Post Mortem Golden Globes 2021: Komunitas Kulit Hitam Masih Termarginalkan

Konten Media Partner
2 Maret 2021 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chloe Zhao Jadi Perempuan Asia Pertama Peraih Best Director di Golden Globes dok Twitter @goldenglobes
zoom-in-whitePerbesar
Chloe Zhao Jadi Perempuan Asia Pertama Peraih Best Director di Golden Globes dok Twitter @goldenglobes
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch - Golden Globes Awards 2021 menawarkan banyak “kejutan” pada Senin (1/3). Salah satunya adalah kemenangan Chloe Zhao untuk kategori Best Director - Drama, menjadikannya orang Asia pertama dalam 40 tahun terakhir yang memenangkan kategori tersebut di Golden Globes 2021.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga Andra Day yang berhasil memenangkan kategori Best Actress lewat film debutnya, The United States Vs. Billie Holiday. Namun, salah satu kejutan yang nyaris lewat dari perhatian adalah betapa masih termarginalkannya komunitas kulit hitam di salah satu acara penghargaan prestisius itu.
Hollywood Foreign Press Association, penyelenggara dari Golden Globes, mendapat kritikan keras kemarin. Para pemerhati dan pekerja perfilman Hollywood mempermasalahkan keanggotannya yang masih tidak inklusif. Hingga Golden Globes 2021 kemarin, HFPA masih tidak memiliki representasi komunitas kulit hitam di dalam keanggotaannya. Hal itu tentu dianggap akan berdampak pada kualitas penjurian.
Dilansir oleh Los Angeles Times, total sudah 20 tahun tidak ada satupun dari 87 anggota HFPA yang berkulit hitam. H-2 menjelang penyelenggaraan Golden Globes 2021, jajaran artis dan pembuat film Hollywood papan atas meluncurkan kampanye bertajuk #TimesUpGlobes untuk menyuarakan protes atas ketimpangan yeng tarjadi.
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti di tagar, protes juga mereka sampaikan dalam wujud poster. Mereka mengunggah poster bergambar piala Golden Globes retak serta tulisan “Hollywood Foreign Press Association. Not A Single Black Member Out of 87.” Artis-artis yang mengkampanyekan hal ini antara lain Chris Hemsworth, Regina King, Jennifer Aniston, Mark Ruffalo, Sacha Baron Cohen, Sterling K. Brown, dan masih banyak lagi.
rophy Golden Globes. Foto: AFP/Robyn BECK
Menanggapi hal ini, pihak HFPA memberikan klarifikasinya dan menjanjikan perombakan besar-besaran. Selain itu, mereka berjanji akan lebih memperhatikan perbedaan serta mengikutsertakan berbagai kalangan untuk kedepannya.
Masalah inklusivitas memang masih nyata di Hollywood. University of Southern California Anneberg, tiap tahunnya, memperingatkan hal ini lewat survey tentang diversity di Hollywood. Mereka secara spesifik menyasar sejauh apa keterlibatan minoritas, salah satunya komunitas kulit hitam, dalam produksi film-film big budget. Temuan mereka tahun lalu, belum banyak perubahan di Hollywood.
ADVERTISEMENT
Dari sisi representasi ras atau etnis di dalam layar saja, komunitas kulit hitam tidak mewakili bahkan seperempat dari total seluruh karakter yang ada di 100 film berpendapatan terbesar tahun 2019. Menurut data USC Annenberg, komunitas kulit hitam hanya mewakili 15,7 persen dari total seluruh speaking characters di 100 film top grossing. Representasi Asia lebih parah dengan hanya mencakup 7,2 persen.
“Setelah belasan tahun, tidak jelas lagi apa yang bisa membuat industri film ini untuk berubah. Meski sudah ada desakan publik dan data yang terbuka lebar, masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan representasi minoritas di film-film populer.”
“Kita berada dalam momen kritis di mana industri harus mulai berkomitmen untuk membuat perubahan yang nyata dan substantif. Cukup sering hasil dari studi semacam ini hanya menarik perhatian sebentar dan tidak ada tindak lanjutnya. Hasilnya, ketidakadilan ras tetap berlanjut,” ujar peneliti USC Annenberg, Stacy L. Smith, tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kritik Smith, meski disampaikan tahun lalu, masih relevan dengan situasi Golden Globe kemarin. HFPA bisa saja menyatakan akan membuat perubahan dan lebih memperhatikan perbedaan, namun sudah 20 tahun mereka tidak berbuat apapun meski dengan berbagai peringatan yang ada. Tidak bermaksud pesimistis, tetapi sikap keras tampaknya harus ditunjukkan tiap tahun agar peristiwa serupa tidak terulang. Menarik untuk melihat Oscar nanti, apakah Oscar So White kembali terulang.
Attahirah