Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Review Film Ambulance: Perampokan, Ambulans, dan Ledakan Michael Bay
16 Maret 2022 16:36 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Setelah 6 Underground, sutradara laga Michael Bay akhirnya kembali ke layar lebar dengan film terbarunya yang berjudul Ambulance. It's worth noting, jangan terkecoh dengan judulnya. Meski berjudul Ambulance, Bay tidak menghadirkan film drama medis. Sebaliknya, Ambulance tetaplah film laga hingar bingar dengan segala ciri khas Michael Bay mulai dari kejar-kejaran, tembak-tembakan, hingga ledakan di mana-mana.
Kisah Ambulance, yang merupakan remake dari film Denmark berjudul sama, disampaikan dari sudut pandang seorang mantan marinir bernama Will (Yahya Abdul-Mateen). Will hidup di ujung tanduk sejak menyelesaikan masa dinas militernya. Tak hanya ia pengangguran, dirinya pun tak memiliki uang cukup untuk mengobati putranya yang mengidap kanker.
ADVERTISEMENT
In desperation, Will mengontak kerabatnya, Danny (Jake Gyllenhaal ) untuk meminta bantuan. Danny menawarkan solusi ekstrim: Perampokan. Ia mengajak Will untuk turut serta merampok uang US$ 32 juta di sebuah bank. Tak punya pilihan, Will pun terpaksa ikut merampok bank.
Pencurian tersebut tak berjalan sesuai rencana. Will dan Danny dikepung banyak polisi ketika hendak kabur dari bank. 'Harapan' hadir dalam wujud ambulans yang sejatinya datang untuk menyelamatkan petugas polisi yang ditembak Will, Zach (Jackson White). Oleh Will dan Danny, Ambulans itu mereka bajak yang kemudian memicu kejar-kejaran beroktan tinggi dengan kepolisian.
Tidak perlu berpikir panjang untuk mencerna film ini. Kisahnya sungguh simple dan straight-forward, tentang perampok yang kabur dengan ambulans. Bumbunya adalah laga ala Michael Bay yang dijuluki 'Bayhem". Jika kalian mengharapkan Ambulance seperti film-film lama Bay ala The Rock, Bad Boys, dan Armageddon, you're in for a treat.
Michale Bay 'menebar' sentuhan Bayhem-nya di segala sudut film ini. Selain pada sisi car chase dan gun fight yang sangat obvious, ia juga menaruhnya di aspek-aspek medis. Upaya pertolongan darurat pada petugas yang sekarat di ambulans Will dan Danny disulap oleh Bay menjadi instrumen penggenjot tensi dari kejar-kejaran yang berlangsung. Kalian bakal merasakan ketegangannya, hingga pantat rasanya ada di ujung kursi.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, perlu kami klarifikasi bahwa banyaknya laga bukan berarti tidak ada hal yang 'manusiawi' di film ini. Hal tersebut masih ada, hadir lewat relasi kakak-adik antara Will dan Danny. Mereka ditampilkan bukan sebagai figur jahat, tetapi figur dua bersaudara yang terpojok dan butuh jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi. Penulis naskah Chris Fedak berhasil memberikan nilai lebih dalam bentuk relasi brotherhood yang kental dan saling menyayangi antara Will dan Danny.
Jake Gyllenhaal (Nightcrawler, Spiderman: Far From Home) tampil energik dalam film ini sebagai Danny. Ia over the top, meledak-ledak, dan eksentrik, menjadikan karakter Danny mengasyikkan sekaligus mengesalkan. Sementara itu, Yahya Abdul-Mateen (Aquaman, Candyman) tampil sebagai figur yang sympathetic dan conflicted yang ia tampilkan dengan apik. Penonton bakal merasakan betul kualitas kedua aktor dalam pergumulan yang dihadapi Will dan Danny.
Film ini bukan tanpa kelemahan. Beberapa di antaranya hadir dari sisi teknis yang muncul ketika Bay terlalu berlebihan dalam mendesain laganya. Beberapa pergerakan kamera, misalnya, terasa memusingkan dan tidak mulus. Apalagi, kalau kalian melihat trailernya, Bay memanfaatkan Drone FPV sebagai instrumennya untuk menghadirkan pergerakan kamera yang dinamis jika tak ingin dikatakan frantic. Untuk penonton yang sudah terbiasa menikmati film-film Bay mungkin akan permisif terhadap masalah ini.
ADVERTISEMENT
Kelemahan itu diperburuk beberapa part editing yang agak kasar. Ketidakseimbangan terlihat dari penyuntingan film ini, ada yang bagus dan ada yang kasar.
Problem teknis lainnya adalah minimnya theme score memorable ala film-film Michael Bay. Padahal, sepanjang durasi film selalu ada musik yang mengiringi sebagai latar, tapi entah kenapa tidak ada yang menempel di telinga. Meski begitu, score yang disuguhkan cukup mampu menambahkan kesan dramatis yang impresif.
Di luar berbagai kelemahan tersebut, Michael Bay sama sekali tidak mengendorkan performanya. Tata produksi, artistik, aksi dar der dor, berbagai ledakan dan adegan aksinya tetap berkualitas. Shot-shot signature-nya juga tetap diselipkan, seperti shot kamera tracking cepat saat adegan aksi, shot matahari terbenam yang cantik, bendera amerika yang berkibar adalah hal yang Michael Bay banget.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, Ambulance adalah film heist dengan adrenalin tinggi dan memiliki nilai aksi maksimal. Film Bay memang patut untuk ditonton di bioskop. Dalam 5 menit pertama, penonton akan langsung ditarik menuju konflik utama yang memacu adrenalin. Buat pecinta film action tanpa mikir, Ambulance adalah jawabnya. Film Ambulance tayang mulai hari ini, 16 Maret 2022 di bioskop Indonesia.
Fathin