Konten Media Partner

Penjelasan Ending 'Birds of Prey' dan Artinya Bagi Kelanjutan DCEU

10 Februari 2020 15:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Birds of Prey (Foto: Warner Bros)
zoom-in-whitePerbesar
Birds of Prey (Foto: Warner Bros)
ADVERTISEMENT
Hati-hati spoiler!
Play Stop Rewatch, Jakarta - Sebuah grup superhero yang bekerjasama melawan seorang villain nampak menjadi premis yang sudah sering kita dengar. Namun, sebuah grup superhero yang semua anggotanya wanita? Dalam sejarah adaptasi comic book ke film, sepertinya sebuah momen yang monumental baru-baru ini terjadi dengan rilisnya film Birds of Prey.
ADVERTISEMENT
Birds of Prey: And the Fantabulous Emancipation of One Harley Quinn menjadi bukti terkini yang menunjukkan komitmen DC untuk melanjutkan cinematic universe-nya, terlepas dari awal perjalanan yang kurang mulus. Sebuah spin-off yang menjadi tambahan solid bagi dunia yang dihuni oleh karakter Batman, Superman dan Aquaman.
Birds of Prey memusatkan cerita ke sosok Harley Quinn, yang setelah hubungannya dengan Joker berakhir memutuskan untuk move on dengan kehidupannya sendiri. Situasi tersebut membawa Harley harus menghadapi salah satu crime lord terkejam di Gotham, Roman Sionis. Harley pun terpaksa bekerjasama dengan para jagoan wanita lainnya seperti Black Canary, The Huntress, dan detektif Renee Montoya.
Singkat cerita, Birds of Prey berakhir dengan matinya Sionis, dan Harley mencuri mobil Black Canary di saat mereka sedang merayakan kemenangan atas sang villain. Namun, apa arti ending tersebut bagi DC universe? Inilah analisa Play Stop Rewatch.
ADVERTISEMENT

Birds of Prey merupakan bagian dari DCEU

Anggota dari grup Birds of Prey (Foto: Warner Bros)
Tidak hanya Margot Robbie yang kembali memerankan Harley Quinn yang sama dari film Suicide Squad (2016), Birds of Prey bahkan tidak malu-malu menyebutkan nama Batman/Bruce Wayne beberapa kali sepanjang film. Hal-hal ini menegaskan koneksi nyata dari Birds of Prey ke jagat yang lebih luas lagi.
Sebuah statement yang menegaskan bahwa semua karakter di Birds of Prey hidup di jagat sinematik DC.
Ending film ini memperlihatkan Dinah Lance, Renee Montoya dan Helena Bertinelli secara resmi membentuk Birds of Prey dan melanjutkan kehidupan vigilante-nya, bahkan tim ini nampak semakin solid saja. Bertiga, mereka memburu Sionis-Sionis lain di kota Gotham, kota yang juga selama ini berada dalam pengawasan Bruce Wayne/Batman.
ADVERTISEMENT
Dengan kostum dan aksi yang mencolok di akhir film, bukan tak mungkin grup ini sewaktu-waktu akan menangkap perhatian dari para penjahat-penjahat dan superhero yang beraksi di Gotham. Tidak heran jika film DC apa pun nanti yang ber-setting di kota Gotham bisa setidaknya mereferensikan grup female superhero ini. Tentu saja, fakta ini juga membuka lebar-lebar pintu menuju sekuel jika pihak studio memutuskan untuk membuatnya nanti.
Sementara Harley Quinn memutuskan untuk membawa dan menjadikan Cassandra Cain, anak didiknya. Asal-usul Cain tidak dijelaskan secara rinci, namun kontradiksi antara versi komik di mana dirinya merupakan salah satu penerus identitas Batgirl (dengan didikan Batman) dan versi film mengindikasikan adanya adaptasi dari sisi kreatif di film ini. Patut ditunggu bagaimana kelanjutan kisah dari Cassandra Cain.
ADVERTISEMENT

Harley Quinn dipastikan kembali di sekuel Suicide Squad (2021)

