yang dikenal banyak orang adalah komitmennya untuk tidak membunuh musuh-musuhnya. Komitmen itu kerap disebut sebagai No Kill Code.
Apakah Batman benar-benar tidak pernah membunuh? Ceritanya panjang. Long story short, iterasi awal Batman dipresentasikan oleh kreatornya, Bob Kane dan Bill Finger, sebagai sosok yang tidak segan menghabisi musuh-musuhnya mulai dari menembaki mereka, membakar mereka, memotong-motongnya, menguras darahnya, hingga menggantung mereka di Batplane. Dalam Detective Comics #27, Batman membunuh seorang ahli kimia, Alfred Stryke, dengan mendorongnya ke dalam tangki yang penuh dengan cairan asam.
Batman pun ditampilkan memiliki senjata api yang siap ia gunakan kapanpun. Sebagai contoh, pada Batman #1 (1940), sang manusia kelelawar menembaki sopir truk yang membawa Monster Men.
ADVERTISEMENT
Segalanya berubah ketika mantan Editor DC Comics, Whitney Ellsworth, meminta sang kreator untuk tidak lagi membuat Batman membunuh. Menurutnya, pembunuhan bukan karakteristik yang baik untuk dipertahankan. Selain itu, karakter Robin sudah diperkenalkan saat itu dan tidak pantas karakter Batman tampil sebagai pembunuh di depan anak didiknya. Sejak saat itu Batman membunuh musuhnya adalah hal yang tergolong langka atau masuk dalam kisah yang non-canon seperti The Dark Knight Returns.
Di film, beberapa sutradara mempertahankan No Kill Code, ada juga yang tidak. Christopher Nolan, misalnya, mempertahankan No Kill Code di mana hal itu dijelaskan ketika Bruce Wayne mengatakan membunuh atas nama keadilan tak membuatnya lebih baik dibanding musuh-musuhnya. Zack Snyder, di Batman v Superman, tidak mempertahankan No Kill Code.
ADVERTISEMENT
5. Rogue Gallery yang Menguji Setiap Bagian Batman.
Riddler di The Batman (Sorce: IMDB)
Hal yang esensial dari setiap hero adalah keberadaan villain. Batman adalah salah satu karakter hero dengan galeri villain paling menarik. Menarik di sini bukan hanya karena mereka memiliki kemampuan spesial atau personality yang menarik, tetapi karena para villain Batman juga menguji berbagai aspek dari sang manusia kelelawar. Riddler, misalnya, yang akan hadir di film The Batman, menguji intelegensia dari Batman. Poison Ivy, yang muncul di film Batman & Robin, menguji kekuatan Batman melawan godaan. Scarecrow, yang selalu muncul di trilogi The Dark Knight, menguji keberanian Batman. Contoh terakhir, Joker, menguji keyakinan Batman terhadap sistem, order.
Uniknya, ada simbiosis di antara Batman dan para villain tersebut. Tanpa mereka, Batman tidak akan menjadi vigilante. Sebaliknya, tanpa Batman, villain itu merasa tak lagi memiliki tantangan atau purpose dalam hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Riddler, misalnya, menganggap Batman adalah ujian baginya, sebuah teka-teka untuknya sendiri. Ketika ia pada akhirnya berhasil mengungkap identitas Batman, Riddler mengurungkan diri untuk menyebarluaskan identitas itu karena menurutnya teka-teki yang jawabannya diketahui banyak orang itu "useless". Joker, sebagai contoh yang lain, menganggap Batman sebagai 'punchline' atas 'komedinya'. Di serial Batman The Animated Series, Joker mengatakan bahwa kejahatan tanpa Batman itu seperti komedi tanpa punchline, seperti sayur tanpa garam, hambar. *** Akan menarik untuk melihat pendekatan Matt Reeves terhadap karakter Batman selain menjanjikan sang manusia kelelawar akan tampil sebagai detektif ulung. Tonton film The Batman, yang akan rilis reguler pada 2 Maret, untuk tahu jawabannya
Theodorus Budiarjo Lahama, Istman M.P.
ADVERTISEMENT