Konten Media Partner

‘Never Have I Ever’: Luapan Emosi Remaja yang Hangat

12 Mei 2020 7:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Never Have I Ever (Foto: Netflix)
zoom-in-whitePerbesar
Never Have I Ever (Foto: Netflix)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Netflix kembali merilis teen-comedy series di platformnya. Kali ini, Never Have I Ever yang ambil bagian dalam usaha Netflix menjaring semakin banyak penonton remaja.
ADVERTISEMENT
Setelah sukses mendapatkan perhatian remaja lewat serial Sex Education dan The End of the F***ing World, tentunya Netflix berharap formulanya kembali berhasil, sebab ketiga serial tersebut memiliki topik yang sama, yaitu kisah remaja yang mempunyai masalahnya sendiri dalam pencarian jati diri.
Cerita serial ini berfokus pada kisah seorang remaja India bernama Devi (Maitreyi Ramakrishnan) dalam usahanya melupakan duka karena kehilangan ayahnya (Sendhil Ramamurthy) secara mendadak dan aktivitas remajanya di dalam maupun luar sekolah.
Devi mempunyai 2 sahabat karib bernama Fabiola (Lee Rodriguez) dan Eleanor (Ramona Young). Mereka berdua yang selalu menemami Devi saat ia menjadi lumpuh karena merasa syok atas kematian mendadak ayahnya.
Devi, Paxton, dan Ben (Foto: Netflix)
Namun, kisah kelumpuhan Devi ini bukanlah fokus cerita karena di beberapa menit pertama dalam serial ini, Devi langsung sembuh ketika melihat Paxton Hall-Yoshida (Darren Barnet). Paxton adalah remaja pria yang tak hanya ditaksir Devi, tetapi juga hampir seluruh gadis di sekolah tersebut karena ketampanan dan tubuh atletisnya.
ADVERTISEMENT
Paxton merupakan salah satu alasan Devi mengajak 2 sahabat karibnya untuk mencari pacar. Hal ini dilakukan sebagai salah satu usaha Devi untuk merubah imej gadis nerd menjadi gadis populer.
Serial ini juga menceritakan jiwa kompetisi seorang Devi dengan Ben Gross (Jaren Lewison). Mereka selalu bersaing dalam banyak hal, terutama akademis. Meskipun keduanya pintar, Devi dan Ben memiliki perbedaan fundamental dalam keluarga.
Devi mempunyai kehangatan keluarga, walaupun terkadang ia tak menyadarinya. Di sisi lain, Ben jarang mendapatkan peluang untuk menghabiskan waktu bersama kedua orangtuanya dikarenakan kesibukan mereka.
Devi dan Paxton (Foto: Netflix)
Kisah Devi yang bimbang akan perasaan Paxton terhadap dirinya akan menghiasi serial ini. Persahabatan Devi dengan Fabiola dan Eleanor juga kerap kali diuji. Devi beberapa kali tanpa disadari menganggap permasalahan yang menimpa dirinya jauh lebih penting daripada masalah yang menimpa kedua sahabatnya.
ADVERTISEMENT
Hubungan ibu-anak yang terkadang tidak rukun juga digambarkan dalam serial ini. Sambil cerita berjalan, Devi dan Ben pun akhirnya semakin memahami satu sama lain dan mencoba saling membantu ketika salah satu dari mereka menghadapi kesulitan.
Aktor dan aktris yang memerankan serial ini juga mampu memerankan perannya dengan baik. Pembagian cerita pun juga cukup baik sehingga membuat tokoh-tokoh pendukung juga mampu membuat cerita ini menjadi lebih hidup.
Never Have I Ever sangat cocok untuk ditonton para remaja. Masalah-masalah yang diangkat di serial ini mungkin turut dirasakan oleh remaja-remaja yang sedang dalam tahap pencarian jati diri. Jika kalian suka serial seperti Sex Education dan The End of the F***ing World, sangat mungkin Never Have I Ever juga dapat menghibur kalian, apalagi dalam kondisi pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Kontributor: Jasver