Merayakan Hari Bumi dengan Belajar dari Film Dokumenter 'Semes7a'

Konferensi pers film 'Semesta' yang diproduseri oleh Nicholas Saputra, di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu (22/1). (Foto: DN. Mustika Sari/kumparan)

Play Stop Rewatch, Jakarta - Nicholas Saputra menjadi salah satu aktor yang memiliki rasa kepedulian terhadap isu lingkungan yang ada di Indonesia. Maka dari itu, ia memproduseri sebuah film dokumenter bertema lingkungan berjudul Semes7a.

Merayakan hari Bumi, PSR akan membahas film yang disutradarai oleh Chairun Nisa dan dirilis pada 30 Januari 2020 lalu.

Untuk ukuran film dokumenter, Semes7a terhitung sebagai film dokumenter yang bagus dari segala aspek. Bercerita tentang 7 provisi di Indonesia, sekaligus memperjelas arti angka 7 pada judul yang menggantikan huruf "t".

Dari 7 provinsi tersebut, masing-masing menceritakan tokoh, kebudayaan, kepercayaan, dan agama yang berbeda-beda, tapi memiliki tujuan yang sama, yaitu memperlambat dampak perubahan iklim.

Tidak perlu diragukan lagi, urusan visual, keindahan alam Indonesia sudah tidak terbantahkan.

Setiap cerita yang disampaikan dari masing-masing tokoh memberikan kita insights dan perspektif lain dari alam Indonesia, apalagi bagi kita yang hidup dan tumbuh dewasa di kota besar Indonesia.

Menonton film ini serasa menggugah hati nurani kita sebagai manusia agar lebih peduli terhadap lingkungan. Tidak hanya itu saja, ternyata lewat cerita dari masing-masing tokoh ini kita belajar bahwa apa pun kepercayaan dan agama kita, semuanya sama-sama mengajarkan untuk menjaga alam dengan sebaik-baiknya.

Meskipun Semes7a belum rilis pada platform streaming services, namun film ini layak ditonton jika sudah rilis secara resmi pada platform digital manapun.

Mengingatkan bahwa kita sebagai manusia hanya menumpang hidup pada alam, maka dari itu sebagai manusia yang memiliki akal budi harus memiliki sikap menjaga alam lebih daripada mahluk hidup lainnya.

Ilustrasi Bumi. Foto: NASA