Alasan Kepergian Spiderman Merupakan Bencana Bagi MCU

Konten Media Partner
22 Agustus 2019 7:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kesedihan spiderman keluar dari MCU (Foto: Sony)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesedihan spiderman keluar dari MCU (Foto: Sony)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita berakhirnya kerjasama antara Sony dan Marvel terkait karakter Spiderman. Sony dan Marvel dikabarkan gagal mencapai kesepakatan yang berimbas kepada berakhirnya perjalanan Spiderman di Marvel Cinematic Universe. Mulai saat ini, Sony akan memegang penuh properti film Spiderman.
ADVERTISEMENT
Mengingat bahwa Spiderman sudah menjadi karakter yang sangat penting di MCU sejak beberapa tahun terakhir, hal ini merupakan pukulan bagi Disney dan Marvel, khususnya bagi Marvel Cinematic Universe sendiri. Bagi MCU yang merupakan franchise film terbesar di dunia, kehilangan salah satu karakter yang sudah dibangun sebagai salah satu potensi image masa mendatang tentunya merupakan sebuah bencana tersendiri.
Inilah alasan-alasan kenapa kepergian Spiderman dari Marvel menjadi bencana bagi MCU:

Spiderman Sudah Terlibat Sangat Banyak Di MCU Fase 3

Kemunculan pertama spiderman di MCU (Foto: Marvel Studios)
Faktanya, Spiderman tampil di 5 dari 11 film MCU di fase 3. Diperkenalkan di film Captain America: Civil War (2016), Spiderman di tangan Jon Watts kemudian kembali di petualangan solo yang kemudian menjadi salah satu film terbaiknya, yaitu Spiderman: Homecoming (2017). Peter Parker melanjutkan superhero life-nya ketika dia bertarung side by side dengan para Avengers di Avengers: Infinity War (2018) dan Avengers: Endgame (2019) sebelum menutup fase 3 di film Spiderman: Far From Home (2019).
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup di fase 3, film Spiderman: Far From Home juga meninggalkan petunjuk tentang apa yang akan terjadi di fase selanjutnya, dan bagaimana pentingnya peran Spidey di masa mendatang. Sayangnya, dengan situasi saat ini artinya Marvel harus merumuskan ulang formula kreatifnya.

Spiderman “Mengembalikan” Iron Man

Tony Stark memeluk Peter Parker (Foto: Marvel Studios)
Jelas terlihat di film Avengers: Endgame bahwa motivasi utama yang membuat Tony Stark mau kembali mengenakan kostumnya adalah Spiderman. Di awal film, Tony secara putus asa mengatakan “I lost the kid” kepada Steve Rogers. 5 tahun kemudian, fotonya bersama Peter Parker menjadi momen terakhir sebelum Tony kembali bekerja dengan AI-nya di rumah tepi danaunya, sebelum akhirnya Iron Man memeluk Spiderman di final battle ketika para superhero yang hilang telah kembali.
ADVERTISEMENT
Petualangan solo Iron Man telah berakhir di tahun 2013 dengan rilisnya Iron Man 3. Setelahnya, karakter Iron Man justru seolah menjadi penyebab konflik di film Avengers: Age of Ultron (2015), dan sedikit banyak juga di film Captain America: Civil War.
Namun, Spiderman: Homecoming (2017) membawa Iron Man kembali. Di film tersebut kita menyaksikan bagaimana Tony Stark sudah berubah menjadi seorang figur ayah bagi remaja yang baru memulai kehidupan superhero nya. Tony yang dulu arogan dan egois kini menemukan sosok anak laki-laki yang dia pedulikan dan ingin dia bimbing sebagai mentor.
Morgan Stark mungkin mengucapkan “I love you 3000”, tapi Peter Parker lah yang berperan membuat ayahnya mengucapkan “I love you 3000” balik.
ADVERTISEMENT

Spiderman Sudah Disiapkan Untuk Melanjutkan Legacy Iron Man

Peter Parker kehilangan sesosok Tony Stark (Foto: Sony)
Jika ada yang harus mengisi kekosongan yang ditinggalkan Iron Man, maka dia adalah Spiderman. Dalam usia yang masih remaja, Peter Parker termasuk salah satu murid terpintar di sekolah. Bahkan tidak hanya sekali dua kali kita menyaksikan Peter berinteraksi dengan Stark-tech, memberikan sedikit gambaran tentang apa yang kira-kira akan terjadi di film-film crossover MCU di masa depan.
Hal ini menyebabkan pekerjaan rumah baru bagi MCU, dimana character development tersebut sudah tidak bisa diberlakukan lagi, dan mereka harus mencari alternatif baru mengingat fase 4 akan dimulai hanya dalam hitungan bulan.

Keluarnya Spiderman Menunjukkan Adanya Keretakan Di MCU

Ilustrasi keluarnya Spiderman (Foto: Tenor)
3 dari 4 film terbesar di tahun 2019 adalah film Marvel Cinematic Universe, meraup keuntungan total sebesar 5 milyar dolar. Melihat kembali ke belakang dimana ketika Captain America dan Thor masih menjadi karakter kelas “B” dibandingkan karakter Marvel seperti Spiderman dan X-Men, MCU mampu membuat The Avengers menjadi grup superhero paling popular saat ini. MCU juga berhasil membuat grup yang beranggotakan rakun dan pohon menjadi sebuah household name, membuktikan kehebatan MCU sehingga layak menjadi franchise terbesar di dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, bagi MCU ini bukan perjalanan yang mudah, tentunya, dan bukan tanpa cacat. Selalu ada masalah mulai dari fase 1 hingga saat ini. Mulai dari cast conflict seperti yang terjadi pada Edward Norton (Bruce Banner) dan Terrence Howard (James Rhodey), hingga storytelling yang sangat sulit menghubungkan film-film di fase 1.
MCU memang konsisten akan visinya hingga berhasil mencapai 22 film dalam 11 tahun perjalanannya, namun selalu ada perubahan (seperti Spiderman yang baru masuk di 2015 setelah timeline film diumumkan sehingga urutan film harus diubah, atau Infinity War Part II yang akhirnya berubah menjadi Endgame), membuktikan bahwa perfilman adalah sebuah ever changing industry.
Terlepas dari itu, kejadian keluarnya Spiderman dari MCU mungkin menjadi cacat yang terbesar. Hal ini membuktikan bahwa MCU masih sangat bermasalah dengan character right issues. Perlu diingat bahwa Marvel juga tidak sepenuhnya memegang distribusi untuk film solo Hulk dan Namor, serta hanya baru-baru ini saja mengambil kembali X-Men dan Fantastic Four.
ADVERTISEMENT
Tentunya masih ada harapan bagi penggemar bahwa Disney dan Sony akan segera menyelesaikan permasalahan mereka dan kembali memberikan yang terbaik untuk para penonton. Hingga saat itu tiba, Play Stop Rewatch hanya dapat mengatakan bahwa Peter Parker isn’t truly “home”.
Penulis: Satriawan Wiguna