news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perbedaan Film 'IT: Chapter Two' dengan Novelnya (Part 1)

Konten Media Partner
7 September 2019 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IT: Chapter Two (Foto: Warner Bros)
zoom-in-whitePerbesar
IT: Chapter Two (Foto: Warner Bros)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Sutradara IT, Andy Muschietti, berhasil memvisualisasikan setengah bagian awal IT dengan sangat baik walaupun harus menghilangkan adegan yang cukup disturbing pada novelnya.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, nuansa dan karakter yang ada di dalam novel berhasil digambarkan dengan apik. Lalu, apa saja bagian-bagian pada film IT:Chapter Two yang berbeda dengan novelnya?

Timeline

Adrian Mellon (Foto: @MurphLoser)
Karena novelnya dirilis pada 1989, wajar rasanya jika latar waktu yang diambil adalah pada tahun 1957 dan 1985. Namun di filmnya memiliki timeline tahun 1989 dan 2016 untuk sedikit membuat filmnya agak berkesan kontemporer.
Latar waktu yang modern sedikit mengurangi 'simpati' pada Adrian Mellon. Adrian Mellon diceritakan dikeroyok karena ia seorang gay, menjadi gay merupakan tindakan kriminal menurut preman yang memukulinya. Jika mengambil pada latar waktu 1980-an, kita akan lebih bersimpati karena saat itu narasi homophobic sedang tinggi-tingginya. Ketika digantikan menjadi 2016, feel homophobic-nya tidak berasa sama sekali, karena di era post-modern hal seperti ini sudah jarang terjadi.
ADVERTISEMENT

Profesi The Losers Club

The Losers Club (Foto: Warner Bros)
Ketika pertama kali diperkenalkan dengan The Losers Club yang sudah dewasa, kita juga diceritakan profesi dari masing-masing mereka dengan sangat jelas. Tidak jauh berbeda dengan bukunya, Bill tetap menjadi penulis buku dan skenario, Beverly seorang fashion designer, Ben menjadi arsitek, dan Mike menetap di Derry sebagai pustakawan. Hanya Richie dan Eddie yang sedikit berubah. Richie Tozier dijadikan seorang stand up comedian yang lebih relevan pada era modern dibandingkan seorang radio DJ dan Eddie Kaspbrak menjadi risk assessment analyst, sementara di novel ia adalah seorang sopir limosin.

Origin dari IT

Pennywise ada di dalam foto (Foto: Warner Bros)
Pada novel dan filmnya sama-sama menceritakan kalau IT berasal dari sesuatu yang ada di luar bumi. Perbedaannya terletak dari mana mereka mengetahui fakta ini. Pada novelnya, The Losers Club meniru ritual yang dipelajari oleh Ben hingga menciptakan asap yang memberikan penglihatan ke mereka mengenai asal muasal Pennywise. Pada filmnya memiliki pendekatan yang berbeda, hanya Mike dan Bill yang melihat penglihatan mengenai origin dari IT.
ADVERTISEMENT

Pencarian token untuk mengalahkan IT

The Losers Club berdiskusi cara mengalahkan IT (Foto: Warner Bros)
Pada novelnya, setelah reunian di restoran Asia, The Losers Club memilih untuk berpisah dan mengitari Kota Derry sesuai dengan insting mereka masing-masing. Mereka semua memiliki perasaan untuk mengalahkan IT, mereka sudah punya mindset tersebut ketika mereka masih remaja. Mereka pun mulai menyadari kalau mereka semua tidak ada yang memiliki anak, hal ini memberikan impresi kalau mereka semua memang dipilih untuk bersama-sama mengalahkan IT.
Pada filmnya, mereka semua tetap memilih untuk berpisah, tapi Mike memberikan mereka tugas untuk memulihkan ingatan masa kecilnya lewat pencarian token untuk menjalankan ritual dalam mengalahkan IT.

Henry Bowers

Henry Bowers di rumah sakit jiwa (Foto: Warner Bros)
Sepertinya filmnya tidak terlalu membawa Henry Bowers sebagai salah satu antagonis utama di ceritanya, ia hanya menjadi semacam plot devices yang sebenarnya juga tidak terlalu berpengaruh besar. Henry Bowers kabur dari rumah sakit jiwa karena dipengaruhi oleh Pennywise dan kembali ke Kota Derry untuk membunuh The Losers Club. Sementara itu, pada novelnya, Henry Bowers banyak diceritakan lebih detail lagi.
ADVERTISEMENT

Rahasia Richie Tozier

Richie diteror oleh Pennywise (Foto: Warner Bros)
Richie diungkapkan mempunyai perasaan romantis dengan Eddie sejak mereka remaja. Pada bukunya, Richie dewasa masih tetap single dan gagal menjalin hubungan dengan beberapa wanita. Namun, orientasi seksualnya tidak pernah diungkapkan secara terang-terangan.
IT: Chapter Two memiliki pendekatan yang berbeda mengenai hal ini. Sepanjang film, kita sedikit diberikan petunjuk kalau Richie menyembunyikan orientasi seksualnya dan Pennywise memberikan rasa takut kalau ada orang lain yang membocorkan rahasianya. Kematian Eddie membuat Richie sedih hingga Richie mengunjungi pagar di mana dulu ia menulis inisial namanya dan Eddie. Senyumannya memberikan closure kalau ketakutannya akan terungkapnya rahasianya itu sudah hilang bersamaan dengan Pennywise.
Penulis: Andri