Review Brightburn, Superman Rasa Carrie yang Serba Nanggung

Konten Media Partner
10 Mei 2019 18:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brandon Beyer (Foto: Sony Pictures)
zoom-in-whitePerbesar
Brandon Beyer (Foto: Sony Pictures)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Apa yang terjadi jika Superman semasa remajanya melakukan apa yang seperti Carrie lakukan? Film ini adalah jawabannya. Brightburn bercerita mengenai sepasang suami-istri yang dikejutkan oleh jatuhnya meteor yang membawa seorang anak.
ADVERTISEMENT
Anak tersebut diadopsi hingga tumbuh besar seperti yang kalian lihat pada trailer. Brandon Beyer (Jackson A. Dunn) mulai menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan spesial dan mulai mengeksploitasi kemampuannya untuk menghabisi orang yang ia benci.
Brightburn dibuka dengan tempo yang amat lambat, 30 menit dari film ini dihabiskan untuk mengenalkan kondisi masing-masing tokoh. Walaupun sudah diberikan adegan jumpscare yang menegangkan ala standar film horor. Film ini belum mengeluarkan potensinya pada sepertiga filmnya (melihat durasinya kurang dari 90 menit).
Mulai memasuki second act, Brandon mulai menunjukan sifat psikopatnya dengan membunuh satu per satu orang yang ia benci. Anehnya, ia malah lebih suka main kucing-kucingan dengan korbannya daripada dikonfrontasi langsung.
Film ini seperti kehilangan arah tujuan apakah akan dibuat menjadi sebuah drama keluarga atau thriller-horor. Semua yang disampaikan serba nanggung, jika dibilang horor, adegan tersebut tidak terlalu banyak dan malah sangat amat ketebak hingga tidak membuat kita tegang sama sekali. Jika mau dibawa ke arah drama keluarga, tidak ada interaksi antar tokoh yang terlalu meaningful untuk bisa dibilang sebuah drama keluarga. Adegan demi adegan dibuat hanya untuk plot devices pengembangan karakter Brandon.
Brandon mengenakan topengnya (Foto: Sony Pictures)
Di luar kekurangan dalam penulisan naskah, bagaimana Brandon menghabisi korban-korbannya terutama pada klimaksnya sangatlah tidak tanggung-tanggung. Ambil saja contoh Sherif yang ditabrak oleh Brandon membuat tubuhnya langsung hancur lebur tanpa ampun. Untuk penggemar horor yang menyukai tingkat kesadisan yang tinggi, film ini memenuhi ekspetasi mereka.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, tingkat kehancuran yang dilakukan Brandon masih dalam skala kecil, padahal dengan kemampuan dan kebenciannya terhadap manusia bisa dibuat lebih besar lagi. Ketika sudah memasuki credits title, potongan footage berita yang ditampilkan sekilas bahwa Brandon sudah mulai mengeksploitasi kekuatannya untuk memberikan kerusakan skala nasional. Seandainya film ini dieksplorasi sampai selevel itu, Brightburn mungkin bisa menjadi karya yang menyaingi Man of Steel walaupun itu merupakan dua film yang tidak bisa dibandingkan.
Adegan yang paling Play Stop Rewatch sangat suka adalah ketika Brandon secara furious menghancurkan rumahnya secara berantakan. Di sini kita bisa merasakan betapa mengerikannya seorang anak yang labil diberikan kekuatan seperti itu. Adegan favorit lainnya adalah ketika Brandon ditembak kepalanya oleh sang ayah dan kemudian membalasnya dengan sinar laser matanya hingga menghancurkan kepala ayahnya.
ADVERTISEMENT
David Yarovesky mampu memberikan angin segar untuk sebuah konsep menarik jika seorang Superman mengeksploitasi kekuatannya untuk kejahatan. Sayang sekali, keseruan, ketegangan, rasa ngilu, dan kengerian yang didapatkan sangatlah serba nanggung. Sungguh dimaklumi karena film ini juga dibuat dengan budget rendah serta durasi yang sangat minim.
Penulis: Andri