Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Kabar soal pembukaan bioskop di Jakarta ramai setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan lewat konferensi pers virtual di BNPB, Rabu (26/8), bahwa kegiatan bioskop di Jakarta akan kembali dibuka.
ADVERTISEMENT
Hasil keputusan tersebut diambil setelah berdiskusi dengan Satgas COVID-19 nasional. Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) langsung merespon bahwa paling cepat seminggu setelah Surat Keterangan Izin untuk membuka bioskop dikeluarkan, persiapan seperti pegawai, protokol kesehatan, hingga distribusi film ke daerah-daerah bisa segera dimatangkan.
Satgas Penanganan COVID-19 mengeluarkan 7 aturan yang harus dipatuhi jika bioskop dibuka kembali:
Kemudian, dalam kurun waktu seminggu ini, hanya akan ada 2 film blockbuster yang mungkin dapat tayang di bioskop, yaitu The New Mutants dan Tenet. Untuk film Indonesia sendiri, KKN di Desa Penari dan Surga yang Tak Dirindukan 3 siap tayang ketika bioskop dibuka.
ADVERTISEMENT
Apakah membuka bioskop dalam keadaan sekarang terbilang aman? Tentunya hal tersebut menjadi diskursus publik, ada yang mendukung dan menolak keras atas keputusan tersebut.
Menurut Dr. El-Sayed, seorang ahli epidemiologi, sangat beresiko berada di dalam satu ruangan ber-AC selama 2 jam lebih. Kita tidak akan pernah tahu dengan siapa kita berbicara dan berinteraksi di dalam, apalagi dengan keadaan sirkulasi udara yang tidak efisien. Bahkan kita tidak tahu siapa yang berada di sana sebelum kita datang.
Akan tetapi, seorang profesor penyakit menular dari UC Davis, Natascha Tuznik, setuju dengan resiko penyebaran COVID-19 di bioskop, akan tetapi hal tersebut memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan pergi ke restoran.
Ia menyatakan selama para penonton menggunakan masker, tidak menyediakan makanan ringan, dan pembatasan jumlah penonton dan jarak, maka bioskop akan menjadi tempat dengan resiko yang rendah. Apalagi, orang-orang menghadap ke arah yang sama, sehingga mengurangi resiko tranmisi.
ADVERTISEMENT
Namun, pertanyaannya adalah apakah semua penonton nantinya akan menaati aturan protokol kesehatan selama menonton jika melihat selama ini selalu ada saja pelanggaran yang ada karena kurangnya penegasan dari segi aturan.
Memaksa untuk tidak membukanya juga terbilang ironis dan double standard, melihat restoran dan kafe-kafe sudah dibuka serta beroperasi secara normal. Meskipun dengan protokol kesehatan seperti menjaga jarak antar meja, tapi masih banyak orang-orang yang melanggar hal tersebut.
Perdebatan ini masih akan terus berlanjut mungkin hingga bioskop sudah dibuka sekali pun.