Perbandingan Harley Quinn di film Suicide Squad dengan Birds of Prey (Foto: Warner Bros)
Ya, Margot Robbie tidak diragukan lagi akan kembali memerankan Harley Quinn dalam film Suicide Squad 2, yang akan disutradarai oleh tak lain dan tak bukan: James Gunn (Guardians of The Galaxy). Taika Waititi, Michael Rooker dan Sean Gunn juga akan membintangi film kedua dari franchise yang eksentrik ini.
Tidak asing dengan nama-nama tersebut? Ya, mereka adalah para aktor dan sutradara di balik film-film Marvel Cinematic Universe (MCU) seperti Thor dan Avengers. Fakta menarik ini semakin menegaskan bahwa rivalitas antara DC dan Marvel merupakan sebuah persaingan sehat yang membuat keduanya melejit bersama-sama, atau boleh dibilang, rivalitas tersebut hanyalah sebuah terms semu yang dibuat oleh penggemar fanatiknya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Kembalinya Harley Quinn mengindikasikan bahwa dia masih akan menjadi tokoh sentral di wilayah para antihero dari jagat sinematik DC. Bahkan bukan tak mungkin, dengan reputasinya saat ini, di seluruh jagat sinematik DC. Hanya membutuhkan sentuhan kreatif dari sisi penulisan cerita untuk melibatkan Harley Quinn ke cerita yang memiliki skala lebih besar lagi (Batman, mungkin?).
Suicide Squad 2 bisa saja melanjutkan kisahnya dalam periode sebelum kejadian di Birds of Prey berlangsung. Namun, jika James Gunn memutuskan lain, maka besar kemungkinan kejadian dan karakter di Birds of Prey akan direferensikan di film ini.

Film-film DC selanjutnya

Salah satu adegan yang ada di Birds of Prey (Foto: Warner Bros)
Selain sekuel Suicide Squad, DC saat ini masih sangat sibuk mempersiapkan film-film yang akan rilis berikutnya. Slotnya sudah bisa dibilang sangat penuh. Tahun ini saja, selain Birds of Prey, kita akan segera menyaksikan film DC lain dengan female lead dalam Wonder Woman 1984 di bulan Juni nanti.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, juga sudah menunggu, akan ada The Batman yang menjadi debut bagi pemeran Bruce Wayne yang baru, Robert Pattinson. Film solo Black Adam dengan Dwayne ‘The Rock’ Johnson juga sudah bersiap mengambil ancang-ancang untuk rilis di akhir tahun 2021.
Tidak berhenti sampai disitu, antrian film DC masih diisi dengan sekuel dari Shazam dan Aquaman, yang direncanakan untuk rilis tahun 2022. Di luar slot-slot yang sudah diisi tersebut, juga masih ada film-film seperti Gotham City Sirens, Cyborg dan sebuah film belum berjudul yang kabarnya akan fokus kepada Joker dan Harley Quinn sebagai karakter utamanya.
Sudah bukan rahasia lagi, jika DC saat ini telah berhenti ‘mengikuti’ jejak Marvel dengan MCU-nya yang sangat-sangat antara satu film dengan film lainnya, dan memutuskan untuk membangun kisah masing-masing karakternya tanpa ada tekanan untuk harus mempertemukan semuanya dalam sebuah event besar.
ADVERTISEMENT
Birds of Prey, seperti halnya Aquaman, dapat berdiri sebagai sebuah standalone movie yang bisa dinikmati oleh kita semua meskipun seandainya kita belum menonton Suicide Squad (diperkenalkannya Harley Quinn) atau Justice League (diperkenalkannya Aquaman).
Film Shazam (2019), meskipun ada di universe yang sama dengan Justice League, hanya mereferensikan sedikit ke karakter-karakter Justice Leauge (batarang Batman dan kemunculan Superman).
Film Wonder Woman (2017) mengambil setting di era Perang Dunia pertama, atau seabad sebelum dia bergabung dengan Batman dan Superman, sehingga memiliki kebebasan untuk menceritakan kisahnya sendiri tanpa harus terikat dengan Justice League. Film Joker yang menjadi salah satu sensasi terbesar di tahun 2019 (dan dengan nominasi Oscar, tentunya), bahkan diyakini mengambil setting di realita yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya adalah: Ending film Birds of Prey membuka pintu yang lebar untuk jagat sinematik DC mendatang dengan memanfaatkan fan favorit Harley Quinn sebagai tokoh sentral yang memperkenalkan kita ke karakter-karakter lain dalam mitologi DC Comic.