Konten Media Partner

Dilan 1991: Sekuel yang Apik dan Mengejutkan

1 Maret 2019 7:56 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumber: Max Pictures
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Max Pictures
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - "Cium jangan?". Pertanyaan itu menjadi salah satu kalimat yang keluar dari mulut Dilan di film Dilan 1991. Kalimat-kalimat rayuan yang memorable dari mulut Dilan memang menjadi salah satu senjata dari film ini sejak film Dilan 1990.
ADVERTISEMENT
Meski kadang terdengar cheesy, namun kalimat-kalimat romantis tersebut menjadi ciri khas yang kuat dari film Dilan. Di film Dilan 1991, kalimat gombalan dari Dilan semakin bertambah jika dibanding prekuelnya.
Dilan 1991 sendiri menceritakan kelanjutan dari kisah cinta Dilan (Iqbaal Ramadhan) dan Milea (Vanesha Prescilla) setelah mereka resmi berpacaran. Dilan 1991 melanjutkan kisah yang ada sebelumnya di Dilan 1990 dengan tambahan konflik yang lebih banyak tentunya.
Durasi yang sebelumnya 110 menit dan kini menjadi 121 menit, dimanfaatkan dengan baik untuk menambah konflik yang terjadi di film ini. Meski di awal film konflik belum begitu terasa.
Sumber: Max Pictures
Begitu memasuki sepertiga bagian film, satu persatu konflik yang membuat penonton terbawa suasana pun bermunculan. Seperti anak muda yang berpacaran pada umumnya, konflik percintaan membuat emosi penonton ikut campur aduk.
ADVERTISEMENT
Ketika penonton merasa konflik akan selesai, justru muncul konflik baru yang tak terduga dan menambah kekuatan dari jalan cerita film Dilan 1991.
Masih menggambarkan suasana Bandung di tahun 1990-an, serta ditambah dengan gaya pengambilan gambar yang enak dipandang, menjadi tambahan nilai plus untuk film ini.
Namun, time jump di akhir film terasa terlalu cepat transisinya. Penonton kemudian dihadapkan dengan karakter baru (yang mungkin baru akan digali di film ke-3) tanpa mendapat 'istirahat' dari konflik yang sebenarnya bahkan belum berakhir.
Selain itu, karakter Herdi yang diperankan oleh Andovi da Lopez juga terlihat kurang cocok. Andovi yang lebih dikenal karena kanal Youtube-nya yang banyak berisi parodi, kurang cocok memainkan karakter yang serius seperti tokoh Herdi.
ADVERTISEMENT
Tetapi kekurangan-kekurangan tersebut masih bisa dianggap tak ada jika melihat keseluruhan film yang diceritakan dengan apik. Merasakan sedih, tertawa, bahagia, dan kesal dalam waktu bersamaan menjadi nilai tersendiri untuk film drama seperti ini.
Overall, Dilan 1991 menjadi sekuel yang apik serta cukup bagus sebagai jembatan menuju film ke-3 dalam franchise ini, Milea.
Penulis: Arman