5 Hal Terbaik yang Dilakukan Dora and The Lost City of Gold

Konten Media Partner
14 Agustus 2019 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dora and The Lost City of Gold (Foto: Paramount)
zoom-in-whitePerbesar
Dora and The Lost City of Gold (Foto: Paramount)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Dora and The Lost City of Gold merupakan adaptasi dari film kartun Dora the Explorer yang khas dengan gadis berkaos pink, rambut pendek berponi yang selalu mengenakan ransel dan membawa peta yang bisa berbicara.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya film adaptasi pada umumnya, film tersebut selalu memiliki referensi dari sumber aslinya. Berikut 5 hal terbaik yang dilakukan Dora and The Lost City of Gold yang mengambil dari sumber aslinya:

Berbicara kepada penonton

Film kartun Dora the Explorer merupakan sebuah tonton edukatif yang mengajak para penonton, terutama anak-anak, untuk membantu Dora dalam eksplorasinya. Salah satu ajakan tersebut adalah disuruh mengulang kembali kata-kata yang diucapkan Dora.
Pada film live action-nya, hal tersebut dilakukan dengan sangat baik ketika adegan makan malam dengan kedua orang tuanya. Awalnya, PSR berpikir kalau film ini akan menggunakan konsep Breaking the fourth wall seperti Deadpool.
Nyatanya, hal tersebut dijadikan pelajaran bahwa untuk menunjukan sebuah sosok Dora terlalu banyak menghabiskan hidupnya di hutan sehingga lupa bersosialisasi dengan anak seumuran dengannya. Kurang lebih, menyinggung anak-anak yang terlalu meresponi Dora the Explorer terlalu serius juga tidak baik bagi anak-anak, karena seharusnya ia berinteraksi dengan anak-anak seumuran dengannya.
ADVERTISEMENT

Opening Sequence

Salah satu hal ikonik pada Dora the Explorer adalah lagunya yang sangat catchy. Opening sequence dari film ini dibuka dengan lagu tersebut bahkan memperlihatkan imajinasi Dora dengan ransel dan peta yang bisa berbicara serta Diego dengan bayi jaguarnya. Menjadi salah satu hal yang baik dilakukan oleh pembuat film ini karena memulai film ini dengan referensi langsung dari film kartun aslinya.

Swiper

Swiper the Fox (Foto: Paramount)
Dari sekian banyak karakter yang ingin dimunculkan, rasanya sangat tidak lengkap kalau tidak memunculkan Swiper. Swiper adalah karakter yang biasanya mengganggu perjalanan eksplorasinya Dora dengan mencuri sesuatu dari Dora. Namun, memunculkan sebuah rubah yang bisa berbicara rasanya tidak realistis, padahal Boots saja dibuat menjadi monyet yang tidak bisa berbicara.
ADVERTISEMENT
Prasangka tersebut dinilai salah ketika kemunculan Swiper pertama kali di depan Dora dan teman-temannya. Ternyata kehadirannya yang bisa berbicara malah menjadi bagian yang paling menyenangkan. Apalagi line ikoniknya ketika gagal melaksanakan pencuriannya gagal di-reprise oleh suara Benicio del Toro.

Animated Sequence

Memang sulit memasukan semua elemen yang ada di kartunnya ke dalam film live action, apalagi dengan atas dasar kerealistisan dari sebuah logika di film. Dora and The Lost City of Gold berhasil memasukan semua elemen yang di film kartunnya tersebut secara singkat lewat animated sequence.
Daripada memvisualisasikannya ke dalam 3D animasi, langsung saja film ini memberikan plot yang harus membuat karakter utamanya berhalusinasi. Halusinasi tersebut memberikan dampak kalau semua yang dilihat ke dalam bentuk film animasi kartunnya. Sehingga, hal ini dimanfaatkan untuk memunculkan karakter lainnya seperti Benny si sapi biru dan Isa si iguana.
ADVERTISEMENT

Boots berbicara

Pada Dora the Explorer merupakan hal yang biasa kalau Boots bisa berbicara. Ketika diadaptasi ke dalam live action, Boots hanyalah seekor monyet cerdas yang bisa berkomunikasi lewat gerakan isyarat darinya. Seiring berjalannya waktu, Boots ditampilkan dapat berbicara secara singkat walaupun itu adalah bentuk halusinasinya Dora kembali. Momen di mana Boots dapat berbicara merupakan momen terbaik pada film ini. Pertama, karena tidak ada yang menyangka ia akan berbicara pada momen yang emosional itu. Kedua, suara Boots disuarakan oleh Danny Trejo yang memiliki suara berat dan tidak cocok sekali dengan wajah Boots yang imut.
Penulis: Andri