news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Classic Review 'The Shining' (1980), Prekuel dari 'Doctor Sleep'

Konten Media Partner
1 November 2019 11:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Shining (Foto: IMDb)
zoom-in-whitePerbesar
The Shining (Foto: IMDb)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Bicara soal film horor klasik, sulit rasanya kalau tidak menyebut The Shining karya Stanley Kubrick sebagai salah satu film horor klasik terbaik hingga sekarang. Buktinya, banyak film horor yang dirilis sekarang masih mengambil referensi dari film tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebentar lagi, Doctor Sleep akan dirilis sebagai sekuel dari The Shining. Maka dari itu, PSR menonton ulang The Shining dan menyaksikan kembali film horor legendaris ini.
The Shining menceritakan tentang seorang penulis bernama Jack Torrance yang mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga hotel bernama Overlook. Bersama dengan istri, Wendy, dan anaknya, Danny, mereka tinggal di hotel tersebut selama musim dingin.
Di hotel tersebut ternyata menyimpan masa lalu yang kelam dan mempengaruhi Jack sehingga menjadi seperti orang gila yang ingin membunuh keluarganya.
Review di sini tidak akan membahas makna dari setiap masing-masing adegan, tapi lebih ke arah membahas kenapa film ini dinobatkan sebagai film horor klasik terbaik hingga sekarang.
Adegan ayunan kapak yang diiringi dengan pergerakan kamera yang baik (Foto: IMDb)
Sinematografi atau pergerakan kamera di sini menjadi nilai penting dalam membangun tensi ketegangan di film ini. Banyak sekali teknik pengambilan gambar yang tidak umum seperti panning shot yang dilakukan berulang-ulang tapi tidak memiliki pola yang sama. Ditambah dengan scoring yang membantu melipatgandakan ketegangannya.
ADVERTISEMENT
Menariknya, tidak seperti film horor yang mengandalkan jumpscare, film ini mengajarkan filmmaker zaman sekarang untuk bisa memberikan rasa horor tanpa harus lewat jumpscare murahan. Hanya lewat ayunan kapak dan panning shot saja, bisa memberikan rasa ketakutan lebih pada penonton.
Tentunya semua hal ini didukung oleh aktor yang mumpuni seperti Jack Nicholson dan Shelley Duvall. Mereka berdua berhasil menghidupkan karakternya masing-masing, sehingga kita yang menonton menjadi terbawa masuk ke dalam suasana hotel Overlook yang berada dalam pengaruh supernatural.
Adegan yang diambil sebanyak 127 kali (Foto: IMDb)
Stanley Kubrick yang perfeksionis juga berhasil mengarahkan Shelley Duval dengan baik, terbukti bagaimana Shelley Duval sampai harus diterapi karena didorong untuk memberikan performanya yang terbaik menjadi seorang wanita yang depresi ketakutan. Sebagai informasi menarik, adegan Wendy menggertak Jack dengan tongkat baseball dilakukan sebanyak 127 kali.
ADVERTISEMENT
Terakhir, setelah film ini selesai, film ini memberikan treatment yang sama seperti film Joker, yaitu orang-orang akan mendiskusikan kembali apa maksud dari film The Shining sebenarnya. Karena banyak pesan yang disampaikan secara subtext seperti misalnya hotel Overlook merupakan interpretasi atas warisan kekerasan yang dilakukan oleh manusia berulang-ulang sepanjang sejarah.
Selama perjalanan ke hotel Overlook, Wendy menyebutkan partai Donner sebagai pelopor kanibalisme yang memiliki sejarah kebrutalannya disebabkan oleh isolasi lingkungan. Kemudian, Ulman juga sempat menjelaskan sejarah Hotel Overlook dibangun di atas tanah pribumi yang dicuri dan masih banyak lagi subtext warisan kekerasan yang disampaikan pada film ini.
Siklus kekerasan tersebut akhirnya dipatahkan karena Danny berhasil lari dari kejaran ayahnya sendiri di labirin hotel tersebut. Adegan tersebut mengambil referensi dari mitos Yunani tentang Theseus yang membunuh Minotaur, yang hidup di dalam labirin buatan Daedalus. Theseus kemudian berhasil melarikan diri dari labirin tersebut, sama seperti Danny.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sang pengarang cerita aslinya, yaitu Stephen King malah tidak menyukai film The Shining interpretasi Kubrick kepada karakter Jack.
Kalau di novelnya Jack berusaha menolak hantu yang merasukinya untuk berbuat kekerasan terhadap Danny, di filmnya Jack memang sudah jahat dari awalnya, hanya saja hotel Overlook menjadi pemicu untuk Jack menjadi brutal.
Setidaknya, kisah Danny belum berakhir, kita akan menyaksikan kelanjutan Danny dewasa yang diperankan oleh Ewan McGregor. Kita akan mengikuti kisah bagaimana Danny bisa berdamai dengan trauma masa lalunya di hotel Overlook.